Jakarta - Bagi Anda yang pernah terinfeksi Covid-19 dapat mengalami berbagai dampak pada kesehatan mereka, meski sudah sembuh, seperti Lalilulelo yang merupakan singkatan dari Labil emosi dan pendiriannya, Linglung, Lupa, Lemot atau pikiran melambat, dan Logika berpikir menurun.
Istilah tersebut merupakan gambaran akan gejala dari penurunan fungsi kognitif, dimana mereka yang mengalaminya cenderung menjadi pelupa dan lemot.
Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Pukovisa Prawirohardjo, Sp.S(K) mengatakan penurunan fungsi kognitif yang gejalanya lupa sampai pikiran melambat.
“Penurunan fungsi kognitif yang gejalanya lupa sampai pikiran melambat (lemot) bisa dialami mereka yang sembuh dari COVID-19” seperti dilansir dari Halodoc, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Sebenarnya, istilah Lalilulelo bukanlah masalah atau istilah kesehatan. Namun, penggunaannya dipakai untuk menggambarkan gejala penurunan fungsi kognitif pada penyintas Covid-19. Selain lalilulelo, kondisi penurunan fungsi kognitif seseorang setelah sembuh dari Covid-19 juga disebut dengan istilah Brain Fog.
Berdasarkan studi yang direpresentasikan dalam konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer atau Alzheimer’s Association International Conference (AAIC) pada 29 Juli 2021 di Denver, Colorado.
Studi tersebut menunjukan bahwa ada hubungan antara Covid-19 dan defisit kognitif yang persisten, termasuk percepatan gejala penyakit alzheimer.
Gejala yang timbul pun identik dengan istilah Lalilulelo. Temuan ini menambah deretan hasil studi terkait gejala long Covid-19, seperti mudah lupa, bingung, serta tanda-tanda hilangnya ingatan yang tidak dapat disepelekan. Hasil penting lainnya yang dilaporkan dari AAIC 2021.
Pertama, adanya indikasi biologis cedera otak, peradangan saraf, dan Alzheimer memiliki kaitan yang kuat dengan adanya gejala neurologis pada pasien Covid-19.
Individu yang mengalami penurunan kognitif pascainfeksi Covid-19 lebih cenderung memiliki kadar oksigen darah yang rendah. Kondisi ini dapat terjadi setelah aktivitas fisik singkat, serta kondisi keseluruhan yang buruk.
Studi tersebut dilakukan oleh ahli dari University of Texas Health Science Center bersama dengan Asosiasi Alzheimer. Mereka mempelajari kognisi dan indra penciuman pada hampir 300 orang dewasa di Argentina yang mengalami Covid-19.
- Baca Juga: 7 Manfaat Ikan Air Tawar Bagi Kesehatan
Partisipan yang dipelajari adalah mereka yang tiga dan enam bulan setelah terinfeksi Covid-19. Lebih dari separuhnya menunjukan terjadinya gangguan, yaitu menjadi pelupa. Diperkirakan bahwa satu dari empat partisipan memiliki masalah tambahan dengan disfungsi kognitif lainnya.
Ada beberapa gejala yang dapat mengindikasikan terjadinya brain fog pada penyintas Covid-19. Mulai dari sakit kepala, sulit konsentrasi, merasa kebingungan, dan mental yang terganggu. Kondisi lain juga dapat menyertainya, seperti sering terlihat lesu.
Namun, beberapa hal lain juga dapat menjadi faktor pemicu brain fog, seperti misalnya stres. Pasalnya, stres dapat meningkatkan tekanan darah, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan memicu depresi.
- Baca Juga: 7 Manfaat Virgin Coconut Oil untuk Kesehatan
Kondisi stres juga dapat mengakibatkan kelelahan mental, yang dapat menimbulkan penurunan fungsi kognitif. Sebab, ketika stres seseorang akan cenderung mengalami kesulitan untuk berpikir jernih secara fokus.
Hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut terkait pengobatan khusus untuk gejala pasca Covid-19. Namun, bila kamu mengalaminya, kamu dapat menyikapinya dengan pikiran yang positif. []