Kisah Pilu Suami Istri di Sleman Kehilangan Bayi

Pasutri di Sleman berduka. Istri yang mengandung 8 bulan tertimpa pohon roboh. Usai operasi sesar sempat ada harapan. Tapi Tuhan berkehendak lain.
Bayi laki-laki dari pasangan Endi Yogananto dan Israni Silvia akhirnya meninggal dunia. (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Kabar duka datang dari sepasang suami istri, Endi Yogananto 26 tahun dan Israni Silvia 25 tahun, warga Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pasutri ini kehilangan bayi yang masih dalam kandungan karena si ibu tertimpa pohon roboh. Usia kandungan sudah delapan bulan.

Sepasang suami istri ini sebelumnya menjadi korban tertimpa pohon sono keling di dekat traffic light Pelemgurih, Kecamatan Gamping, Sleman pada Rabu 5 Februari 2020 malam. Saat kejadian itu, Endi dan Israni sedang naik motor berhenti di lokasi karena lampu traffic light menyala merah.

Tiba-tiba pohon berdiameter 60 centimeter dan tinggi 10 meter roboh membentur perut Israni yang sedang mengandung delapan bulan. Sementara Endi sendiri mengalami luka ringan dan memar di badan. Luka parah yang dialami istrinya, kemudian Endi membawanya ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan.

Kondisi tersebut juga yang memakska istri Endi untuk segera melakukan persalinan dengan cara di operasi atau sesar. "Akhirnya harus dioperasi karena istri mengalami pendarahan akibat benturan pohon yang roboh," kata Endi kepada wartawan di RS PKU Muhammadiyah, Jumat 7 Februari 2020.

Selain mengkhawatirkan kondisi calon dedek bayinya, Endi juga syok lantaran istrinya harus dirawat di ruang Intensive Coronary Care Unit (ICCU) karena kondisinya yang cukup parah apalagi dalam keadaan mengandung.

Pada Kamis 6 Februari 2020 dini hari, Israni menjalani operasi sesar di rumah sakit tersebut. Endi mengaku sempat bahagia karena operasi sesar anak pertamanya berjalan dengan baik.

Endi juga sempat mengaku bahagia. Berdasarkan pernyataan dokter yang menangani persalinan istrinya, bayi prematur memiliki harapan hidup. Kendati demikian, bayi yang diketahui berjenis kelamin laki-laki itu harus dirawat ke ruang inkubator.

Si dedek meninggal gara-gara benturan kayu. Dokter mendiagnosa ada benturan di kepalanya.

"After disesar kata dokter bayinya ada harapan. Soalnya dia sempet bersuara akhirnya diselang biar dibantu detak jantungnya," kata Endi.

Namun sekitar pukul 06:00 WIB pagi hari, pihak rumah sakit meminta izin kepada Endi untuk mencopot selang pernafasan bayinya. Alasannya bayi sudah tidak memiliki harapan hidup.

"Si dedek meninggal gara-gara benturan kayu. Dokter mendiagnosa ada benturan di kepalanya terus waktu udah keluar ada darah di mulut dedek bayi katanya minum darah istri," ucapnya.

Ayah bayiEndi Yogananto 26 tahun saat menggendong anak laki-lakinya yang telah meninggal di rumah sakit PKU Muhammadiyah (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Evi Nur Afiah)

Menurut Endi, dia dan istrinya bahkan belum sempat berinteraksi dengan anak pertamanya itu. Karena selama di ruang inkubator harus steril dari pengunjung. Endi hanya diizinkan masuk ketika dokter menyampaikan perkembangan anaknya. Endi menyebut sampai hari ini, sang istri belum mengetahui kabar anak pertamanya meninggal.

Endi dan Israni menikah pada 2019 lalu. Setelah tiga bulan menikah, Israni hamil anak pertama. Namun sayang, pohon tumbang yang membentur perut Israni menyadi penyebab anak pertamanya meninggal dunia.

Sementara itu, Kapolsek Gamping Komisaris Polisi Sudaryo menyebutkan peristiwa pohon tumbang terjadi pada Rabu 5 Februari 2020 sekitar pukul 22:30 WIB. "Dalam peristiwa itu (pohon tumbang) setidaknya ada 6 korban yang tertimpa," katanya.

Sudaryo mengatakan berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pohon yang tumbang karena diperkirakan usianya sudah tua dan akarnya lapuk. Sehingga pohon tidak dapat menahan ranting yang rimbun. 

Sebelum kejadian, keenam korban saat itu sedang berhenti di lampu traffic light Pelemgurih yang masih menyala merah. Pohon roboh yang menimpa enam korban di antaranya satu ibu hamil dan anak berusia 8 tahun.

Korban yang sedang hamil adalah Israni 26 tahun warga Godean langsung dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sedangkan Naufal 8 tahun warga Gamping Sleman dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Gamping karena mengalami luka patah rusuk.

Korban lainnya adalah Rafika 19 tahun warga Bantul mengalami luka ringan, Erwin 37 tahun warga Patukan mengalami sesak. Fiki 24 tahun warga Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul luka robek di wajah dan Huda Ardiatia 23 tahun warga Godean luka ringan.

"Saat kejadian para korban berhenti di lampu merah, tiba-tiba saja pohon tumbang menimpa mereka. Korban tidak sempat menghindar saat kejadian, motor yang mereka kendarai juga ikut tertimpa," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Ibu Hamil Asal Bantul Tertimpa Pohon di Sleman
Pohon tumbang di Sleman menimpa enam orang, salah satunya ibu hamil asal Bantul pada Rabu malam. Korban mengalami luka dalam kejadian itu.
Alhamdulillah Rejeki Hari Ini, Nama Bayi di Bantul
Suami istri di Bantul menamai bayinya unik. Alhamdulillah Rejeki Hari Ini, begitu namanya. Ada makna mendalam di dalam nama bayi itu.
Bayi Cantik Dibuang di Sleman Jadi Rebutan
Bayi cantik yang dibuang di Sleman menjadi rebutan warga untuk diadopsi. Sudah puluhan warga yang tertarik. Namun, polisi akan menyeleksinya.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.