Keterbukaan 3 Wanita Cantik Pasien Positif Corona

Seorang ibu dan dua putri, Maria Darmaningsih, Sita Tyasutami dan Ratri Anindyajati, pasien positif corona yang sembuh. Mereka membuka diri.
Dari kiri ke kanan: Ratri Anindyajati, Maria Darmaningsih, dan Sita Tyasutami. (Foto: Instagram/ratrianindya)

Jakarta - Tiga wanita, seorang ibu dan dua putri yang adalah pasien 01, pasien 02, dan pasien 03 positif corona Covid-19 yang menggemparkan Indonesia, pada akhirnya membuka diri. Mereka dinyatakan sembuh dan bersikap terbuka, menceritakan pengalamannya dengan Covid-19.

Mereka adalah Maria Darmaningsih, Dosen Tari di Institut Kesenian Jakarta, satu di antara pendiri Indonesian Dance Festival. Dua putrinya, Sita Tyasutami, penari profesional, manajer seni pertunjukan independen, asisten manajer Kuno Kini; dan Ratri Anindyajati, produser independen, manajer seni. 

Maria pasien 01, Sita pasien 02, Ratri pasien 03. Sita adalah adik Ratri.

Dalam sebuah video BBC Indonesia yang kemudian viral, mereka menyatakan kelegaan yang luar biasa akhirnya sembuh, bisa kumpul kembali bersama di rumah

"Kami masih fokus di penyembuhan, jadi masih harus istirahat. Anjuran dokter, kami harus tinggal di rumah selama tujuh sampai 14 hari ke depan," tutur Ratri.

Maria bercerita, selama diisolasi, ia merasa sangat beruntung mendapatkan kertas dan cat poster. Ia bisa belajar mencoret-coret sampai akhirnya jadi lukisan. "Itu adalah bagian self healing yang luar biasa."

Sita mengenang pertama kali yang ia lakukan saat pulang adalah berjemur pada pagi hari. Itu paling penting menurutnya karena selama diisolasi ia tidak pernah melihat matahari. 

Pastinya harus istirahat juga kami bertiga, sepertinya saya masih lemah dan harus ikuti proses setelah penyembuhan," kata Sita.

Di ruang isolasi, Sita mendapat infus obat dan vitamin, "Sehat rasanya, tapi karena diinfus ya tidur saja, meskipun ada olahraga sedikit saat diisolasi." Begitu keluar dari rumah sakit, infus dilepas, ia sampai rumah masih lemas, harus banyak istirahat dan tidur.

Ketika tahu ya tidak apa-apa, yang penting saya tahu daripada hari-hari sebelumnya itu saya tidak tahu apa yang terjadi dengan badan saya.

Ratri AnindyajatiRatri Anindyajati (kanan) bersama ibunda, Maria Darmaningsih. (Foto: Instagram/ratrianindya)

Ratri bercerita lebih banyak. Ia diberitahu dokter, positif Covid-19 jam dua pagi. Ia dibangunkan dokter untuk mendengar pernyataan bahwa ia positif covid-19. Ratri dengan tenang bertanya, "Kenapa ya harus jam dua pagi? Alasannya supaya tidak membuat panik.

"Namanya juga baru bangun tidur, otak saya juga belum bangun. Akhirnya saya cuma tulis catatan pribadi tentang kejadiannya, saya kirim ke keluarga terdekat, lalu saya tidur lagi. Karena saya ngantuk banget," tuturnya. 

Ratri tidak khawatir karena tahu sejak awal persentase kesembuhannya 98,9 persen. "Jadi ketika tahu ya tidak apa-apa, yang penting saya tahu daripada hari-hari sebelumnya itu saya tidak tahu apa yang terjadi dengan badan saya." 

Karena tidak merasa sakit, ketik diberi tahu positif, ia lega, mengabari keluarga dan tidur lagi. "Saya juga yakin ibu dan adik saya bisa sembuh."

Yang membuatnya 'darah tinggi' justru pada awal ia diketahui positif Covid-19, mendengar kabar itu dari media, dan sejam kemudian rumahnya dikepung wartawan. 

"Saya tidak bisa pulang. Itu yang membuat marah. Tapi waktu tahu ibu dan adik saya positif, tidak apa-apa, karena saya tahu mereka akan sembuh dan bagus mereka diisolasi. Yang bahaya adalah karena penyebarannya sangat cepat dan adik saya kala itu positif tapi umurnya umur prima, pasti sembuhnya cepat," tutur Ratri.

Ia sempat khawatir kepada ibunya yang lebih tua, tetapi saat ia bicara dengan ibunya, ibu sudah tidak tidak demam, tidak batuk, ia menjadi lega. "Dia senang diinfus antibiotik dan vitamin, sudah semua baik-baik saja."

Bagi yang memiliki gejala jangan takut untuk cek ke dokter. Jangan takut diisolasi karena tidak semenyeramkan yang kalian bayangkan.

Sita TyasutamiSita Tyasutami (kanan) mencium ibunda, Maria Darmaningsih. (Foto: Instagram/sitatyasutami)

Ratri melihat ibu dan adiknya, tekanan darah mereka tinggi karena stres memikirkan pemberitaan di luar. "Akhirnya mereka mematikan televisi, fokus dalam proses penyembuhan, itu saja."

Ia mengatasi rasa bosan di ruang isolasi dengan berolahraga. Demikian pula ibu dan adiknya. "Sita sempat ingin head stand di tempat tidur. Lalu suster lewat intercom langsung mengingatkan. Saya juga coba olahrga di tempat tidur saat bosan. Lalu diingatkan suster, jangan terlalu mundur nanti jatuh."

Hari pertama masuk ruang isolasi, Ratri merasa senang karena ternyata kamar Sita dan ibunya ada di seberang kamarnya. "Kami hanya bisa bertelepon dan menyapa dari balik puntu yang ada jendelanya. Itu membuat kami senang."

Ratri ingat Sita menangis karena lebih lama berada di ruang isolasi. "Saya senang, setidaknya kalau ada apa-apa, ibu dan Sita dekat."

Maria, Sita dan Ratri berpesa kepada mereka yang masih positif Covid-19 tetap semangat, fokus ke self healing karena penyakit ini benar-benar bisa sembuh dan sehat kembali. 

"Hati-hati, jaga diri dan disiplin dan fokus untuk sembuh," kata Sita.

Semua bisa sakit dan yang baru tahu positif juga jangan panik, kata Maria, semuanya pasti bisa sembuh. "Bagi yang memiliki gejala jangan takut untuk cek ke dokter. Jangan takut diisolasi karena tidak semenyeramkan yang kalian bayangkan."

Satu lagi, kata Maria, "Seperti Ratri tidak tampak gejalanya ternyata dia carrier, jadi harus hati-hati sekali. Kita semua tidak tahu, karena itu bagus untuk dia di rumah 14 hari memutus rantai Covid-19." []

Baca juga:

Berita terkait
Mendampingi Suami Suspect Corona di Semarang
Suami istri di Semarang ini melakukan perjalanan ke Singapura 9 hari. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, suami menunjukkan tanda gejala corona.
11 Tokoh Dunia Positif Corona
Virus corona menyerang siapa pun tidak mengenal usia maupun status. Deretan tokoh penting ini disebut positif corona.
Denny Siregar: Terangnya Dokter Handoko Gunawan
Kisah Handoko Gunawan, dokter ahli paru di Graha Kedoya ini adalah fakta bahwa superhero itu ada. Terangnya menembus ras dan agama. Denny Siregar.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.