Jakarta - Untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan di perbatasan Natuna, termasuk dalam hal protes Cina atas kegiatan eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan Indonesia, maka Indonesia melibatkan perusahaan minyak Cina untuk eksplorasi migas di Natuna.
Pasalnya, bila terjadinya konflik siapapun akan kesulitan dalam melakukan aktifitas di wilayah kerja migas di dunia manapun, termasuk di Natuna, Kepulauan Riau milik Indonesia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto mengungkapkan beberapa alasannya terkait melibatkan Cina di laut Natuna.
"Pertama, perusahaan Cina yang bergerak di bidang migas sudah ada di Indonesia sejak lama baik di offshore Jawa (CNOOC) maupun onshore (Petrochina). yang kedua, biaya operating perusahaan Cina sangat murah karena tenaga kerjanya mau dibayar murah. yang ketiga, kandungan Co2 yang tinggi dapat dimanfaatkan oleh Cina untuk perdagangan karbon. yang keempat, teknologi Cina sudah maju bisa memisahkan kandungan Co2 yang tinggi. yang kelima, chKonflik Natuna, China Tidak Mengakui ZEE Indonesiaa duitnya banyak sehingga tidak diragukan lagi untuk mau invest di Natuna,” ujar Djoko Siswanto Senin, 27 Desember 2021.
- Baca Juga: Angkatan Laut Indonesia dan Singapura Latihan Perang di Laut Natuna
- Baca Juga: Konflik Natuna, China Tidak Mengakui ZEE Indonesia
Djoko Siswanto juga menjelaskan bahwa kerja sama ini akan dilakukan dengan segera atau secepat mungkin, agar dapat berkontribusi meningkatkan ketahanan energi di Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, juga bisa membuka peluang kerja baru disana mengingat tiap tahun banyak sekali angkatan kerja baru yang lulus dari universitas yang perlu disiapkan lapangan kerjanya agar tidak menambah angka pengangguran.
- Baca Juga: Indonesia Diminta Tegas Menanggapi Protes China Terkait Natuna
- Baca Juga: China Caplok Perairan ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara
Kemudian untuk mempererat hubungan antar negara, mengundang dan menciptakan iklim investasi yang baik pada blok blok migas di sekitarnya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional.
Selanjutnya dapat menambah devisa negara karena gasnya bisa di ekspor ke negara tetangga dan letaknya sangat dekat di daerah perbatasan. Termasuk peluang bagi industri penunjang migas di tanah air untuk mendapatkan pekerjaan disana (Natuna).
(Putra Rizqi Setiawan)