Yogyakarta - Liga 1 Indonesia rencananya bergulir pada 1 Oktober 2020 mendatang. Namun penyelenggaraannya bisa dihentikan setiap saat apabila ada pelanggaran protokol kesehatan. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi kandang bagi tujuh tim sepak bola yang bermain di liga kasta tertinggi di Indonesia ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menegaskan, kompetisi Liga 1 Indonesia bisa dihentikan sewaktu-waktu jika ada pelanggaran protokol kesehatan. Pasalnya, Pemda DIY dan pengelola Liga 1 Indonesia telah menyepakati soal protokol kesehatan. "Bisa dihentikan kalau melanggar ketentuan protokol kesehatan," katanya, Rabu, 23 September 2020.
Lebih lanjut ia mengatakan, pertandingan bola akan digelar tanpa penonton. Tujuannya untuk menghindari penyebaran virus corona. "Prinsipnya boleh bertanding di Yogyakarta tapi tanpa penonton," jelasnya.
Selain itu, pihaknya akan memantau penerapan protokol kesehatan di stadion. Semua orang yang terlibat, baik pemain hingga panitia wajib melakukan swab secara berkala.
Prinsipnya boleh bertanding di Yogyakarta tapi tanpa penonton.
Untuk pemain dari klub lain tidak diizinkan untuk menonton pertandingan. "Yang boleh ada di stadion hanya dua klub yang sedang berlaga," katanya.
Sebelumnya, ada dua stadion di Yogyakarta yang bakal menjadi kandang bagi tujuh klub bola yang berlaga di Liga 1 Indonesia. Dua stadion tersebut adalah Stadion Sultan Agung (SSA) di Bantul dan Stadion Maguwoharjo di Sleman.
Tiga klub yang akan bermarkas di SSA Bantul yakni Persija Jakarta, Bali United, dan PSM Makassar. Sementara PSS Sleman, Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, dan Barito Putera akan bermarkas di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Aji, sapaan akrabnya, menambahkan, kafe atau mall yang sengaja menggelar nonton bersama Liga 1 Indonesia terancam ditutup. "Tidak boleh ada kerumunan, kalau ada kerumunan akan kami tutup selama 15 hari," ujar dia. []
