Kurangi Rapat di Hotel, Menkeu Sri Mulyani: Hemat Anggaran Ratusan Miliar

Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin, 5 September 2022.
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan pernyataan perihal pengalihan subsidi BBM, 3 September 2022, di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: setkab.go.id/BPMI Setpres/Lukas)

TAGAR.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pihaknya berhasil menghemat anggaran hingga Rp 161,7 miliar lantaran mengurangi rapat kerja di hotel.

Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin, 5 September 2022.

"Implementasi kebijakan meeting secara daring atau hybrid terjadi penurunan anggaran konsumsi rapat dan ATK/percetakan bahan rapat dari tahun anggaran 2019 sampai 2022 sebagai dampak shifting kegiatan fisik ke daring," katanya.

Sekretaris Kementerian Keuangan Heru Pambudi menjelaskan, shifting belanja non prioritas dilakukan karena terjadi perubahan cara kerja.

Misalnya saja, kata Heru adalah perjalanan dinas yang drastis dipotong oleh Kementerian Keuangan, juga anggaran konsinyering yang dipotong, karena dilakukan secara online.

Selain itu, kata Heru, Kementerian Keuangan juga melakukan automasi sehingga cara kerja menjadi lebih mudah. Efisiensi digeser ke beberapa hal yang memerlukan perbaikan.

"Paling sederhana misalnya, kalau sebelumnya rapat di hotel dan sekarang di balai diklat. Efisiensi dari penurunan biaya rapat bisa kita shifting untuk perbaikan kamar di balai diklat pelatihan," paparnya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Menteri Keuangan Negara G7 Sepakat Bikin Batasan Harga Minyak Rusia
Para menteri keuangan dari negara-negara industri terkemuka G7 sepakat membatasi harga minyak yang dijual Rusia di pasar global
Eksodus Warga Bisa Ancam Status Kota Keuangan Global Hong Kong
Lebih dari 113.000 penduduk meninggalkan wilayah itu tahun lalu, sehingga jumlah populasi turun 1,6%, penurunan terbesar di Hong Kong
Organisasi Amal Turn2us Bantu Warga Inggris Atasi Kesulitan Keuangan
Dengan inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun di Inggris, banyak keluarga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari