Jakarta - Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai dengan kembalinya Rizieq Shihab ke dalam negeri membuat konstelasi politik di Indonesia kembali memanas. Pasalnya, kata dia, Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpinnya sejak tahun 1998 itu mempunyai daya magnet politik tersendiri.
Menurut Adib, hal itu terlihat usai tiga hari Rizieq Shihab sampai di kediamannya, di Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa 10 November 2020. Mulai dari datangnya Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan sejumlah tokoh politik lainnya.
HRS sejak detik kepulangannya merupakan Magnet politik. Magnitudo itulah yang menurut saya bisa menjadi penentu di 2024
Belum lagi, lanjut Adib, Rizieq langsung menggelar ceramah perdana yang melibatkan banyak pengikutnya. Terlebih, kata dia, dakwah pentolan FPI itu tak jarang menyinggung seputar situasi politik di dalam Negeri.
Dia menegaskan, kehadiran Rizieq di Indonesia menjadi penentu pada kontestasi politik pada 2024 mendatang.
"HRS sejak detik kepulangannya merupakan Magnet politik. Magnitudo itulah yang menurut saya bisa menjadi penentu di 2024," kata Adib dihubungi Tagar, Jumat 13 November 2020.
Dengan kondisi itu, Adib berpendapat bahwa kekuatan FPI dan kembalinya Rizieq Shihab tidak bisa dipandang sebelah mata.
"Kepentingan-kepentingan FPI yang selaras dengan Negara/Pemerintah menurut saya harus diakomodir. Yang penting selaras," kata Adib.
Adib membuktikan, kekuatan Organisasi Massa (Ormas) Islam tersebut terlihat dari tidak mempannya Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) nomor PM.03.01/Menkes/338/2020 terhadap Pentolan FPI untuk diisolasi.
Di mana dalam Permenkes tersebut berbunyi tentang Penanganan Kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Kedatangan Warga Negara Asing (WNA) dari Luar Negeri di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) dan Bandar Udara Juanda.
"Gak berani ya. Karena sekarang itu ketika kelompok organisasi dengan kepentingan dan magnet yang begitu tinggi, maka peraturan itu bisa di nomor dua atau tiga," kata Adib.
Selain itu, KPN juga menyorot sisi politik luar dan dalam Negeri dari kepulangan Rizieq. Adib mencermati penutupan Indeks Hasil Saham Gabungan (IHSG) dari tanggal 9-12 November 2020.
Ia mengatakan sepertinya seolah ada invisible hand yang bermain dan merestui magnet politik Rizieq memang kencang. Saham-saham tidak ada yang terkoreksi dengan kepulangannya.
- Baca juga: Nikita Mirzani vs Maheer, FH: Lihat Sejarah Hidup Rizieq
- Baca juga: Sesuai Aturan Permenkes, Rizieq Shihab Harus Dikarantina
"Padahal biasanya kalau situasi politik sedang ada demo besar atau banyak kekacauan, gagal terbang dan segala macam, harusnya saham biasanya terkoreksi. Tapi ini saham anteng-anteng saja," ujar Adib.[]