Kisah Dosen Cantik Multitalenta dari Bantaeng

Arini Nur Annisa, yang akrab disapa Rini atau Arini adalah seorang dosen cantik yang juga berprofesi sebagai pembawa acara atau MC.
Arini Nur Annisa, dosen dan MC cantik asal Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang selalu tampil modis saat membawakan acara. (Foto: Tagar/Dok Pribadi Arini).

Bantaeng - Wajah perempuan muda itu terlihat cantik dengan mata beningnya. Sepasang lesung pipit yang muncul di kedua pipinya saat tersenyum, membuat kecantikannya semakin nyaris sempurna.

Perempuan itu bernama Arini Nur Annisa, yang akrab disapa Rini atau Arini. Mungkin saat dia diciptakan, semesta sedang bahagia dan alam sedang bersenandung. Sebab bukan hanya paras Arini saja yang mampu menjadi penarik perhatian. Suaranya saat berbicara, juga mampu memukau pendengar. Terlebih jika dia bernyanyi.

Bukan hanya itu. Perempuan cantik bersuara indah itu juga cerdas, yang dibuktikan dengan profesinya saat ini, yakni sebagai dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Jika kelebihan-kelebihan itu belum cukup untuk membuat orang merasa kagum, Arini masih mempunyai kelebihan lain, berupa gemulai gerakan tubuh saat dia menari tarian tradisional.

Perempuan Multitalenta

Arini lahir di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 28 tahun lalu, tepatnya 14 Juni 1992 dan dibesarkan di kabupaten berjuluk Butta Toa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, sekitar 120 kilometer dari Kota Makassar.

Sejak menyelesaikan kuliahnya di Unhas hingga sekarang, perempuan yang kini berprofesi sebagai dosen dan pembawa acara atau master of ceremony (MC) ini menetap di Kota Makassar.

Ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD), sekolah tingkat menengah (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan di bangku kuliah ia telah menuai banyak prestasi. Baik di bidang akademik maupun seni.

Arini menyelesaikan pendidikan di sekolah-sekolah unggulan Kabupaten Bantaeng. Di antaranya SD No.5 Lembang Cina Bantaeng (1998-2004), SMPN 1 Bantaeng (2004-2007), SMAN 1 Bantaeng (2007-2010).

Sejak SD dia telah sering menjuarai berbagai lomba nyanyi solo. Hobi dan bakatnya itu semakin berkembang saat Arini kuliah di Fakultas Hukum Unhas. Dia bergabung dalam paduan suara mahasiswa (PSM) Unhas.

Meski sering menjuarai berbagai lomba menyanyi solo, Arini tidak bercita-cita menjadi penyanyi. Sejak SMP dia berangan-angan untuk menjadi dosen.

“Saya terinspirasi dari tante saya yang merupakan dosen sekaligus guru besar Fakultas Hukum Unhas (Prof.Dr.Marwati Riza),” jelasnya, Kamis, 20 Agustus 2020.

Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, saat kuliah Arini aktif di beberapa kegiatan kampus, yang dianggapnya bisa menunjang cita-citanya, seperti debat hukum, penulisan ilmiah, paduan suara mahasiswa Unhas, dan beberapa lainnya.

Selain juga mengasah kemampuan dan kepercayaan diri dengan mengikuti berbagai kompetensi seperti Pemilihan Duta, Putra-Putri Sulsel kala itu. Hal ini tidak lain untuk menambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi diri.

Perempuan penggemar bakso dan es buah ini mengaku telah menyusun langkah-langkah untuk masa depannya sejak dulu dengan begitu baik.

Hobi yang Dibayar

Cita-citanya menjadi dosen pun terwujud, bahkan bukan hanya itu saja. Hobinya menyanyi juga menghasilkan uang, termasuk menjadi seorang MC.

Arini mengenang pengalaman pertama kali menjadi MC adalah sebuah tantangan baginya. Waktu itu ia masih berstatus mahasiswa. Ia dipercaya menjadi pembawa acara konser paduan suara.

Awalnya kata Arini, dia merasa kikuk, sebab itu adalah kali pertama dia membawakan acara besar. “Tantangannya ialah pengalaman pertama dan langsung di konser besar namun harus percaya diri dan mampu menguasai aundience serta memahami konsep acara,” kata Arini.

Pelaksanaan acara itu dinilainya sukses. Hal tersebut membuatnya menjadi semakin percaya diri dan berani mempromosikan diri untuk menjadi pembawa acara di berbagai kegiatan kampus.

“Mulai diajak teman membawakan berbagai acara maupun event mulai dari acara formal,semi formal, bahkan non-formal. Hobi itu ternyata membuat ketagihan selain bisa menghasilkan, punya banyak teman atau kenalan, dan melatih public speaking,” kenangnya.

Kini Arini bukan hanya menjadi pembawa acara di kampus saja. Jam terbangnya sebagai MC sudah cukup banyak, sehingga namanya pun sudah dikenal.

