Manggarai Timur - Temuan gantung diri siswi SMAN 5 Poco Ranaka Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur benar-benar tak disangka keluarga besarnya. Kejadian itu membuat duka dan syok kedua orang tuanya, ayah EJ, 48 tahun dan ibu ES, 40 tahun.
Gadis usia 16 tahun itu ditemukan meninggal dunia dalam kondisi gantung diri di dalam salah satu kamar di rumah orang tuanya di perkampungan Poco Ranaka, Sabtu, 1 Agustus 2020, sekira pukul 08.00 Wita.
Beberapa hari sebelumnya AC tidak pernah bangun terlambat. Karena korban belum bangun, maka ibunya meminta agar ayah korban membangunkannya
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Manggarai Timur, Inspektur Polisi Satu Deddy S Karamoy membenarkan kejadian nahas tersebut. Ia mengisahkan kejadian bermula ketika ES meminta suaminya EJ untuk membangun putri mereka.
Kebiasaan bangun terlambat itu tidak seperti lazimnya. Sehingga menjadi perhatian sang ibu untuk mengecek kondisi AC.
"Beberapa hari sebelumnya AC tidak pernah bangun terlambat. Karena korban belum bangun, maka ibunya meminta agar ayah korban membangunkannya," ujar dia.
Ia melanjutkan, selanjutnya ayah korban mengetuk hingga menggedor pintu kamar yang terkunci dari dalam. Namun karena tidak ada respons dari korban, EJ mulai cemas dan curiga, sehingga langsung naik ke atas loteng untuk bisa masuk ke dalam kamar.
"Pada saat itu ayah kandung korban melihat buah hatinya dalam posisi tergantung dengan menggunakan tali nilon warna hijau," katanya.
Melihat peristiwa itu, EJ berteriak sambil turun dari atas loteng dan mengambil sebuah linggis untuk mencungkil pintu kamar korban. Setelah pintu kamar terbuka ayah korban dibantu tetangga langsung menurunkan korban.
Baca juga:
- Pemuda Bone Tewas Tergantung di Pohon Mangga
- Penyebab Kades di Mamasa Gantung Diri Masih Misteri
- Usai Makan Malam, IRT di Matim NTT Gantung Diri
Usia diturunkan, korban dilarikan RSUD Ruteng untuk perawatan dan pengecekan jenazah atau visum luar. Sekitar Pukul 13.30 Wita, pihak keluarga membawa korban kembali ke rumah duka untuk disemayamkan.
"Pada saat kejadian korban mengenakan baju kaos bundar berwarna hijau muda. Switer lengan panjang berwarna hitam dan celana panjang olahraga warna coklat muda," ucapnya.
Deddy menambahkan siswi yang lahir pada 26 November 2004 tersebut dikenal sebagai anak yang baik. Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, korban selama ini tidak ada masalah dengan siapapun.
"Keluarga menerima kejadian ini dengan ikhlas dan sebagai musibah. Keluarga korban juga sudah membuat surat pernyataan menolak untuk diautopsi," ujarnya. []