Enam Kelurahan di Surabaya Nol Kasus Covid-19

Enam kelurahan di Surabaya zero kasus Covid-19 yakni Genting Kalianak, Romokalisari, Rambak Sarioso, Sumberrejo, Pakal,dan Tambak Osowilangun.
Warga Surabaya yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 usai menjalani karantina dan perawatan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (Foto: Pemkot Surabaya/Tagar)

Surabaya - Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Surabaya mengklaim enam kelurahan di Kota Pahlawan sudah zona hijau atau zero kasus. Hal tersebut disampaikan Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita.

Feny sapaan akrabnya mengatakan dari enam kelurahan, dua diantaranya sejak awal sama sekali tidak ditemukan kasus Covid-19. Adapun dua kelurahan itu yakni Genting Kalianak dan Romokalisari.

Untuk Kelurahan Tambak Sarioso, Sumberrejo dan Tambak Osowilangun sebelumnya ada satu kasus dan sekarang sudah sembuh.

“Kelurahan yang sejak awal nol pasien adalah Genting Kalianak dan Romokalisari dan terus kami pantau,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Kamis, 18 Juni 2020.

Feny mengatakan empat kelurahan lain, sebelumnya memang pernah ada kasus Covid-19. Namun, kelurahan tersebut dapat menurunkan dengan cepat sehingga saat ini sudah tidak ada lagi warga terpapar. Empat wilayah kelurahan itu, yakni Tambak Sarioso, Sumberrejo, Pakal dan Tambak Osowilangun.

“Untuk Kelurahan Tambak Sarioso, Sumberrejo dan Tambak Osowilangun sebelumnya ada satu kasus dan sekarang sudah sembuh. Kalau yang Kelurahan Pakal ada enam orang yang konfirmasi juga sudah sembuh,” ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya ini juga memaparkan jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh hingga hari ini mencapai 1.424 jiwa. Angka tersebut merupakan data kumulatif dari pasien yang sebelumnya dirawat di rumah sakit, Hotel Asrama Haji maupun rawat jalan isolasi mandiri.

“Sampai hari ini pukul 15.00 WIB pasien yang sembuh bertambah 48 orang. Ini jumlahnya terus bergerak,” kata dia.

Menurutnya, 48 pasien sembuh pada hari ini yang sebelumnya dirawat di rumah sakit, Hotel Asrama Haji dan rawat jalan isolasi mandiri. Bahkan, Feny menyebut dalam sehari angka tertinggi pasien sembuh di Surabaya pernah mencapai 240 orang.

“Paling tinggi pernah mencapai 240 orang. Pastinya mereka telah melewati tes swab dengan hasil yang negatif selama dua kali berturut-turut,” kata dia.

Sekda JatimSekretaris Daerah Jawa Timur Heru Tjahjanto. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Pemprov Jatim Tersinggung Data Covid-19

Sementara itu, Pemprov Jawa Timur merasa tersinggung dengan adanya anggapan dari Pemkot Surabaya bahwa data Covid-19 disajikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Jatim tidak valid.

Sekretaris Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono membantah bahwa angka pasien positif virus corona disampaikan oleh Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tidak sesuai kondisi di lapangan. Data pasien sudah sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Kami tidak mungkin mengeluarkan data yang tidak sesuai dengan lapangan, berdosa," kata Heru saat ditemui di Gedung DPRD Jatim, Kamis, 18 Juni 2020.

Pria yang juga Sekretaris Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim itu mengaku Pemprov Jatim tidak mungkin mengumumkan data validasinya diragukan oleh publik. Sebelum dipublis ke masyarakat, semua data diolah bersama pakar terlebih dahulu.

Heru tak memungkiri jika sebagian ada yang salah input ada. Namun, kesalahan itu segera dimutakhirkan. Dengan begitu, dalam data update kasus yang disampaikan tiap harinya, biasanya ada beberapa catatan kecil yang tertera jika ada revisi.

"(Ada) ya sakitnya di Sidoarjo, Kotanya Surabaya. Nah itu sudah di-clear-kan, engga mungkinlah, urusannya dengan orang mati. Dosa, ngawur ae, berdosa," ucapnya.

Penanganan Covid-19 menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah dan masyarakat. Untuk itu, Heru menilai sangat fatal jika bila data salah atau tidak sesuai fakta. Mengingat data yang disampaikan ini bisa menjadi acuan untuk tim gugus tugas pusat memberikan kebijakan seperti bantuan kepada Jatim.

Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Jatim memastikan bahwa sebelum mempublikasikan data update kasus virus corona Jatim, selalu diteliti secara detail data tersebut. Termasuk mengolahnya dari laporan 38 Dinkes kabupaten/kota se-Jatim hingga data Gugus Tugas Pusat yang notabene dari Kemenkes dan BNPB.

"Selain mencari, ada laporan, dari dinas kabupaten/kota, dan kita ngecek juga, kita dibantu BNPB, ada dari dinas dan sebagainya, dan ndak mungkin (menampilkan tidak valid), sekali lagi nggak mungkin, ini adalah perang kita dengan Covid-19," pungkasnya.

Untuk diketahui, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita meragukan validitas angka pasien Covid-19 yang disampaikan oleh Pemprov Jawa Timur. Pemkot Surabaya menilai data yang dipublis oleh gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Jatim selisihnya 50 persen dari fakta yang ada di lapangan.

Feny mengaku pernah meneliti angka pasien positif yang disampaikan oleh Pemprov sebanyak 280 pasien. Namun setelah diteliti ternyata hanya 100 pasien positifnya.

"Setelah kita cek lihat (lapangan) ternyata (sisanya) itu bukan orang Surabaya. Sudah ditelusuri oleh Puskesmas orangnya tidak ada di tempat (alamat) itu," katanya. []

Berita terkait
Viral, Dokter Gigi di Surabaya Telanjang
Seorang perempuan tanpa busana mendadak viral di sosial media. Wanita tak berbusana tersebut diduga seorang dokter gigi.
Alasan Pemkot Surabaya Buka Data Pasien Covid-19
Dibukanya data alamat pasien Covid-19 juga untuk membantu program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dan puskesmas.
Ojol Surabaya Sambut Baik Fitur GoRide Aktif Kembali
Perhimpunan Driver Online Indonesia Jatim meminta kepada driver ojol agar mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
0
PBB Serukan Taliban Batalkan Pembatasan Hak Perempuan
Dewan Keamanan (DK) PBB juga terus menekan otoritas Taliban untuk membatalkan pembatasan pada perempuan dan untuk menstabilkan negara