KPRI Gustamor Tahan Uang Simpanan Pensiunan Guru

Guru SD Purna Bakti se-Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara terus mencari keadilan, karena hak mereka belum dibayarkan
Kantor KPRI Gustamor terlihat tutup dan berdebu. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Deli Serdang - Guru SD Purna Bakti se-Kecamatan Tanjung Morawa,  Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara terus mencari keadilan karena hak mereka belum belum juga diberikan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Guru Sejahtera Kecamatan Tanjung Morawa atau (Gustamor).

Itu ditegaskan oleh mantan guru, yang enggan menyebut identitasnya, kepada Tagar News Rabu 28 Agustus 2019. Dia juga mengaku akan melaporkan dugaan penggelapan uang simpan pinjam yang dilakukan oleh pengurus KPRI Gustamor.

"Kalau uang simpanan kami (guru pensiun) yang ada di KPRI Gustamor tidak diberikan, maka kami akan melaporkan kasus ini kepada pihak penegak hukum. Selama kami aktif sebagai guru, gaji kami selalu dipotong, sudah ada puluhan tahun gaji kami dipotong untuk simpanan disini," kata pensiunan guru.

Menurutnya, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Kabupaten Deli Serdang tidak bisa mengelak dan mengatakan bahwa KPRI Gustamor dalam keadaan bermasalah setelah dijabat oleh MAB selaku ketua, RP selaku Sekretaris dan KH selaku bendahara. Sebab, setelah jabatan dipegang mereka, kondisi KPRI Gustamor dalam keadaan sehat.

"Dulunya, sekira tahun 2010 KPRI Gustamor masih sehat, seluruh anggota banyak yang melakukan pinjaman dalam bentuk barang, tapi semenjak dijabat mereka (MAB, RP dan KH) kondisi koperasi jadi sepi. Bahkan sampai hari ini, hak kami, uang simpanan kami yang ada dikoperasi tidak dicairkan juga, seharusnya setelah kami pensiun, uang kami itu langsung diberikan," ujar pensiunan guru beralamat di Kecamatan Tanjung Morawa.

Pensiunan guru sudah berulang kali mendatangi kantor Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi dan bahkan ke kantor Bupati Kabupaten Deli Serdang. Akan tetapi perjuangan mereka kandas.

"Kami sudah berulang kami kesana, tapi belum membuahkan hasil, bahkan kami juga sudah berulang kali ke Kantor KPRI Gustamor, tapi kantornya selalu tutup. Kemudian, jika kantor buka, pengurus KPRI Gustamor selalu mengatakan tidak ada uang. Kami berharap agar Bapak Bupati peduli dengan kami, kami meminta hak kami, itu uang kami yang disimpan selama kami masih mengajar. Kemarin pernah dijadwalkan pertemuan antara kami dan KPRI Gustamor, untuk menyelesaikan masalah,  tapi akhirnya batal," tandasnya.

Pantauan wartawan, Kantor KPRI Gustamor yang beralamat di Jalan Kelapa Sawit, Kecamatan Tanjung Morawa terlihat tutup. Bahkan pintu terbuat dari besi berwarna biru itu mulai berdebu.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Deli Serdang Jasihoi Sinaga membenarkan batalnya pertemuan antara pensiuanan guru dan KPRI Gustamor.

"Iya, pihak KPRI Gustamor mohon maaf karena tidak bisa hadir sesuai dengan pertemuan yang telah dan jadwalkan hari ini. Mereka banyak urusan disekolah, sibuk acara menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia," ucap Jasihoi.

Setelah batalnya pertempuan, Dinas Koperasi akan menjadwalkan pertemuan kembali. Bahkan dalam waktu dekat, KPRI Gustamor akan mengadakan Rapat Anggota Tahunan.

"Jadi dalam rapat itu, kita bisa mempertemukan pihak pengurus KPRI Gustamor dan pensiunan guru, semoga nanti ada solusinya," kata Jasihoi Sinaga. 

Baca juga:

Berita terkait
Sopir dan Petani di Deli Serdang Jualan Ganja
Polda Sumatera Utara menangkap dua pengedar narkotika jenis ganja di depan Rumah Sakit Haji Kota Medan.
Pungli di Deli Serdang Viral, Polisi Tangkap Pelaku
Kepolisian Sektor Tanjung Morawa menangkap 12 orang pelaku di Deli Serdang. Penangkapan lantaran video pungli viral di media sosial.
Para Pensiunan Guru di Deli Serdang Tuntut Uang Simpanan
Pensiunan guru se-Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menuntut uang simpanan mereka.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.