Medan - Kepala Polda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Martuani Sormin menegaskan bahwa seluruh narkotika jenis sabu yang beredar di wilayah tugasnya berasal dari luar negeri.
Kemudian banyaknya narkotika yang masuk ke Sumatera Utara sebagian besar diselundupkan melalui perairan. Luasnya jalur pantai menjadi kendala bagi kepolisian untuk meminimalisirnya.
"Semua narkotika yang ada di Sumut berasal dari luar negeri dan transit. Apakah dari Aceh, Labuhanbatu, Tanjung Balai Asahan itu tergantung dengan sindikatnya. Kemarin kami ungkap ada sindikat baru, yaitu Aceh-Medan-Surabaya dengan barang bukti narkotika jenis sabu seberat 40 kilogram. Biasanya narkotika hanya ke Jakarta, tapi ini sudah langsung ke Surabaya," ungkap Martuani di Mapolda Sumut, Rabu, 22 Juli 2020.
Dia mengakui, luas dan panjang jalur perairan di Sumatera Utara membuat narkotika dari luar negeri mudah masuk. Terutama melalui Malaysia.
Namanya juga penjahat, pasti punya modus baru untuk menyelundupkan barang hasil kejahatan
"Pastinya sebagian besar itu masuk melalui perairan. Karena Tanjung Balai dengan Malaysia hanya 3,5 jam naik speed boat. Kendala kami adalah wilayah pantai sangat panjang dan luas mulai dari batas Aceh Timur sampai batas Riau. Di sini banyak pelabuhan tikus," kata dia.
Namun, ujar Martuani, pihaknya akan terus melakukan penindakan dan terus menjalin kerja sama dengan TNI Angkatan Laut maupun Badan Keamanan Laut RI dan instansi lainnya dalam melakukan pencegahan dan penindakan.
"Namanya juga penjahat, pasti punya modus baru untuk menyelundupkan barang hasil kejahatan," tandasnya.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara memusnahkan 51 kilogram (Kg) narkotika jenis sabu, 1.600 butir pil ekstasi dan 40 Kg ganja.
Seluruh tersangka dalam kasus ini berjumlah 83 orang, terdiri dari 76 lelaki dan tujuh perempuan. Semua tersangka yang ditangkap terdiri dari 50 kasus dan tangkapan periode Maret sampai Juli 2020.[]