Kisah Pasien Kista Saat Pandemi Corona di Yogyakarta

Perjuangan berat dialami Muji Lestari, warga Kotagede Yogyakarta. Pasien kista ini tetap berjuang di tengah pandemi Corona.
Muji Lestari, 52 tahun, penderita kista di tengah pandemi Corona di Yogyakarta. (Foto: Dok. ACT DIY)

Yogyakarta - Muji Lestari, 52 tahun, satu dari ribuan perempuan di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Wabah sudah banyak mengubah keadaan masyarakat, begitu juga bagi perempuan asal Kotagede, Kota Yogyakarta ini.

Ibu dua anak ini sebelum pandemi Covid-19 menyebar, memiliki usaha kecil-kecilan berupa kerajinan tas kain rajut. Namun adanya pandemi, saat ini benar-benar mengubah keadaannya. Usaha tas kas kain rajut yang telah lama digelutinya sepi pembeli. Hingga akhirnya usaha yang digeluti perempuan yang sudah ditinggal meninggal suaminya ini gulung tikar.

Lantas bagaimana usahanya dalam menyambung hidup? “Bersama anak saya yang masih sekolah, tiap hari kami menyambung hidup dengan berjualan kerupuk beras yang dititipkan di angkringan dan pedagang sayur keliling,” ungkap Muji, Senin, 1 Juni 2020.

Kerupuk beras yang diproduksinya tidak banyak mendapatkan rupiah. Hanya Rp 24 ribu tiap hari. Namun ia mengaku tidak memiliki pilihan lain demi menyambung ekonomi keluarga. Apa yang dilakukan yang penting halal meski sedikit. "Semoga berkah," ujarnya.

Muji juga menyadari tidak banyak yang bisa dilakukan saat kondisi pandemi seperti sekarang ini. "Apalagi sejak dua bulan terakhir, dokter telah memvonis ginjal kanan dan kiri saya terkena penyakit kista stadium 4 dan 5 yang membuat saya saat ini tidak bisa lagi melakukan pekerjaan berat,” ujarnya.

Dia mengatakan, dengan keterbatasan ekonomi, serta penjelasan dari dokter yang menyatakan penyakitnya sudah tidak bisa diobati walaupun dengan operasi. Itu membuat hatinya merasa sedih. Muji akhirnya hanya mengandalkan obat-obatan herbal yang dibelinya tidak jauh dari kediamannya.

Tiap hari kami menyambung hidup dengan berjualan kerupuk beras yang dititipkan di angkringan dan pedagang sayur keliling.

Di rumahnya, Muji hidup serumah dengan anaknya yang masih sekolah, serta ibunya yang sudah lanjut usia. Sementara suaminya yang menjadi tulang punggung keluarga sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Suaminya meninggal karena sakit.

Muji tampak sedih, saat tim dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendatangi rumahnya, menanyakan perihal kondisi kesehatannya. Kedatangan ACT DIY ini sekaligus penyerahan bantuan modal usaha dari program Sahabat UMI (Usaha Mikro Indonesia).

Koordinator Program, Kharis Pradana mengatakan, Muji Lestari merupakan satu dari ribuan ibu-ibu di Indonesia yang sedang berjuang di tengah kondisi sulit pandemi Covid-19. Muji menjadi satu dari sekian perempun tangguh di negeri ini. "Semoga adanya program Sahabat UMI ini mampu menjadi penyemangat bagi para pengusaha mikro untuk terus berjualan meski kondisi saat ini memang sedang sulit," ujarnya.

Dia mengatakan, selain bantuan modal, ACT juga akan memberikan pendampingan kepada pengusaha mikro, termasuk usaha yang dirintis Muji Lestari. "Tujuannya agar usaha kecilnya bisa terus menopang perekonomian keluarga,” katanya.

Kharis menjelaskan, Program Sahabat UMI adalah program pemberian sedekah modal usaha dan pembinaan bagi usaha ultra mikro yang terdampak Covid-19. Targetnya ACT DIY akan memberikan bantuan untuk ribuan perempuan tangguh penggerak usaha mikro Indonesia pada program Sahabat UMI ini.

ACT DIY juga mengajak masyarakat berkonstribusi dalam program ini. "Sahabat dermawan dapat ikut berkontribusi dan membersamai perjuangan keluarga prasejahtera dalam menghadapi pandemi, melalui diy.indonesiadermawan.id/SahabatUMI," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Sulimah 14 Tahun Menunggu Penabrak Ibu di Yogyakarta
Selama 14 tahun Sulimah berjualan makanan di pinggir jalan di Yogayakarta berharap ditemui orang yang menabrak ibunya hingga meninggal.
Kisah Haru Siswi SD Belajar Online di Yogyakarta
Siswi SD pinjam HP untuk bisa sekolah online akibat pandemi Covid-19. Dia ikut mencari rezeki halal, berjualan makanan di jalan.
Covid-19 Jadi Inspirasi Gudeg Bakpao di Yogyakarta
Pandemi Corona membuat orang terbatas ruang gerak. Ternyata kondisi itu melahirkan terobosan kuliner Yogyakarta, namanya Gudeg Bakpao.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.