Langkah Cepat Kementan Stabilkan Pasokan dan Harga Kedelai

Kementan gerak cepat menstabilkan pasokan dan harga kedelai dalam 100 hari pertama agar pengrajin tempe dan tahu dapat terus berproduksi.
Gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai Kementan. (Foto:Tagar/Kementan)

Kendal - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) gerak cepat menstabilkan pasokan dan harga kedelai agar pengrajin tempe dan tahu dapat terus berproduksi. Langkah cepat dalam 100 hari pertama, adalah memastikan ketersediaan kedelai harus aman dan tidak terganggu.

Dalam 100 hari kedepan kita mendekatkan distributor dengan pengrajin tempe tahu sehingga harga kedelai bisa 8500 di tingkat pengrajin.

Oleh sebab itu, Kementan terus mendorong gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai, yang telah dilaunching di Jakarta oleh Mentan SYL pada Kamis, 7 Januari 2021. Mekanisme penyalurannya dilakukan dengan menggandeng asosiasi importir yang menjual ke pengrajin dengan harga kedelai Rp8.500 per kg.

“Harapannya para pengrajin ini bisa tetap berproduksi, memang ada kenaikan, dulu harga kedelai 7000/kg, kemudian naik sampai 9000 bahkan lebih, dan kini disepakati menjadi 8.500,” ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi  dalam gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai Jawa Tengah, di Kendal, pada Jumat, 8 Januari 2021.

Agung menjelaskan, upaya ini sesuai arahan Presiden Jokowi kepada Menteri Pertanian. Sebab, selain langkah cepat dalam 100 hari untuk stabilisasi pasokan dan harga kedelai, juga diikuti dengan upaya peningkatan produksi dan ketersediaan kedelai dalam negeri. Sehingga untuk selanjutnya, kebutuhan kedelai dapat disuplai secara mandiri.

“Dalam 100 hari kedepan kita mendekatkan distributor dengan pengrajin tempe tahu sehingga harga kedelai bisa 8500 di tingkat pengrajin, yang kedua Kementan akan menggenjot produksi kedelai lokal, yang ketiga adalah menjadikan kedelai sebagai suatu komoditas yang kita monitor keberadaannya, harganya dan sebagainya” sebut Agung.

Harga jual kedelai dari importir ke pengrajin sebesar Rp8.500/kg, menurutnya adalah kesepakatan untuk 100 hari kedepan. 

“Kenapa 100 hari, karena dalam 100 hari kedepan kita sedang mempersiapkan benih, kita tahu bahwa importir masih punya stok kedelai dan ini bisa kita gunakan dalam 100 hari ke depan," tegasnya.

Agung berharap, dengan harga kesepakatan tersebut, importir tidak dirugikan dan dapat disebut sebagai sharing profit. Sementara pada saat yang sama, pengrajin tidak perlu memperkecil ukuran tempe dan tahunya. Sebab, meski ada kenaikan harga tetapi nilainya tidak terlalu besar.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Puskopti Jawa Tengah, Sutrisno menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti kesepakatan asosiasi importir dengan Gakoptindo,

"Gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai ini kami sambut baik, dan kami siap laksanakan sesuai kesepakatan," sebutnya.

Adapun pengrajin tahu tempe Kendal berharap, kesepakatan harga jual kedelai ini berdampak positif terhadap stabilitas harga tahu dan tempe, karena gejolak harga ini merugikan produsen tahu tempe.

Menurut mereka, hal ini merupakan suatu harapan yang baik. Para pengrajin berharap gerakan stabilitas pasokan dan harga kedelai bisa memberikan dampak positif bagi kelangsungan produksi mereka. []

Berita terkait
Kementan Sebutkan 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar RI
Kementerian Pertanian menyebutkan 10 Provinsi sebagai Produsen Jangung terbesar di Tanah Air diantaranya Jatim, Jateng dan Lampung.
2021 Kementan Lipatgandakan Produksi Kedelai Nasional
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya akan fokus melipatgandakan produksi kedelai dalam negeri pada tahun 2021.
Kementan Segera Tingkatkan Produksi Kedelai Lokal
Kementerian Pertanian berkomitmen meningkatkan produksi kedelai dalam negeri secepatnya sebab kebutuhan kedelai setiap tahunnya makin bertambah.
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas