Jakarta - Untuk kedua kalinya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto membubarkan Koalisinya, Adil Dan Mamur, pada Jumat 28 Juni 2019 di Jalan Kertanegara Jakarta Selatan. Tahun 2014, dia juga membubarkan koalisinya. Terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya.
Koalisi Indonesia Adil dan Makmur adalah sebutan pengusung Prabowo-Sandiaga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pada Pilpres 2019, kubu 02 diusung oleh lima partai, yaitu Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Berkarya, dan Partai Demokrat.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan koalisi pengusung calon presiden dan wakil presiden yang kalah dalam pertarungan pilpres sangat rentan bubar.
"Ya koalisi yang kalah memang rentan bubar dan tidak bisa dipertahankan. Karena pada prinsipnya semua partai politik ingin menikmati kekuasaan. Dan kekuasaan itu ada pada yang menang, yaitu kubu 01 [Jokowi-Ma'ruf]," ucap Ujang kepada Tagar, Selasa, 2 Juli 2019.
Prabowo atau Badan Pemenangan Nasional juga sudah tidak berhak mengintervensi sikap politik partai pengusungnya karena pilpres sudah selesai.
Sebelum pembubaran, Koalisi Indonesia Adil Makmur pernah diterpa isu keretakan. Pasalnya, pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinilai sebagai sinyal kuat keretakan itu .
Isu keretakan ini diakibatkan apa yang dibahas kedua tokoh partai pengusung Prabowo-Sandiaga tersebut dengan Presiden Jokowi tak ada yang mengetahui.
Prabowo Tidak Berhak Intervensi
Namun menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai hal itu merupakan sinyalemen Demokrat yang terlihat sedang melakukan penjajakan.
"Prabowo atau Badan Pemenangan Nasional juga sudah tidak berhak mengintervensi sikap politik partai pengusungnya karena pilpres sudah selesai," kata Adi.
Dalam Pilpres 2019, formasi kubu 02 berbeda. Apalagi banyak pendukung Prabowo di Pilpres 2014 lalu justru menyeberang ke pihak Jokowi. Terlihat Partai Golkar dan PPP yang saat Pilpres 2014 bergabung dalam Koalisi Merah Putih Prabowo, justru di Pilpres 2019 kedua partai itu menjadi partai pengusung Jokowi-Ma'ruf. []
Baca juga: