Liliyana Natsir: Jangan Pernah Tunggu Momen Kemenangan

Belasan tahun dalam perjalanan pertandingan demi pertandingan, pebulu tangkis Liliyana Natsir mendapat banyak pencerahan.
Liliyana Natsir atlet bulu tangkis Indonesia. (Foto: Instagram/Liliyana Natsir)

Jakarta, (Tagar 3/1/2019) - "Jangan bersedih, karena saya tidak ke mana-mana dan tetap mendukung kalian," kata pebulu tangkis Liliyana Natsir di akun Instagramnya pasca pengumuman pengunduran dirinya dari dunia bulu tangkis.

Liliyana mengucapkan terima kasih pada keluarga, teman-teman dan masyarakat Indonesia, yang sudah setia mendukung dan mendoakan perjuangannya selama ini.

Ia berpesan pada penerusnya di dunia bulu tangkis untuk bangkit, melanjutkan tradisi emas, mengukir sejarah baru bagi Indonesia.

Baca juga: Liliyana Natsir, De Javu Akhiri Kutukan

Liliyana Natsir seorang perempuan bergaya tomboi, maskulin. Prestasinya sebagai atlet bulu tangkis membuat Presiden Joko Widodo bangga. Saat ia menyatakan pensiun dari dunia bulu tangkis, Presiden mengundangnya ke Istana Merdeka. 

Ia pensiun saat berada di puncak kejayaannya. 

Presiden Joko Widodo membuat catatan khusus untuknya di laman Facebook (29/1).

Berikut ini catatan Jokowi selengkapnya:

"Liliyana Natsir mengakhiri kariernya sebagai atlet bulu tangkis dengan sungguh indah: bertanding di final Indonesia Masters, di hadapan pendukung Indonesia sendiri di Istora Senayan, Minggu, dan disaksikan jutaan mata melalui televisi.

Liliyana sudah menggenapkan perjalanan seorang atlet dengan sempurna. Ia berlatih keras sejak kecil, meninggalkan orangtua dan kota tempat tinggalnya semenjak usia 12 tahun, dan kemudian melanglang aneka turnamen di dunia dengan membawa nama Indonesia. 

Selama 17 tahun menjadi pemain nasional, Liliyana dengan pasangan-pasangannya, telah mengantongi 52 gelar internasional, dari Kejuaraan Dunia, All England, sampai medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Hari ini, saya berkesempatan menyampaikan selamat secara langsung kepada Liliyana untuk akhir karier yang indah, dan juga selamat memulai ladang pengabdian baru bagi Indonesia.

Kepada Liliyana di Istana Merdeka, pagi tadi, saya menyampaikan pesan untuk tetap memberi motivasi kepada atlet-atlet junior penerusnya.

Terima kasih Liliyana Natsir untuk kerja keras dan prestasimu membawa nama bangsa di pentas dunia."

Liliyana NatsirAtlet bulu tangkis Liliyana Natsir (kiri) bersama Presiden Joko Widodo dan Manteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi di Istana Merdeka, 29 Januari 2019. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Liliyana Natsir juga, usai pertemuan dengan Presiden, membuat catatan di akun Instagramnya:

"Hari ini saya mendapatkan kehormatan untuk bertemu dengan Presiden Jokowi, memanfaatkan sedikit kesempatan untuk curcol semoga dikabulkan oleh beliau," kata Liliyana tanpa menjelaskan apa yang ia curcolkan.

Tidak Pernah Pakai Rok

Liliyana Natsir, anak perempuan dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis, lahir di Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985. 

Ia meninggalkan sekolah dan rumahnya sejak lulus SD, untuk bergabung ke klub PB Tangkas di Jakarta. 

Liliyana tak akan pernah lupa masa itu, juga dukungan orangtuanya.

"Mama menjadi orang pertama yang mendukung saya untuk fokus main bulu tangkis. Dulu berat banget rasanya pas pertama kali mau ditinggal mama, karena saya harus tinggal di asrama. Tapi mama selalu meyakinkan saya untuk menjalaninya dengan kuat karena dia percaya saya bisa sukses dan membanggakan," kata Liliyana dalam catatan di akun Instagramnya.

Liliyana memiliki seorang kakak perempuan bernama Calista Natsir. Dua saudara kandung perempuan ini memiliki ciri khas yang sangat berbeda. Liliyana dengan rambut pendek, sangat jarang bersolek, bahkan tidak suka. Tidak pernah terlihat di depan publik, memakai rok.

Kabarnya, Liliyana terakhir kali memakai rok ketika SD. Sementara Calista, kakaknya dengan rambut panjang, tampil sangat feminin. Keduanya juga menempuh karier berbeda. Calista menyelesaikan pendidikan tinggi hingga menjadi seorang dokter. Sementara Liliyana pendidikan formalnya hanya sekolah dasar.

