Tanah Datar - Sesosok mayat lelaki ditemukan membusuk di sebuah bangunan tak layak huni di depan SPBU Simpang Kiambang, Nagari Lima Kaum, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu 5 April 2020.
Mayat itu diketahui bernama Jamalus, 65 tahun, seorang warga sekitar yang diduga mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini dibenarkan Kapolsek Lima Kaum Iptu Aditiawarman.
Korban tidak dimandikan layaknya jenazah wafat biasa. Dia dimakamkan layaknya pasien positif corona.
Dia mendapat laporan penemuan mayat itu pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB. Setelah itu, pihaknya melaporkan hal tersebut ke Kabag Ops Polres Tanah Datar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (covid-19).
"Kabag Ops meminta saya mengamankan TKP dan saya ke sana bersama tiga orang anggota dari Polsek," katanya, kepada Tagar, Minggu, 5 April 2020 malam.
Sembari ke lokasi kejadian, pihaknya juga mengabarkan kejadian tersebut kepada pihak nagari dan kecamatan setempat. Setelah berada di lokasi, Camat Lima Kaum menghubungi pihak puskesmas untuk berdiskusi tentang pemakaman jenazah tersebut.
Lantas, pihak puskesmas menyarankan mayat itu dimakamkan seperti jenazah biasa. Namun, sejumlah tokoh masyarakat mengusulkan agar Camat kembali memastikan ke pihak puskesmas agar tidak salah mengambil langkah dalam situasi pandemi corona saat ini.
"Baru petugas puskesmas datang ke lokasi dengan pakaian lengkap seperti penanganan virus corona untuk berjaga-jaga mencegah penularan virus itu," katanya.
Menurut Kapolsek, bau jasad itu sendiri sudah tercium dari jarak 100 meter. Dari keterangan medis, lelaki tua itu sudah meninggal dunia selama lima hari. Setelah dikafani, jenazah dibungkus ke ke dalam kantong mayat hingga dibawa ambulance ke lokasi pemakaman.
Selain itu, yang terlibat dalam pemakaman tersebut hanya tim medis dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap didampingi sejumlah kerabat Jamalus dari jauh.
"Korban tidak dimandikan layaknya jenazah wafat biasa. Hal itu untuk mengantisipasi penularan virus dan dia dimakamkan layaknya pasien positif corona. Itu diputuskan setelah meminta pendapat tokoh agama setempat," katanya.
Dari informasi yang diterima polisi, pria lansia itu selama ini memang tinggal di sebuah bangunan tak layak huni tempatnya meninggal dunia. Untuk makan sehari-hari, dia diantarkan makanan oleh kerabat keluarganya.
Sebelum meninggal, Jamalus juga dilaporkan sering menenteng parang, namun dia tidak menggangggu atau pun menyerang warga. []