Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengkritisi rencana impor jagung oleh Kementerian Perdagangan. Menurutnya, pemerintah jangan sampai membebankan masyarakat karena kenaikan harga dan produksi jagung nasional yang menurun akibat kemarau.
Bamsoet mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) harus mengkaji terlebih dulu dampak musim kemarau terhadap produksi jagung nasional, guna mengetahui apakah diperlukan impor atau tidak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jagung nasional.
Kementerian Pertanian harus memaparkan data produksi jagung nasional.
Selain itu, Bamsoet mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan harus terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dalam hal rencana impor bahan pangan.
"Kementerian Pertanian harus memaparkan data produksi jagung nasional di tahun 2019," kata Bamsoet kepada media, Jumat, 23 Agustus 2019.
"Setiap kebijakan impor yang dibuat tidak akan mengganggu serapan bahan pangan yang dihasilkan petani lokal jika ada koordinasi dengan baik," ucapnya.
Calon Ketua Umum Partai Golkar itu juga menegaskan, pemerintah memiliki kewajiban menjaga harga jagung tetap stabil di pasaran, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 58 tahun 2018, yang menetapkan harga jagung Rp. 4000 per kg di tingkat pabrik.
"Agar masyarakat tidak resah, terutama terhadap pakan ternak yang berimplikasi terhadap harga telur dan daging ayam," tutur dia.
Diketahui sebelumnya, Kementerian Perdagangan diberitakan berencana membuka keran impor jagung tahun ini. Wacana dikeluarkan demi mengantisipasi kenaikan harga produksi jagung nasional dan produksi jagung lokal yang dinilai menurun akibat musim kemarau.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bahkan disebut akan segera menyiapkan surat perizinan impor (SPI) atas rekomendasi Kementan.
Namun, Kementan justru menolak wacana impor jagung yang dilontarkan Kemendag. []