Kedua orangtua mendukung pilihan Liliyana, memberikan restu pada Liliyana dengan sepenuh keyakinannya pergi ke Jakarta, masuk klub Bimantara tangkas, sekarang PB Djarum. 

Liliyana menekuni latihan dan bahkan menambah porsi latihan. Berkat ketekunannya itu, tiga tahun kemudian ia sukses masuk  pemusatan pelatihan nasional (pelatnas).

Ia berlatih keras di hall bulu tangkis Cipayung hingga berhasil mencatatkan prestasi demi prestasi. 

Gelar seorang atlet diraih Liliyana awalnya berpasangan dengan Vita Marisa untuk partai ganda putri. Kemudiaan berpasangan dengan Nova Widianto berlaga dalam perebutan Piala Sudirman pada 2003 dan 2005. 

Berikutnya ia kembali meraih penghargaan Piala Uber pada 2004 dan 2008, dan juga merebut medali perak Olimpiade Beijing 2008.

Tahun 2009 menjadi tahun terakhir untuk pasangan itu karena Nova yang sudah berusia 35 tahun, Butet lebih muda 8 tahun. 

Tidak membutuhkan waktu lama mencari pasangan barunya, dan terpilih Tontowi Ahmad atau disapa Owi. Pasangan ini cukup cepat beradaptasi sehingga mereka berhasil menjuarai turnamen Macau Open Grand Prix Gold tahun 2010.

Liliyana NatsirAtlet bulu tangkis Liliyana Natsir (kiri) bersama ibundanya, Olly Maramis (kanan). (Foto: Instagram/Liliyana Natsir)

Tahun-tahun berikutnya pasangan ini semakin kompak dalam meraih banyak gelar di antaranya juara Malaysia Open Grand Open GP Gold 2011, juara Sunrise India Open Super Series 2011, juara Swiss Open 2012, Runner Up Yonex Denmark Open 2012, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu, pasangan ini kembali membawa kebanggaan bangsa pada 2013, Owi dan Butet keluar sebagai juara dunia lewat ajang pertandingan BWF World Champhionship di Guangzhou, China. Saat itu, pasangan ganda campuran Indonesia menempati posisi ke-3 Ranking Badminton World Federation.

Lagi-lagi Liliyana berhasil merebut medali emas ganda campuran Olimpiade 2016 di Rio de Janiero, Brasil. Kehadiran mereka di Jakarta bak pahlawan. Disambut mulai dari bandara Soetta hingga pawai ke Istana Presiden.

Mengingat usianya 33 tahun, pada Indonesia Master 2019, Liliyana yang berpasangan dengan Tontowi Ahmad pada nomor ganda campuran menjadi akhir baginya untuk mendulang prestasi kembali. 

Meski hanya Runner Up, kalah dari wakil China, Zheng Siwei/Huang Yaqjong tetap berakhir indah dan melukiskan sejarah dalam dunia olahraga bulu tangkis yang mampu membawa nama bangsa hingga kancah dunia.

Meskipun Liliyana mengambil keputusan untuk berhenti dari dunia bulu tangkis, keahlian yang dimilikinya sangat diakui, sehingga dia diundang oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/1). 

Dalam kesempatan ini Jokowi menitipkan pesan kepada Liliyana untuk memberikan motivasi kepada anak-anak bangsa, membagikan pengalamannya selama hidup dalam dunia olahraga bulu tangkis. 

Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan

Belasan tahun melalui pertandingan demi pertandingan, tidak selalu menang, ada kalanya kalah, Liliyana Natsir mendapat banyak pelajaran hidup.

Berikut ini kata-kata Liliyana Natsir yang mencerahkan:

"Badminton is not only about winning, what is important to me is about my racket and playing hard, doing my best and putting up a good show for the spectator."

"Selama 13 tahun, saya telah berkolaborasi dengan berbagai pebulu tangkis terbaik demi bangsa Indonesia. Ada saatnya saya meraih kemenangan, namun tidak sedikit saya mengalami momen pahit kekalahan. Berkolaborasi untuk Indonesia bukan soal menang kalah, bukan semata soal hadiah atau imbalan tapi juga soal konsistensi, tekad dan ketulusan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia."

"Jangan pernah menunggu momen kemenangan datang pada kita, tapi kejarlah mimpi itu dengan berlatih dan terus memperbaiki diri."

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Cepat atau lambat. Siap tidak siap. Suka tidak suka. Semua akan tiba pada waktunya. Sesulit apa pun. Sesakit apa pun. Dan kita hanya bisa mengenangnya." []

Berita terkait