Kim Jong-un: Amerika Serikat Sebagai Musuh Terbesar Kami

Kim Jong Un menyerukan negaranya untuk membuat senjata nuklir yang lebih canggih, Kim juga mengatakan AS adalah "musuh terbesar kami.”
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berbicara selama Kongres ke-8 Partai Buruh di Pyongyang. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Pyongyang - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyerukan negaranya untuk membuat senjata nuklir yang lebih canggih. Kim juga mengatakan Amerika Serikat (AS) adalah "musuh terbesar kami.” Ucapan Kim tersebut merupakan tantangan keras terhadap Presiden terpilih AS, Joe Biden, hanya beberapa hari sebelum dilantik pada 20 Januari 2021.

Kantor Berita Reuters mengutip media resmi pemerintah Korea Utara, KNCA, melaporkan Kim mengatakan kebijakan permusuhan dengan Washington tidak akan berubah meskipun Presiden AS akan berganti. Namun, Kim menegaskan, mencabut kebijakan bermusuhan akan menjadi kunci bagi hubungan Korea Utara-AS.

“Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan untuk menaklukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami,” kata Kim selama sembilan jam pidato di Pyongyang.

"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat asli AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," kata Kim yang juga bersumpah untuk memperluas hubungan dengan "pasukan anti-imperialis, independen."

Korea Utara, menurut Kim, tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklir, tapi negara itu memperluas persenjataan nuklirnya, termasuk kemampuan serangan "pre-emptive" dan "pembalasan" dan hulu ledak dalam berbagai ukuran.

Kim menyerukan untuk mengembangkan peralatan termasuk senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat (intercontinental ballistic missiles/ICBM), satelit mata-mata, dan drone.

Korea Utara, kata Kim, sedang mempersiapkan uji coba dan produksi berbagai senjata baru, termasuk "roket multi-hulu ledak" dan "hulu ledak terbang supersonik untuk roket balistik jenis baru," sementara penelitian tentang kapal selam nuklir hampir selesai.

Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS. Seorang juru bicara kampanye Biden juga menolak berkomentar.

Kim juga mengkritik Korea Selatan karena menawarkan kerja sama di bidang "non-fundamental", seperti bantuan virus corona dan pariwisata, dan mengatakan Seoul harus berhenti membeli senjata dari dan melakukan latihan militer dengan Amerika Serikat.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan masih mengharapkan hubungan Korea Utara-AS yang lebih baik dan akan terus mengejar denuklirisasi semenanjung Korea.

"Pelantikan pemerintahan AS yang baru dapat menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan hubungan AS-Korea Utara, dan kami berharap hubungan tersebut dapat segera dilanjutkan," kata kementerian dalam sebuah pernyataan setelah komentar Kim dirilis (ah)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pertemuan Trump-Kim, Dendam Tiga Turunan Korea Utara dan Amerika
Menjadi hari bersejarah saat kedua pemimpin tertinggi Korea Utara dan Amerika Serikat sebab untuk pertama kalinya berjabat tangan setelah hampir tujuh dekade bermusuhan dan tukar ancaman untuk saling menghancurkan.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.