Koruptor Rp 141 Miliar, Fuad Amin Meninggal di Surabaya

Fuad Amin Imron meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di gedung Graha Amerta lantai 6 RSUD Dr Soetomo.
Gedung Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya tempat Fuad Amin Imron dirawat. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Mantan Bupati Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim) Fuad Amin Imron meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di gedung Graha Amerta lantai 6 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Senin 16 September 2019.

Meninggalnya Fuad Amin dibenarkan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi (Kemenkumham) Jawa Timur (Jatim), Pargiono.

Meski membenarkan terpidana kasus korupsi dan pencucian uang itu, Pargiono mengaku belum mengetahui jelas penyebab meninggalnya Fuad Amin.

"Info awal yang saya dapat dari pihak lapas, yang bersangkutan meninggal sekitar setengah jam yang lalu," ujarnya.

Meski demikian, berdasarkan riwayat penyakit, Fuad Amin punya catatan mengidap penyakit jantung.

Sekadar diketahui, mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron, telah divonis hukuman 13 tahun penjara di kasus korupsi dan pencucian uang sebesar Rp 141 miliar.

Fuad Amin sempat membuat heboh saat menghuni Lapas Sukamiskin. Fuad Amin mempunyai rumah singgah mewah di kawasan Dago, Bandung yang tak jauh dari Lapas Sukamiskin.

Bahkan Fuad Amin beberapa kali terlihat menghuni rumah mewah tersebut. []

Berita terkait
Mencari Lima Pendekar Sakti KPK Pemberantas Koruptor
Daftar nama 10 calon pendekar pemberantas koruptor yang bakal memimpin KPK. Berikut persyaratan yang mereka harus penuhi.
Aktivis Sebut Koruptor Lemahkan KPK Lewat Seleksi Capim
Aktivis anti korupsi yang juga Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) sebut koruptor tengah berusaha melemahkan KPK melalui seleksi Capim.
Mantan Koruptor Jadi Penadah Motor
Tim Khusus Anti Bandit Polres Jepara, Jawa Tengah, berhasil menciduk lima kawanan pencuri dan penadah motor.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi