Lenis Kogoya: Kabar Bohong Bikin Papua Ribut

Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya meminta warga di Papua dan Papua Barat tidak termakan kabar bohong.
Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya. (Foto: Antara)

Jakarta - Warga di Papua dan Papua Barat diminta Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya tidak terprovokasi oleh kabar bohong atau hoaks.

"Itu masyarakat harus hati-hati, karena pembohongan itu yang buat kita jadi ribut. Jadi lebih baik hati-hati dan menghindari hal itu," kata Lenis yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua ditemui di halaman Istana Negara, Jakarta pada Senin, 2 September 2019, seperti diberitakan Antara.

Jangan dapat kabar apa-apa lalu disebar langsung.

Menurut dia, masyarakat harus mengklarifikasi kabar yang tersebar melalui pembicaraan langsung, maupun media sosial kepada pihak yang paham masalah.

"Jangan dapat kabar apa-apa lalu disebar langsung. Tapi cari tahu kenyataannya dulu gitu," kata Lenis.

Lenis mengatakan, sebanyak 300 warga Papua mantan pengunjuk rasa yang sebelumnya berada di kompleks Kelurahan Numbay, Distrik Jayapura Selatan telah dipulangkan dengan selamat ke rumah masing-masing.

Mereka bersembunyi karena khawatir mendapat balasan dari masyarakat korban kerusuhan.

"Sudah, itu benar, mereka dipulangkan dan sudah selamat sampai di tempat tujuan. Mereka sudah dijemput semua," ucap Lenis terkait pemulangan ratusan warga itu ke daerah Abepura dan Waena.

Brimob Telah Tiba di Papua

Sebanyak 300 personel Brimob dari Bangka Belitung telah tiba di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Mereka sengaja dihadirkan untuk mengantisipasi adanya demonstrasi yang berujung pengerusakan objek vital pelayanan kemasyarakatan.

Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Polisi Tonny Ananda Swadaya mengatakan, personel Brimob akan membantu anggota polres yang sudah disiagakan.

"Objek vital dan fasilitas umum sudah kita amankan karena ada kekuatan Brimob 300 orang dari Bangka Belitung," katanya di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin 2 September 2019.

Ia mengatakan kepolisian tidak akan memberikan izin masyarakat melakukan demonstrasi, sebab sangat berpeluang ditunggangi kelompok separatis. Jika diizinkan, kelompok separatis akan menyusupi dan terjadi demonstrasi anarkis.

"Kami sudah sampaikan maklumat dari Kapolda untuk tidak melakukan demo, tidak membawa senjata tajam, dan tidak penyebaran hoaks. Kalau terpaksa melakukan demo saya bubarkan," ucapnya.

Tonny mengatakan kepolisian terus menangkal informasi bohong yang meresahkan masyarakat. Untuk meningkatkan pengamanan, telah disepakati untuk lakukan patroli. 

"Tadi malam sampai jam 1:30 WIT untuk mengantisipasi situasi yang ada, dan puji Tuhan hingga siang ini situasi masih kondusif," ujarnya.[]

Berita terkait
Sepak Terjang Benny Wenda, Dalang Rusuh Papua
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut sosok Benny Wenda sebagai dalang kerusuhan di Papua.
Bauzi, Suku Terasing di Papua
Papua, sebelumnya dikenal dengan nama Irian Barat atau Irian Jaya. Ada suku yang terasing bernama Bauzi, mereka terisolasi dengan kehidupan modern.
Tersangka Kerusuhan Papua Barat Jadi 20 Orang
Tersangka kerusuhan, pembakaran serta penjarahan di Papua Barat pada 19-21 Agustus 2019 bertambah menjadi 20 orang.