Tegal - Dua tenaga kesehatan RSUD RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal dikeroyok massa saat melakukan pemakaman pasien terduga Covid-19 di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Selasa, 22 September 2020. Mereka saat ini masih dirawat di rumah sakit dan kondisinya mulai membaik.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeselo, Guntur M Taqwin mengungkapkan dua tenaga kesehatan rumah sakitnya yang jadi sasaran amuk warga adalah Ida Wahyu, 41 tahun, dan Waras, 38 tahun.
"Petugas kami dikejar-kejar sampai dipukul di bagian kepala, dan juga kena lemparan batu," kata Guntur, Kamis, 24 September 2020.
Menurut Guntur, usai dikeroyok, keduanya sempat dirawat di Puskesmas Bumijawa, Namun dengan pertimbangan kondisi kesehatan dan peralatan media, keduanya kemudian dirujuk ke RSUD Soeselo.
"Saat ini masih dirawat dan diobservasi karena itu ada trauma di kepala, tapi kondisinya sudah membaik," ujar dia.
Guntur menyatakan tidak ada niatan dari dua tenaga kesehatannya untuk berbuat tidak pantas saat prosesi pemakaman jenazah terduga corona di tempat pemakaman umum di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Bumijawa.
Saat ini masih dirawat dan diobservasi karena itu ada trauma di kepala, tapi kondisinya sudah membaik.
Insiden itu berawal dari ketidaksengajaan petugasnya dan petugas pemakaman lain mengendorkan satu sisi tali tambang yang digunakan untuk menurunkan peti jenazah. Imbasnya terjadi kesalahpahaman dari warga.
"Tali tambang itu tidak sengaja terlepas karena kondisi lokasi tempat pemakaman itu berada di perbuktikan," ujarnya.
Karena ini ia menyayangkan terjadinya aksi massa tersebut. "Tugas tenaga kesehatan dalam pemakaman pasien Covid-19 sesuai dengan SOP yang ada dan kebijakan dari Kemenkes untuk mencegah penularan dan munculnya klaster-klaster baru. Jadi kami menyayangkan kenapa ini (penyerangan) sampai terjadi," ucap dia.
Sementara itu, salah satu tenaga kesehatan korban pengeroyokan, Waras secara sepintas kondisi fisiknya sudah membaik. Namun masih terlihat rasa trauma dari pandangan matanya. Ia pun belum bisa secara utuh menceritakan detik-detik aksi massa yang menimpanya.
Seingat dia, pihak keluarga dan ratusan warga sudah ada di lokasi pemakaman saat ambulans pembawa jenazah tiba. "Jumlahnya banyak sekali. Ratusan ada," ucapnya.
Baca juga:
- Jenazah Wanita Dimandikan Empat Pria di RSUD Pematangsiantar
- Anggota DPRD Makassar Ambil Jenazah C-19 Divonis 4 bulan
- Kisah Haru Relawan Pemakaman Jenazah Covid di Kudus
Tak berselang lama paskainsiden tali tambang terlepas, warga langsung merapat dan menyerang dirinya dan rekan sejawatnya. Ia sempat dipukul dua kali di kepala saat berupaya menyelamatkan diri dari amukan warga.
"Saya disuruh kepala desa untuk lari. Katanya, kalau tidak lari njenengan (kamu) bisa mati di sini. Jadi saya pokoknya lari menghindari amukan warga," tutur dia.
Ratusan warga juga sempat merusak mobil Tim Reaksi Cepat (TRC) Kecamatan Bumijawa. Perusakan terjadi saat mobil yang digunakan para petugas pemakaman untuk menyelamatkan diri itu akan meninggalkan lokasi pemakaman. []