Krisis Ukraina Mengakibatkan Harga Minyak Asia Naik 2 Dolar

Para produsen utama kini berupaya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan untuk membantu menurunkan harga minyak.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Rusia kini semakin gencar melakukan penyerangan terhadap Ukraina, alhasil krisis terjadi di negara tersebut. Saat ini, produsen-produsen minyak utama juga harus berjuang untuk memproduksi kuota yang ditentukan berdasarkan perjanjian pasokan di tengah harga minyak yang  melonjak sekitar dua dolar di perdagangan Asia pada Senin pagi, 21 Maret 2022.

Saat ini, harga minyak mentah berjangka Brent dilaporkan naik 1,96 dolar AS atau 1,8 persen. Pada pukul 00.39 GMT,  harga minyak diperdagangkan seharga 109,89 dolar AS per barel, atau naik  1,2 persen dibandingkan pada perdagangan sebelumnya,  Jumat, 18 Maret 2022.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 2,09 dolar AS atau 2,0 persen, dan kini diperdangkan di angka 106,79 dolar AS per barel, atau naik 1,7 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya, Jumat, 18 Maret 2022.

Kenaikan harga minya terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vershchuk pada pagi ini mengatakan bahwa tidak ada kemungkinan pasukan Ukraina akan menyerah di kota pelabuhan Mariupol Timur yang terkepung.

Hal tersebut menandakan konflik Rusia-Ukraina  akan sedikit mereda, dan para produsen minyak akan kembali fokus untuk mempelajari apakah pasar akan mampu menggantikan barel Rusia yang terkena sanksi?

"Pasar terus khawatir tentang gangguan pasokan, dengan data menunjukkan bahwa itu sudah berdampak," demikian yang dikatakan analis ANZ dalam sebuah catatan.

Terikini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia (OPEC +) menunjukkan beberapa produsen masih kurang dari kuota pasokan yang disepakati, karena terget produksi yang mereka tetapkan meleset dari target produksinya, yaitu lebih dari 1 juta barel per hari (bph) pada Februari 2022.

melaporkan, tiga sumber Reuters melaporkan, tiga sumber mengatakan, mereka sedang berupaya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan karena mereka mengurangi pemotongan tajam yang dibuat pada 2020.

Sejauh ini, dua negara OPEC yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi secara instan, yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab,  menolak seruan dari negara-negara konsumen utama untuk meningkatkan produksi lebih cepat untuk membantu menurunkan harga minyak.

Melihat prospek pasokan yang buruk dan harga yang tinggi, pada Jumat, 18 Maret 2022,  Badan Energi Internasional menguraikan cara-cara untuk memotong penggunaan minyak sebesar 2,7 juta barel per hari dalam empat bulan - termasuk pengumpulan mobil, batas kecepatan yang lebih rendah dan transportasi umum yang lebih murah.

Menurut mereka, hal itu akan membantu mengimbangi 3 juta barel per hari minyak mentah Rusia dan produk yang diperkirakan IEA akan keluar dari pasar pada April 2022. []


Baca Juga

Amerika dan Sekutu Eropa Siapkan Sanksi Terhadap Rusia

Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia

Sanksi Keuangan Jadi Salah Satu Pilihan untuk Hukum Rusia

Jerman Akan Jatuhkan Sanksi Jika Rusia Invasi Ukraina



Berita terkait
Dampak Pelarangan Impor Minyak Rusia Bagi Dunia
Wacana mengenai kemungkinan AS akan melarang impor minyak mentah dari Rusia telah memicu lonjakan harga minyak menta
Harga Minyak Dunia Akan Melambung ke Angka 300 Dolar AS
Negara-negara Barat akan menghadapi kemungkinan harga minyak meroket melebihi 300 dolar AS per barel
Khawatir Penyebaran Omicron, Minyak Dunia Kembali Melemah
Di tengah penyebaran virus Omicron, harga perdagangan minyak mentah dunia pada Senin, 13 Desember 2021, waktu Amerika Serikat pasalnya melemah.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.