Kisah Penjual Kebutuhan Haji di Kulon Progo

Pemerintah membatalkan ibadah haji tahun ini. Dampaknya ikut dirasakan oleh penjual pernak-pernik haji di Kulon Progo, Yogyakarta.
Penjaga toko sedang menata kebutuhan maupun pernak-pernik haji dan umroh (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Pandemi Corona membuat pemerintah memutuskan pembatalan kegiatan ibadah haji tahun 2020. Dampaknya dirasakan oleh para pelaku usaha. Omzet mereka menurun.

Mereka yang merasakan dampak itu adalah penyedia perlengkapan haji dan umrah di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Padahal mereka sudah kulakan jauh-jauh hari sehingga cenderung akan merugi.

Pemilik Toko Az-Zahra, Yati, mengatakan sejak tiga bulan lalu, pihaknya sudah mempersiapkan stok berbagai perlengkapan haji, mulai dari matras, sandal, sajadah, kantong penyimpanan krikil untuk prosesi lempar jumrah, hingga busana ihram perempuan. Selain itu, kurma dan air Zamzam yang biasanya menjadi oleh-oleh sepulang berhaji juga sudah disediakan tokonya.

Namun, apa yang dipersiapkan itu tidak berjalan mulus. "Ternyata ibadah haji tahun ini ditiadakan," ujar Yati, saat ditemui wartawan di tokonya di wilayah Driyan, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Rabu, 3 Juni 2020.

Yati mengatakan dengan ditundanya ibadah haji, maka barang-barang yang disetoknya kemungkinan bakal sulit terjual. Omzetnya yang dalam sehari pada saat musim haji seperti ini bisa mencapai Rp 4 juta, kali ini diprediksi sulit tercapai. "Kalau tahun-tahun kemarin, dalam sehari omzet kami Rp 3-4 Juta, tahun ini dapat Rp 1 juta aja rasanya sulit," ujarnya.

Namun Yati mengaku tidak kecewa. Ia menyadari keputusan pemerintah meniadakan ibadah haji tahun ini bertujuan untuk kebaikan bersama. Di samping itu, ia juga masih bisa menjual stok makanan seperti kurma dan air Zamzam yang tetap laku pada hari-hari biasa.

Ternyata ibadah haji tahun ini ditiadakan.

"Pada Ramadan kemarin, Alhamdulillah kurma cukup laris untuk keperluan buka puasa. Air Zamzam juga cukup laku, orang-orang biasanya beli eceran satu liter," ungkapnya

Yati mengharapkan, pandemi Covid-19 bisa segera berlalu sehingga omzetnya kembali seperti sebelum ada virus tersebut. "Orang-orang juga bisa kembali beribadah ke Tanah Suci," ungkapnya.

Sementara itu, Toko Ar Raudhoh, yang juga menyediakan berbagai macam perlengkapan haji dan oleh-oleh di Driyan, Wates, pada tahun memilih tidak kulakan. Pemilik toko Sutrisno NS, mengatakan keputusannya untuk tidak stok barang dagangan itu diambil berdasarkan pengamatannya di lapangan. Ia meyakini pandemi Covid-19 bakal berlangsung lama, sehingga kegiatan haji dipastikan gagal terlaksana.

Di samping itu juga karena adaya informasi rencana peniadaan ibadah haji dari pihak Arab Saudi yang diterimanya pada akhir Februari 2020. "Kebetulan saat awal kemunculan Covid-19, saya sedang membawa rombongan jemaah umroh. Dari di situ saya mendapat informasi dari pemerintah Arab Saudi kalau kemungkinan ibadah haji ditiadakan," ungkapnya.

Pria yang juga membuka usaha biro perjalanan umrah ini mengaku selama masa pandemi Covid-19, omzet usahanya mengalami penurunan sangat tajam. Hal ini karena tidak ada orang yang berangkat umrah. Pernak-pernak haji dan umrah tidak laku. "Hanya pakaian seperti sarung, kopiah dan makanan yang laku saat puasa hingga menjelang Lebaran," ujarnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Setelah 3.186 Calon Jemaah Haji DIY Batal Berangkat
Tiga ribuan calon jemaaah haji asal DIY batal berangkat karena wabah Korona. Mereka dapat prioritas berangkat tahun berikutnya.
Galau Kakek 90 Tahun Gagal Berhaji Gegara Pandemi
Kakek 90 tahun ini hanya bisa berdoa diberi kesehatan dan umur panjang agar bisa menunaikan ibadah haji tahun depan.
Ibadah Haji 2020 Ditiadakan, 598 CJH Gowa Terdampak
Sebanyak 598 Calon Jemaah Haji (CJH) Kabupaten Gowa batal berangkat akibat dari kebijakan Kementerian Agama yang meniadakan ibadah haji 2020.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.