Klopp, Trofi Liga Champions Bukan yang Terakhir

Manajer Juergen Klopp menjanjikan trofi Liga Champions yang diraih Liverpool setelah mengalahkan Tottenham bukan yang terakhir.
Liverpool menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0. Manajer Juergen Klopp tegaskan itu bukan trofi yang terakhir yang diraih Liverpool. (Foto: dailymail.co.uk)

Jakarta - Juergen Klopp membawa Liverpool meraih kembali kejayaan. Sukses meraih trofi Liga Champions setelah empat tahun tanpa gelar menunjukkan Liverpool akan bangkit. 

Liverpool dan fans pantas berpesta semalaman. Trofi Liga Champions seolah menghapus dahaga trofi, terutama setelah Liverpool gagal memenangi gelar Liga Premier Inggris. Mereka merengkuh trofi untuk keenam kalinya setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 dalam duel di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu 2 Juni 2019 dini hari WIB. 

Liverpool pantas kecewa karena mereka nyaris meraih gelar liga karena sempat menduduki puncak klasemen. Namun Liverpool malah digeser Manchester City menjelang berakhirnya liga. Bahkan trofi juara liga akhirnya menjadi milik City. 

Gagal di kompetisi domestik, Liverpool justru meraih sukses di Liga Champions. Gol-gol dari Mohamed Salah yang tercipta lewat titik penalti dan Divock Origi mengantarkan pesta kemenangan Liverpool. Ini merupakan trofi pertama Klopp untuk Liverpool sejak dirinya mengarsiteki tim pada 2015.

Ini penting bahwa orang tak perlu lagi bertanya setiap saat mengapa kami tak pernah bisa juara. Kami tentu 100 persen ingin juara. Saya memang memiliki banyak medali perak. Kini, saya mendapatkan emas

Namun manajer asal Jerman ini menjanjikan trofi Liga Champions bukan titel terakhir bagi Liverpool. Klub juga berharap Klopp memberi trofi Liga Premier karena sudah 29 tahun mereka tak pernah lagi meraih sukses di kompetisi domestik. 

Bahkan sejak kompetisi di Inggris berganti nama menjadi Liga Premier, Liverpool tak pernah sekalipun memenanginya. Rekor juara liga pun sudah dilewati Manchester United. Bila Klopp memenuhi target itu, maka dia bakal disejajarkan dengan manajer legendaris The Reds, Bill Shankly dan Bob Paisley.

"Ini penting bahwa orang tak perlu lagi bertanya setiap saat mengapa kami tak pernah bisa juara. Kami tentu 100 persen ingin juara. Saya memang memiliki banyak medali perak. Kini, saya mendapatkan emas. Saya tentu bahagia," kata Klopp seakan menyindir mereka yang meragukan kemampuannya membawa tim juara karena sudah enam kali masuk final di berbagai kompetisi tetapi tak pernah meraih titel juara. Termasuk di final Liga Champions 2018 lalu. Di laga puncak, Liverpool dikalahkan Real Madrid 1-3.  

"Kemenangan ini merupakan yang terbaik bagi tim. Tetapi ini baru awal bagi tim ini. Dan, ini bukan yang terakhir. Tim ini masih akan mencapai yang terbaik di tahun-tahun mendatang," ujarnya.  

Mulai Percaya

Sukses di Liga Champions menjadikan klub mulai percaya dengan kinerja dan janji Klopp. Pasalnya saat ditawari bergabung dengan Liverpool pada 2015, dia menjanjikan gelar juara pada tahun keempat. 

Saat itu sebagian direksi menertawakan janji Klopp. Bagi klub sebesar Liverpool, masa empat tahun tanpa gelar jelas sebuah aib. Klub tidak bisa menunggu lama untuk meraih trofi meski itu hanya Piala Liga. 

Mereka menyindir Klopp bila mengajukan proposal di depan klub dari Swiss seperti Young Boys Bern atau Grasshoppers Zurich, tentu akan langsung diterima. Pasalnya dia berdiri hadapan klub yang tak pernah meraih prestasi besar. 

Namun eks pelatih Borussia Dortmund tak peduli. Apalagi dia sepenuhnya didukung pimpinan klub, Tom Werner. Selama empat tahun, Klopp membangun dan memperkuat tim.

Liverpool pun mencapai standar baru. Mereka  bisa tampil konsisten seperti diperlihatkan musim ini. Puncaknya, Liverpool meraih trofi Liga Champions. Dan itu bukan yang terakhir bagi Liverpool. Sesuai janji pelatih berusia 51 ini. []

Baca juga: 

Berita terkait