Tampilannya yang modis menambah pesona saat ia memandu sebuah acara. Berbagai acara pernah dipandunya, mulai dari acara formal sebuah organisasi sampai acara-acara hajatan. Selain itu ia juga piawai bertindak selaku moderator. 

Cerita Dosen Arini 2Arini Nur Annisa, dosen dan MC cantik asal Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Dok Pribadi Arini).

Sedangkan cerita awal mula ia menjadi dosen berawal dari cerita setelah ia menyelesaikan pendidikan Magister Hukum Unhas di 2014 sampai 2016.

Eks presenter Fajar TV ini mencoba mendaftar sebagai tenaga pendidik dibeberapa perguruan tinggi di Makassar. Hasilnya, dia diterima menjadi dosen luar biasa di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, yakni Universitas Pejuang Republik Indonesia (Upri) pada tahun 2016.

Waktu itu honornya cukup minim, tapi Arini menjalaninya karena memang dia hanya berniat untuk mencari pengalaman mengajar.

Selanjutnya dia menjadi dosen luar biasa di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia Paulus (Uki-Paulus) Makassar dan Universitas Indonesia Timur di 2017.

Setelah memiliki pengalaman mengajar selama dua tahun, akhirnya pada 2018 dia mendaftar sebagai ASN di Unhas, dan diterima menjadi dosen tetap Fakultas Hukum Unhas.

Mengenai cara membagi waktu antara profesi satu dengan lainnya, Arini mengaku tidak pernah merasa kesulitan, sebab masing-masing sudah ada jadwalnya.

“Untuk jadwal MC sudah terjadwal sehingga jarang ada yang bersamaan waktu. Yang menjadi masalah ketika jadwal kuliah bersamaan jadwal MC. Tiba-tiba penanggung jawab matakuliah berhalangan sehingga anggota pengajar harus menggantikan sehingga membuat jadwal menjadi amburadul. Solusinya mengambil job MC dihari weekend atau jika jadwal mengajar sedang kosong,” tutur Duta Pariwisata Kabupaten Bantaeng tahun 2010 ini.

Waktu untuk Keluarga

Setiap pekerjaan memiliki tantangan masing-masing. Namun Arini percaya jika menikmati pekerjaaan itu, menjalani proses, siap menerima kritikan dan terus belajar maka semuanya akan terasa mudah dan memberikan kenyamanan tersendiri.

Kuantitas waktu untuk keluarga, diakuinya terkadang berkurang namun tidak mengurangi kualitas. Perempuan yang resmi dipersunting sang pujaan hati pada November 2017 lalu ini senantiasa berupaya untuk bertindak seprofesional mungkin.

Tahun 2020 ini Arini menjadi moderator pada workshop Pemantauan, Peninjauan dan Pengawasan Peraturan Daerah oleh DPRD bersperspektif hak asasi manusia.

Di masa pandemi ini, Ia tetap kebagian beberapa job. Khususnya MC dalam beberapa webinar. Sedangkan di dunia pendidikan, selaku dosen di masa pandemi ia melakukan sistem pembelajaran daring. Kata Arini, selama pandemi, walau bekerja dari rumah ia tetap berusaha untuk aktif dengan berbagai kegiatan.

“Untuk tetap produktif saya aktif mengikuti diskusi online, seminar nasional online,mengikuti les bahas inggris secara online, menulis jurnal/penelitian. Waktu dirumah juga digunakan bersama keluarga, juga senang menata rumah dan taman. Sebisa mungkin membuat aktivitas bermanfaat dan membuat aman serta nyaman dirumah,” katanya.

Setelah pandemi berlalu, ia berharap secepat mungkin beraktivitas kembali dikampus. Arini sangat rindu untuk aktif kembali mengikuti berbagai kegiatan akademik kampus dan aktivitas mengajar. 

Selain itu ia tengah melakukan persiapan melanjutkan kembali pendidikan Doktoral (S3). Tapi, di antara kesibukan-kesibukan itu ia tetap menyelipkan keinginan untuk tetap menerima beberapa tawaran job MC. 

Perempuan yang menerbitkan karya ilmiah berjudul Aksesibilitas Hak Pilih Bagi Penyandang disabilitas terhadap Kualitas Pemilu tahun 2020 ini berharap agar segera dapat menerbitkan buku. []

Berita terkait
Pucuk Pinus Saksi Refleksi Kemerdekaan di Bantaeng
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Uluere, di Kabupaten Bantaeng, menggelar kegiatan arak bendera di hutan pinus.
Bendera 120 Meter di Maros, dari Gunung ke Laut
Sejumlah pemuda di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, membentangkan bendera sepanjang 120 meter di laut. Awalnya bendera akan dibentang di gunung.
Ritual Pemanggil Hujan di Perbesi Tanah Karo
Warga Desa Perbesi, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, memiliki ritual untuk memanggil hujan saat musim kemarau panjang.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.