Langkah Jokowi Berlabuh di Kaltim

Ilustrasi: Lokasi ibu kota baru di Kab Paser Penajam dan Kab Kutai Kartanegara (Sumber: Istagram Jokowi)
Kantor Polres Jeneponto (Foto: Tagar/Ardi Ansah)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggaungkan rencana memindahkan ibu kota (Jakarta) ke luar Pulau Jawa, Pulau Kalimantan pun jadi tumpuan harapan. Apalagi selalu dikait-kaitkan dengan Bung Karno yang dikabarkan pernah merencanakan memindahkan ibu kota ke Palangkaraya di Kalimantan Tengah (Kalteng) karena diajak tokoh yang jadi Gubernur Kalteng Tjilik Riwut.

Bagi Jokowi kota yang dijadikan ibu kota dan pusat pemerintahan tidak sekadar simbol identitas bangsa, tapi juga merupakan representasi kemajuan bangsa.

Setelah Jokowi memutuskan untuk memindahkan ibu kota, langkah selanjutnya adalah mencari lokasi yang cocok untuk ibu kota. Semua mata tertuju pada langkah Jokowi yang beberapa kali meninjau tempat atau lokasi calon ibu kota. 

Sejak Mei 2019 Jokowi mengunjungi tiga lokasi di Kalteng. Ada tiga lokasi yang dikunjungi Jokowi sebagai bagian dari mencari tempat yang paling cocok untuk areal membangun kota baru sebagai ibu kota negara. Tiga tempat yang dikunjungi Jokowi adalah Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas. Ada yang menyebut tiga daerah ini sebagai ‘kawasan segitiga emas’

Tapi, langkah pertama Jokowi justru ke Bukit Soeharto di Semboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan infrastruktur, seperti jalan bahkan jalan tol yang sedang dibangun, bandara dan pelabuhan sudah tersedia.

Lokasi ini ada di jalur jalan tol Samarinda-Balikpapan. Dekat dengan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan dan Pelabuhan Semayang sehingga mengurangi biaya pembangunan infrastruktur. Tempat yang dikunjungi Jokowi itu dikenal sebagai Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dengan luas 61.850 hektar. Ada pula hutan penelitian Unmul, hutan pendidikan, taman wisata, kawasan safari, Wanariset Samboja, dan tempat perkembahan pramuka.

Langkah Jokowi tidak berhenti di situ. Selanjutnya tanggal 8 Mei 2019 Jokowi mengunjungi Gunung Mas, sebuah kabupaten baru di Kalteng yang hasil pemekaran Kabupaten Kapuas tahun 2002. Kabupaten ini luasnya 10.804 kilometer persegi dengan penduduk 109.947 jiwa.

Kepada wartawan Jokowi mengatakan lahan yang tersedia luas, bahkan 300.000 hektar pun tersedia. Gunung Mas terletak di dataran tinggi pada ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.

Kunjungan Jokowi ke dua lokasi itu menambah kotak ‘teka-teki’ dan membingungkan spekulan tanah. Mana yang akan dipilih Jokowi?

Teka-teki belum terjawab, Jokowi kembali mengayunkan langkah ke sebuah lokasi yang bisa dihubungkan dengan segitiga yaitu Kota Palangkaraya-Kabupaten Katingan-Kabupaten Gunung Mas pada tanggal 8 Mei 2019. Lokasi ini dikenal sebagai ‘kawasan segitiga Kalten’ yang juga disebut ‘kawasan segitiga mas’.

Pemprov Kalteng sudah menyiapkan lahan seluas 300.000 hektar dengan kontur datar sebagai lahan untuk ibu kota. Jokowi pun mengatakan dari aspek luas lahan lokasi ini yang paling pas jika dibandingkan dengan lokasi pertama (Bukit Soeharto) dan kedua (Gunung Mas).

Jokowi pun mengatakan lokasi yang akan dipilih ada di antara tiga provinsi ini, yaitu: Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. ‘Teka-teki’ pun kian sulit ditebak jawabannya karena sekarang ada tiga lokasi yang sudah dikunjungi Jokowi dengan keunggulan masing-masing. 

Dalam pidato di Sidang Bersama DPD-DPR tanggal 16 Agustus 2019 Jokowi minta izin kepada parlemen untuk memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan. Dalam pidatonya Jokowi mengatakan: "Pada kesempatan yang bersejarah ini, dengan memohon ridha Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari bapak ibu anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa, terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan."

Lagi-lagi masyarakat hanya bisa menebak di provinsi mana kelak Jokowi akan berlabuh. Spekulan pun kian bingung.

Ketika spekulasi terus memuncak, pada hari Senin tanggal 26 Agustus 2019 Jokowi mengumumkan lokasi calon ibu kota baru. Ternyata yang dipilih Jokowi berdasaran kajian mendalam dari berbagai aspek ada di Kaltim yaitu: Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku Semoi, Kabupaten Penajam Pasir Utara.

Ini jauh dari spekulasi yang beredar berdasarkan kunjungan Jokowi ke dua lokasi di Kalteng dan satu lokasi di Kaltim. Yang jelas teka-teki terjawab dan spekulasi pun sampai di ujung. Pembangungan sarana dan prasarana selama empat tahun dengan biaya Rp 466 triliun, 19 persen di antaranya dana dari APBN dalam bentuk multi years sehingga tidak membebani APBN. Dana lain dari kerja sama pemerintah dan badan usaha serta investasi langsung swasta dan BUMN.

Jika dimulai akhir tahun 2020, maka pembangunan ibu kota baru selama empat tahun akan berakhir pada tahun 2020. Itu artinya bisa jadi Jokowi tidak (akan) berkantor di ibu kota (yang) baru itu. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
PUPR dan Bappenas Rancang Perumahan di Ibu Kota Baru
Kementerian PUPR masih menunggu konsep dari Bappenas untuk merancang perumahan di ibu kota baru.
DPR Minta Jokowi Transparan Soal Pemindahan Ibu Kota
Komisi II DPR meminta rincian jelas soal pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Ibu Kota ke Kalimantan, Jokowi Disarankan Lakukan Ini?
Peneliti bidang sosial The Indonesian Institute Center for Public Policy, Vunny sebut Jokowi perlu bentuk Badan Otorita Pengelola pindah ibu kota.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.