KPUD Sayangkan Partisipasi IRT Sangat Rendah di Jabar

Bercermin dari data pemilihan umum sebelumnya angka partisipasi rata-rata secara umum masih diangka 70%.
Komisioner Bidang SDM dan Partisipasi Masyarakat, Nina Yuningsih saat menyerahkan APK dan BK kepada tim paslon Hasanah, beberapa waktu lalu. (fit)

Bandung, (Tagar 7/3/2018) – Komisi Pemilihan Umum Daerah (DPRD) Jawa Barat menyebutkan tingkat partisipasi pemilih perempuan masih rendah di bawah pemilih laki-laki yaitu, hanya 30% atau sekitar 16.582 orang, dan terbanyak di pemilih kalangan IRT atau Ibu Rumah Tangga.

"Tingkat partisipasi Pemilu sebelumnya masih rendah dan dikontribusi oleh pemilih perempuan yang tertinggi," tutur Komisioner KPUD Jabar Bidang SDM dan Partisipasi Masyarakat, Nina Yuningsih kepada Tagar saat dihubungi, Bandung, Rabu (7/3/2018).

Lebih lanjut, Nina melanjutkan, bercermin dari data pemilihan umum sebelumnya angka partisipasi rata-rata secara umum masih diangka 70%, dimana Kota Depok menjadi daerah terendah tingkat partisipasinya masih diangka 50 sampai 60%.

"Tapi ada juga daerah yang tertinggi angka partisipasinya (secara umum) yaitu ada di Pangandaran sampai 80%, tapi yang lain (daerah lain) kebanyakan masih diangka 60 sampai 70%, jadi kami rata-ratakan untuk seluruh daerah di Jabar angka partisipasinya di angka 70% saja," jelasnya.

Apabila dikerucutkan kembali terang dia, dari data diatas menunjukkan angka partipasi pemilih di kalangan pemilih perempuan masih rendah sekitar 30%, dan ini yang akan Kita tingkatkan terus agar angka pemilih perempuan terus terkerek naik melalui sosialisasi yang akan dilakukan oleh KPUD Jabar dengan berbagai metode.

"Melihat data seperti itu (angka partisipasi pemilih perempuan yang rendah) tentu menjadi kekhawatiran Kami, karena meskipun dari sisi jumlah pemilih perempuan banyak meskipun ada selisih dengan pemilih laki-laki tetapi sedikit dan diperebutkan tetapi angka partisipasinya rendah," keluhnya.

Pemilih Perempuan Terutama IRT Kurang Agresif

Adapun dari data yang dihimpun dilapangan (data Pemilu sebelumnya), salah satu faktor yang menyebabkan angka partisipasi perempuan terendah terutama kalangan IRT karena akses informasi yang terbatas.

"Dimana pemilih perempuan dinilai kurang agresif untuk mencari informasi mengenai Pemilihan Umum dibandingkan dengan pemilih perempuan dari kalangan milineal bahkan pemilih laki-laki," tegasnya.

Padahal era saat ini dan Pemilu sebelumnya sudah memasuki zaman digital atau internet. Sehingga seharusnya penggunaan internet lebih banyak digunakan untuk mencari informasi yang bermanfaat salah satunya Pemilihan Umum bukan untuk gosif.

Artinya, pemanfaatan internet salah satunya media sosial tidak banyak dimanfaatkan oleh pemilih perempuan di perkotaan.

"Internet atau media sosial ini tidak banyak digunakan untuk mencari informasi mengenai Pemilu tetapi untuk hal lainnya," terangnya.

Selain itu, faktor lainnya adalah pemilih perempuan di pedesaan yang rerata berprofesi IRT atau Ibu Rumah Tangga yang memang kurang peduli terhadap kontestasi Pemilu ini. Ditambah dengan kemelekan politik dan internet yang masih rendah dibawah pemilih laki-laki menambah peliknya persoalan rendahnya pemilih perempuan di Jabar ini.

Pemilih perempuan di desa dan perkotaan permasalahannya hampir sama, dari sikap kurang peduli atas Pemilu dan kemelekan politik hingga internet," ungkapnya. (fit)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.