Ketika Gunung Rinjani Menjadi Syariah

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Sudiyono menerapkan aturan syariah. Aturan baru ini untuk mencegah perbuatan asusila.
Kawasan Gunung Rinjani. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)

Jakarta - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono akan menerapkan aturan syariah bagi pendaki pria dan wanita. Aturan baru ini untuk mencegah perbuatan asusila para pendaki.

Aturan itu untuk memisahkan pendaki perempuan dan laki-laki lantaran ada dugaan penyimpangan yang dilakukan wisatawan, Rabu, 19 Juni 2019 di sekitar bukit Pergasingan, Sembalun.

"Konsep kami bahwa kami enggak tahu pendaki yang berpasang-pasangan itu sudah resmi nikah atau belum. Kemudian, yang kedua adanya dugaan wisatawan ke destinasi di sekitar Rinjani itu kurang baguslah," Sudiyono, Rabu 19 Juni 2019.

Konsep kami bahwa kami enggak tahu pendaki yang berpasang-pasangan itu sudah resmi nikah atau belum.

Sudiyono menjelaskan aturan itu diterapkan pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah untuk memasarkan potensi wisata yang berbeda dengan Bali. Dia mengatakan penyimpangan yang terjadi itu di sekitar Sembalun, tapi jika mendaki Gunung Rinjani akan lebih kecil potensi terjadinya penyimpangan.

"Iya, ada penyimpangan. Tapi, saya kira pendakian ke Gunung Rinjani akan berbeda. Karena mendaki Gunung Rinjani ini cukup memakan energi," katanya.

Rencananya, pemisahan pendaki laki-laki dan perempuan dilakukan dengan membedakan tenda tempat kemping.

"Tetapi kami menghormati usulan-usulan yang masuk itu ke depan. Kami akan membedakan tenda di tempat camp itu antara laki-laki dan perempuan," ucap dia.

Selain itu akan diberlakukan aturan Gunung Rinjani tutup hari Jumat hanya untuk sekitaran jalur Sembalun. Hal itu adalah usulan dari masyarakat.

"Kami memang belum pernah diajak diskusi oleh pemda. Tapi, apa usulan yang mengarah ke situ, antara lain di Sembalun minta kalau hari Jumat itu pendakian ke Gunung Rinjani ditutup," ujar Sudiyono.

Dia menjelaskan bahwa penutupan pada hari Jumat akan didukung dengan tidak menyediakan penjualan tiket elektronik.

"Kami menggunakan tiket online, jadi cukup membuat nol pada hari Jumat. Seolah-seolah penuh atau tidak menjual tiket pada hari tersebut jadi kan pendaki itu enggak bisa naik,” jelasnya.

Aturan baru pendakian Gunung Rinjani yang lebih syariah itu bagi pendaki laki-laki dan perempuan akan didampingi oleh petugas atau porter dan pendaki yang berpasangan tidak akan diperbolehkan untuk tidur bersama.

"Itu ide hasil diskusi kami di TNGR. Bagaimana kami menyambut wisata halal, tandanya seperti apa kami belum mendapat informasi yang pasti. Kami ingin wisata halal sesuai ajaran agama. Antara lain kalau malam laki-laki dan perempuan itu terpisah kalau belum ada tali pernikahan,” tutur Sudiyono.

Baca juga:

Berita terkait