Kesaksian Karyawan: Obral Harga Rugikan Mitra OYO

OYO Rooms Indonesia punya cara untuk "menjerat" mitra properti bergabung.
Head of External Relations and Business Integrity Oyo Indonesia, Renaldy Martin melalui virtual media gathering menegaskan akan melakukan tindakan tegas terhadap akun media sosial @oyobikinrugi, Selasa, 25 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Fernandho)

Jakarta - OYO Rooms Indonesia punya cara untuk "menjerat" mitra properti. Perusahaan startup unicorn jaringan hotel ini menjanjikan subsidi harga asalkan mereka memasang tarif kamar yang super miring. Alasan OYO, dengan tarif murah tentu akan menarik pelanggan untuk menginap di hotel mitra.

Menurut Ningsih, eks karyawan OYO Room Indonesia divisi Business Development, strategi subsidi harga menjadi cara jitu untuk menarik mitra bergabung. Namun seiring perjalanan waktu, banyak mitra properti yang merasa sistem subsidi harga lebih banyak merugikan mereka.

Baca Juga: Dirudung Masalah, OYO Indonesia Berganti Pimpinan 

"Banyak mitra properti yang komplain dan menanyakan kalau kami memasang tarif kamar terlalu murah lalu kami merugi apakah pihak OYO mau menggantikan kerugian itu," ucap Ningsih dalam wawancara dengan Tagar TV.

Kalau klausul awalnya menguntungkan mitra properti, tapi malah kemudian merugikan.

Harga yang murah memang tujuannya untuk menarik pelanggan. Namun kalau terus menerus obral harga, imbasnya properti menjadi cepat rusak karena owner kesulitan untuk filtering dari sisi tamuya.

"Kalau harga kamar terlalu murah, siapa saja bisa menginap termasuk remaja. Ini bisa merusak image owner properti. Jadi sistem subsidi harga banyak menimbulkan masalah. Bukan hanya kerugian dari sisi finansial tapi juga citra properti yang bisa rusak," ucap Ningsih.

Sebelumnya Axel, eks karyawan OYO juga mengungkapkan bahwa subsidi harga itu hanya gimmick perusahaan untuk menggaet mitra. Pada kenyataan banyak mitra properti yang kesulitan untuk menuntut ganti rugi. Ujung-ujunnya yang mendapat tekanan adalah karyawan bagian business development (BD) seperti Axel dan Ningsih yang terus dikejar mitra bak dikejar debt collector. Ini yang membuat mereka tidak nyaman bekerja dan memutuskan untuk berhenti atau resign seperti yang ditempuh Axel dan Ningsih.

Ningsih (bukan nama sebenarnya) menjadi bagian dari tim BD pada akhir tahun tahun 2018. Ia mengaku banyak pengalaman dengan bekeja sebagai tim BD. Namun bukan pengalaman baik yang ia dapatkan, justru hari demi hari bulan demi bulan ia semakin tak nyaman bekerja.

"Saya memutuskan resign. Saya bekerja di OYO Rooms Indonesia tidak sampai setahun," ucap Ningsih.

OYOOYO menawarkan pengalaman menginap yang aman dan nyaman untuk para tenaga kerja, tenaga kesehatan, dan turis di Indonesia. (Foto: Instagram/@oyo.indonesia)

Kalau misalnya mitra menginginkan fasilitas amenitas itu, terpaksa harus menyediakan investasi sendiri, karena penting untuk menarik pelanggan .

Ia pun bercerita, sebagai BD, Ningsih bekerja untuk membantu pemilik properti yang ingin membutuhkan bantuan pengelolaan secara profesional agar menjadi lebih maju.

"Namun seiring perjalanan saya bekerja sebaga BD, banyak sekali klausul kontrak dengan mitra yang seringkali berubah. Kalau klausul awalnya menguntungkan mitra properti, tapi malah kemudian merugikan," ucapnya.

Ningsih mencontohkan soal fasilitas amenitas. Sebelumnya dalam klausul disebutkan bahwa mitra kerja akan mendapatkan fasilitas amenitas seperti penyediaan air mineral dan dispenser di setiap kamar hotel.

Namun dalam perjalanannya, fasilitas amenitas itu tidak ada. Ini membuat berkurangnya keuntungan owner properti, karena mereka harus mengeluarkan biaya untuk investasi.

"Saya sebagai BD, bekerja mencoba membina relasi yang baik dengan owner. Saya merasa menjadi tidak enak ketika mitra properti komplain. Ini waktu awal pernjanjiannya seperti ini, tapi kenapa berubah seperti itu. Kalau dikontrak tertulis A, seharusnya sampai kontrak habis juga harus A," ucap Ningsih.

Menurutnya, manajemen OYO berdalih tidak memberikan lagi fasilitas amenitas karena mulai menerapkan eco  green atau produk-produk yang ramah lingkungan.

"Kalau misalnya mitra menginginkan fasilitas amenitas itu, terpaksa harus menyediakan investasi sendiri, karena penting untuk menarik pelanggan datang dan menginap di hotel. Air mineral dan dispenser kan harus ada di kamar," tuturnya.

Menurut Ningsih, sebenarnya penghapusan fasilitas amenitas itu sudah disampaikan oleh manajemen OYO kepada mitra properti. "Tetap saja mereka bertanya kepada tim BD seperti saya. Mereka pun hanya bilang, itu hanya akal-akalan OYO saja, cari-cari alasan saja," katanya.

Menjadi ujung tombak komunikasi dengan klien, BD acapkali menjadi sasaran komplain. Ada owner properti yang komplain, dana yang masuk ke rekeningnya tidak sesuai kontrak.

"Selisih harga itu bervariasi, ada yang selisih Rp 3 juta, ada yang Rp 5 juta. Biasanya saya menerangkan ke owner properti untuk menghubungi general manager OYO atau business manager.," ucap Ningsih.

Simak Pula: Pengakuan Vendor OYO Indonesia, Tak Sesuai Ekspektasi

Menurutnya, kalau ada selisih harga, biasanya akan dibayarkan pada bulan berikutnya. Namun kalau bulan berikutnya ada selisih lagi, maka akan mundur ke bulan berikutnya. "Hampir banyak mitra properti yang komplain masalah ini," tutur Ningsih. []

Berita terkait
Dituding Buat Rugi, OYO Indonesia Somasi @oyobikinrugi
OYO Indonesia mengklaim akan mensomasi akun media sosial @oyobikinrugi. Pasalnya, akun itu dinilai menggiring opini negatif terhadap OYO Indonesia.
Profil OYO Indonesia, Startup Asal India Rajai Dunia
OYO Rooms Indonesia merupakan startup unicorn asal India yang bergerak bisnis jaringan hotel.
Dirudung Masalah, OYO Indonesia Berganti Pimpinan
Petinggi OYO internasional melakukan perombakan di tubuh struktur kepemimpinan OYO Indonesia setelah diterpa kabar miring soal bisnis perusahaan
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.