Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad menyampaikan, pemerintah menghargai upaya berbagai pihak yang sedang mencari tahu kehalalan vaksin Covid-19.
Meski begitu, ia mengharapkan masyarakat jangan mudah terprovokasi terhadap gelombang penolakan vaksin, sebelum ada pernyataan resmi dari lembaga terkait.
Pada prinsipnya segala sesuatu yang masuk dan dikonsumsi umat Islam sangat penting memastikan kehalalan.
Lebih lanjut kata Rumadi, pemerintah melibatkan berbagai organisasi keagamaan untuk memastikan informasi valid tentang vaksin Covid-19 yang rencananya akan divaksinasi massal pada Desember 2020.
Baca juga: Berapa Jam Antibodi Muncul Setelah Disuntik Vaksin Corona?
"Pemerintah ingin ada keterbukaan informasi terkait produksi vaksin," kata Rumadi Ahmad melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar, Kamis, 5 November 2020.
Menurutnya, vaksin merupakan ikhtiar atau cara untuk mencegah, bahkan mengobati penyakit. Oleh karena itu, lanjut dia, berbagai riset untuk mencari vaksin pemutus mata rantai wabah menular itu perlu didukung, karena pada dasarnya sejalan dengan apa yang diajarkan rasulullah.
“Kata Rasul, Likulli da’in dawaa’ atau setiap penyakit pasti ada obatnya. Namun, obat harus diupayakan dan dicari, tidak datang dengan sendirinya," ucap Rumadi.
Baca juga: Dokter Jelaskan Hal yang Ditakutkan Setelah Disuntik Vaksin
Ketua Lajnah Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (LAKPESDAM) Nahdlatul Ulama (NU) ini pun meyakini, para ulama mempunyai perangkat keilmuan, juga kearifan untuk tidak menghalangi penggunaan vaksin apabila sudah tersedia termasuk memastikan kehalalannya.
"Pada prinsipnya segala sesuatu yang masuk dan dikonsumsi umat Islam sangat penting memastikan kehalalan. Tapi dalam keadaan darurat, jika belum ada obat yang lain, Islam tidak melarang mengkonsumsi obat tersebut," tuturnya. []