Jakarta - "Esensi Nyepi dan Catur Bratha adalah bagaimana kita dapat mengendalikan hawa nafsu yang membangkitkan ketamakan sisi kelam manusia," ujar Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dalam siaran pers pada Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, Minggu, 14 Maret 2021.
Mengendalikan hawa nafsu, ketamakan dalam diri, kata Firli, bukan hanya ajaran Hindu, semua agama mengajarkannya: Islam, Kristen, Budha, dan aliran kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Bagaimana kita dapat mengendalikan hawa nafsu yang membangkitkan ketamakan sisi kelam manusia.
Pada momen Nyepi, Firli mengajak masyarakat Indonesia berperilaku anti korupsi, karena korupsi dan perilaku koruptif merupakan adalah satu di antara turunan hawa nafsu, ketamakan, merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Banyak negara hancur karena korupsi, kata Firli, jangan kejahatan kemanusiaan ini dibiarkan tumbuh subur, jangan dianggap hal biasa. "Kita semua tentu sependapat bahwa kendala terbesar negeri ini untuk menjadi bangsa yang besar adalah masih merajalelanya korupsi."
Menganggap korupsi adalah hal biasa, kata Firli, adalah cara pandang dan pemahaman yang sangat keliru dan harus diubah. "Hari Raya Nyepi, mari kita jadikan sebagai momentum untuk introspeksi diri, untuk meneguhkan nilai-nilai dan semangat anti korupsi."