Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan virus Corona tipe baru atau sebutan resminya COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) tidak akan hidup atau menginfeksi orang yang imunitasnya atau kekebalan tubuhnya kuat. Sehingga, untuk mencegahnya bukan menggunakan masker tetapi dengan menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat.
“Virus ini tak akan hidup di tubuh seseorang yang imunnya kuat. Maka, mari hidup sehat, jaga kesehatan dengan makan makanan yang sehat, banyak minum multivitamin, rajin olahraga dan jauhi kegiatan yang beresiko tinggi terinfeksi virus COVID-19 (traveling ke negara epidemi). Cara ini paling preventif dan efektif (dibandingkan dengan menggunakan masker),” tuturnya, Bandung, 3 Maret 2020.
Merujuk pernyataan resmi dari Badan Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization/WHO) jelas Kang Emil, penggunaan masker hanya untuk orang yang sakit atau orang yang merawat pasien sakit atau yang berada di wilayah epidemi. Diluar kondisi tersebut WHO justru menyarankan untuk tidak menggunakan masker dengan alasan demi kesehatan orang tersebut.
“Karena apabila orang sehat masih tetap menggunakan masker justru akan meningkatkan resiko sakit atau terinfeksi virus, dan demi menjaga ketersedian stok masker,” jelas dia.
Oleh karena itu, Kang Emil mengimbau masyarakat Jawa Barat tak perlu panik memborong masker, bolak-balik ke apotek atau membeli semua stok lewat online shop yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Penggunaan masker hanya untuk orang yang sakit atau terinfeksi COVID-19 dan yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19, dan untuk yang merawat orang sakit atau terinfeksi COVID-19.
“Jadi jangan sampai gara-gara panic buying masker, orang yang sakit atau yang berisiko terinfeksi COVID-19 mau beli masker habis karena sudah diborong sama yang gak sakit. Jangan sampai orang sakit, petugasnya butuh malah tidak ada karena dibeli oleh mereka yang sebenarnya tidak membutuhkan,” jelas dia.
1. Polisi Bakal Penjarakan Penimbun Masker
Mengingat ada aksi panic buying masker yang mengakibatkan ketersedian masker di beberapa wilayah Jawa Barat kosong, dan kalaupun ada penjual justu menjual dengan harga tinggi sampai 100% kenaikannya. Pemerintah Provinsi Daerah Jawa Barat sudah meminta Kepolisian Jawa Barat untuk menindak tegas pihak-pihak yang sengaja menimbun, termasuk yang menjual masker dengan harga yang tinggi serta segala tindakan yang memanfaatkan situasi saat ini hingga banyak merugikan masyarakat.
“Saya sudah meminta polisi mengecek pabrik-pabrik masker di seluruh Jawa Barat untuk memastikan tidak ada upaya penimbunan, dan penipuan dengan memproduksi masker palsu,” tegas Kang Emil.
Ia pun menambahkan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sampai saat ini sudah mengirimkan 10 ribu masker ke Depok, dan akan melakukan prosedur yang sama (mengirimkan masker) ke wilayah-wilayah yang sangat membutuhkan.
“Kita sudah mengirim 10 ribu masker ke Kota Depok untuk disalurkan kepada tenaga kesehatan dan layanan-layanan kesehatan, dan kita akan melakukan hal yang sama ke wilayah lainnya yang membutuhkan,” ujar dia mengakhiri.
2. Di Bandung, Masker Mendadak Langka
Ditempat yang berbeda, salah satu penjaga Toko Apotek 55 yang beralamatkan di Jl. Moch Toha No. 133 Bandung sebut saja Evi mengakui masker sekali pakai sudah habis di tokonya, dan kalaupun ada harus memesan terlebih dahulu dengan harga yang tinggi atau naiknya hampir 100% dari harga normal.
“Masker biasa yang sekali pakai sudah habis, kalau ada itu harganya sudah mahal,” tuturnya.
Hal yang sama pun terjadi untuk harga masker kain kata dia, yang biasa dijual Rp 5.000 per satuanya sekarang menjadi Rp 10.000 persatuannya. Selain itu, kenaikan pun terjadi untuk berbagai jenis produk hand sanitizer dan desinfektan hampir rerata naik 100% dengan stok yang terbatas.
“Semua produk kebersihan (hand sanitizer dan desinfektan) naik sejak pengumuman 2 orang WNI asal Depok positif COVID-19. Setelah itu, semua harga naik dari distributornya. Alasan mereka (distributor) sih karena banyaknya permintaan, alasan lain (menimbun) itu saya kurang tahu, yang jelas kita tak menimbun,” tegas dia. []