Lagi Jadi Sorotan Foto Syur, Ini Lima Fakta Ali Mochtar Ngabalin

Ali Mochtar Ngabalin dikenal sebagai mantan politisi Partai Golkar, yang mampu memainkan peran sebagai orator andal.
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Gemilang Isromi)

Jakarta, Tagar (3/4/2019) - Ali Mochtar Ngabalin mantan politisi Partai Golkar, mampu memainkan peran sebagai orator andal dengan gaya khas bicaranya yang meledak-ledak kala melancarkan perang urat syaraf.

Saat ini, pria bersorban itu duduk pada jabatan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Disementasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP).

Pada masa lampau, Ngabalin dikenal sebagai pembela garis keras Prabowo Subianto saat Pilpres 2014, yang belakangan membelot ke poros pendukung capres petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui pedasnya lidah Ngabalin mampu menohok pihak lawan. Berikut fakta kontroversi Ali Mochtar Ngabalin yang kerap berseteru dengan lawan politik :

1. Tuding Jokowi-Jusuf Kalla adalah manusia otoriter

Ali Mochtar Ngabalin menegaskan, Kubu Prabowo menghormati keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memenangkan Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Namun dia tetap tidak mau menerima kenyataan bila mantan Gubernur DKI Jakarta, naik jabatan menjadi R1. Dia meyakini Tuhan tidak tidur dan melihat keadilan di Indonesia.

Pria kelahiran Fakfak, Papua, menuding Jokowi-JK adalah manusia otoriter. Dia menyerukan kepada 67 juta pendukung Prabowo-Hatta untuk selalu setia dan tetap mendukung capres-cawapres yang dibelanya.

"Jokowi dan Jusuf Kalla manusia otoriter, mari kita menggunakan kekuatan 67 juta rakyat Indonesia menjadi penguat seimbang," ujarnya.

Sebelumnya mantan politikus Golkar ini juga mendesak Tuhan agar berpihak pada perjuangan Prabowo-Hatta.

2. Bersitegang dengan Marzuki Darusman di DPR

Saat duduk di kursi DPR, Ali Mochtar Ngabalin sempat bersitegang dengan Marzuki Darusman karena bersahut-sahutan interupsi.

Ngabalin sempat menggedor gelas di atas meja. Airnya tumpah, namun gelasnya tidak pecah.

Perseteruan antara Ngabalin dengan Darusman disebabkan, keduanya melakukan interupsi setelah anggota Dewan Pengawas TVRI Robik Mukav menyatakan secara tegas bahwa dirinya mendukung perombakan direksi TVRI.

Ngabalin menginginkan Robik Mukav menghentikan pernyataannya, karena ia nilai tidak etis. Bagi dia, suara anggota Dewan Pengawas tidak boleh dilakukan secara personal, tapi harus bermusyawarah.  

Di sisi lain, Marzuki Darusman punya pendapat berbeda dan meminta Robik Mukav untuk meneruskan pernyataannya.

3. Susilo Bambang Yudhoyono menjadi budak dan kacung

Ali Mochtar Ngabalin pernah menjadi pembicara dalam diskusi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menuturkan soal konsep khilafah.

Ngabalin mengungkap sejumlah persoalan termasuk menyoroti mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ia anggap sebagai budak dan kacung yang tidak beriman.

Dalam video yang diunggah oleh akun YouTube 'Hasmin Roy', Ngabalin mengatakan,

"Jangan keliru, jadi bullshit bicara soal kemerdekaan kalau kita tidak menggunakan konsep-konsep ilahiah yang harus diterapkan di negeri ini," kata Ngabalin.

"Biarlah SBY menjadi budak dan kacung, jangan kita-kita yang beriman ini, dia tidak beriman kan," sambungnya.

4. Pidato kebangsaan Prabowo menggunakan data bohong, data sampah

Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menuding pidato Prabowo yang bertema Indonesia Menang penuh dengan data bohong. Menurutnya ucapan capres nomor urut 02 hanya membuat masyarakat risau.

"Satu hal yang paling mendasar, yang sangat penting, itu adalah berita-berita bohong, data-data yang tidak benar, data-data yang sampah," kata Ngabalin di Kantor Staf Presiden, Jakarta (15/1).

Menurutnya, ingin merebut kekuasaan adalah hal yang lumrah sepanjang tidak menyampaikan data yang salah.

Pada pidato tersebut Prabowo menyampaikan kritik tajamnya pada program pemerintah dari sektor sosial sampai ekonomi. Menurut mantan suami Titiek Soeharto, pemerintah tidak perhatian pada rakyat karena masih ada warga yang susah makan, miskin dan banyak menganggur.

Prabowo juga mengkritik soal kebijakan impor gula dan beras yang dilakukan Presiden Joko Widodo saat musim panen.

"Mau berkuasa itu normal, tapi jangan kebelet menggunakan data-data yang tidak benar, data-data yang bohong, data-data yang hoaks," tegas Ngabalin.

5. Amien Rais ngomongnya kayak comberan

Komisarials Angkasa Pura I Ali Mochtar Ngabalin meminta PAN tidak bergabung dalam koalisi pendukung Jokowi pada Pilpres 2019.

Ngabalin mengungkit sosok Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang kerap mengkritik Jokowi.

"Dari awal kan kayak Pak Amien Rais ngomong-nya kayak comberan. Hari-hari maki orang, hari-hari menyebutkan tidak ada baiknya Jokowi, tidak ada baiknya pemerintah. Kalau Anda sebut pemerintah itu tidak benar, berarti Anda kirim orang salah. Kan pemerintahan itu ada wakilnya PAN. Jadi sudah deh, nggak usah," ujar Ngabalin di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. []

Berita terkait