Jakarta - Masih ingat dengan atlet bridge Asian Games 2018 bernama Michael Bambang Hartono yang sukses menggondol medali perunggu? Ya, Bambang adalah salah satu atlet kelahiran 2 Oktober 1939 yang banyak menarik perhatian khalayak pada pesta olah raga terakbar di Benua Kuning itu.
Sebagai informasi, Bambang Hartono adalah pengusaha sukses pemilik usaha pelintingan rokok paling besar keempat di Indonesia melalui merek dagang Djarum Super. Selain itu, majalah terkemuka dunia Forbes juga mendaulat Bambang menjadi orang terkaya di Indonesia dengan taksiran harta senilai 13 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Bersama sang adik, Robert Budi Hartono yang memiliki kekayaan 13,5 miliar dolar AS membuat keluarga Hartono menjadi klan paling tajir di republik ini.

Bahkan pada tengah pekan ini, keduanya diketahui berhasil menambah kekayaan sebesar Rp 7,51 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Perolehan tersebut didapat Hartono bersaudara lewat PT Dwimuria Investama Andalan yang menjadi pemegang saham pengendali BCA dengan porsi 54,95 persen.
PT Dwimuria Investama Andalan sendiri masuk ke Bank Central Asia pada masa krisis moneter 1998 lalu setelah mencaplok mayoritas saham Salim Grup yang sebelumnya menjadi penguasa BCA. Adapun, struktur kepemilikan Dwimuria Investama dikuasai oleh Robert Hartono dengan 51 persen dan Bambang Hartono 49 persen.
Berdasarkan laporan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BCA yang didapat Tagar hari ini, disebutkan bahwa perseraon mendapatkan restu dari shareholder untuk membagikan deviden tunai 47,9 persen dari laba bersih 2019 yang berjumlah Rp 28,6 triliun.
“Deviden tersebut meningkat cukup signifikan sebesar 15,5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tulis BCA.
Lebih lanjut, dalam hitung-hitungan risalah tersebut juga disebutkan pula bahwa perseroan memberi keuntungan sebesar Rp 555 perlembar saham kepada investor. Besaran ini sudah termasuk deviden interim sebesar Rp 100 per saham yang telah dirilis pada 20 Desember 2019 lalu.
Kemampuan BCA dalam memberikan cuan kepada pemiliknya memang terbilang cukup dahsyat. Forbes bahkan menyebut sekitar 60 persen kekayaan Hartono bersaudara disokong oleh bank kategori BUKU IV ini.
Maka, apabila bisnis utama keluarga, yakni PT Djarum sedang mendapat challenge, Bambang dan Robert dapat memaksimalkan cuan yang diperoleh dari BCA untuk menambal kebutuhan finansial. Sehingga, para pekerja dan karyawan perusahaan rokok itu bisa bernasib sedikit lebih mujur karena sang bos baru saja mendapat keutungan triliunan rupiah. []