Keraguan di Balik Tujuh Tembakan Brigadir J yang Meleset Saat Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo

Keraguan di balik tujuh tembakan Brigadir J yang meleset semua saat baku tembak dengan Bharade E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri.
Brigadir J (kanan) foto bersama Irjen Ferdy Sambo atasannya. Keraguan di Balik Tujuh Tembakan Brigadir J yang Meleset Saat Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo. (Foto: Tagar/TVOne)

TAGAR.id, Jakarta - Brigadir J melesatkan tujuh tembakan ke arah Bharada E, tapi meleset semua. Bharada E melesatkan lima tembakan ke arah Brigadir J dan kena semua. 

Itu keterangan Polri. Bahkan, kata Polri, ada tujuh luka tembakan di tubuh jenazah Brigadir J karena dua tembakan mengenai dua kali dari jari ke dada.

Kronologi versi Polri yang diragukan banyak pihak, termasuk oleh keluarga Brigadir J.

Samuel Hutabarat ayah Brigadir J heran anaknya itu seorang sniper, penembak terlatih, pernah bertugas di Papua, tapi tujuh tembakannya meleset.

"Aneh kalau tembakan dia meleset. Dia itu ahli menembak dan pernah bertugas di Papua," kata Samuel kepada wartawan, Selasa, 12 Juli 2022.

Pada saat Brigadir J bertugas di Papua, kata Samuel, "Kalau Lebaran, dia ditempatkan di titik-titik rawan untuk sniper."

Mengingat keahlian anaknya itu, Samuel heran bagaimana bisa tembakan Brigadir J tidak mengenai Bharada E.

Padahal, menurut penjelasan Mabes Polri, Brigadir J yang pertama kali menembak ke arah Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Juli 2022.

Jadi, kata Samuel, sangat aneh menembak dari jarak lima sampai tujuh meter, tidak kena alias meleset.

"Apalagi tembakanya itu dinyatakan polisi sebanyak tujuh kali. Mustahil tak satu pun mengenai tubuh Bharada E," kata Samuel.

Keraguan juga disampaikan Haris Pertama, mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Haris Pertama di akun Twitter-nya Selasa, 12 Juli 2022, menyatakan keheranannya.

"Ini beritanya benar ga sih ? Mantan Sniper kenapa tembakannya meleset semua ya, Jangan-jangan ini berita HOAX," tulis Haris Pertama.

Menodongkan Senjata ke Arah Istri Sambo

Brigadir J berada dalam kamar Putri Candrawati, istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, diduga melakukan pelecehan sambil menodongkan senjata ke arah istri Sambo.


Aneh kalau tembakan dia meleset. Dia itu ahli menembak dan pernah bertugas di Papua.


Terhadap dugaan itu, Samuel Hutabarat tidak yakin anaknya itu masuk ke kamar pribadi istri jenderal polisi tanpa seizin pemilik.

"Kalau enggak dipanggil, mana mungkin dia datang ke kamar, gitu aja," kata Samuel.

Samuel berharap proses hukum terkait kematian anaknya dapat ditegakkan dan dilakukan secara adil.

"Yang penting kalau memang diadili, seadil-adilnya lah. Transparan, jangan direkayasa," kata Samuel.

Sebelumnya, menurut kronologi yang disampaikan Polri, Brigadir J ada di kamar Putri Candrawati istri Sambo. Putri berteriak. Teriakannya didengar Bharada E.

Bharada E dan Brigadir J sama-sama polisi yang bertugas di rumah Sambo. Bharada E ajudan Sambo. Brigadir J sopir istri Sambo.

Bharada E mendekati sumber teriakan. Brigadir J kaget melihatnya dan melesatkan tembakan tapi meleset.

Terjadi saling tembak di antara keduanya.

Brigadir J memuntahkan tujuh tembakan tapi meleset semua. Bharada E membalas dengan lima tembakan dan kena.

Irjen Ferdy Sambo tidak ada di rumah saat kejadian. Ia pulang setelah istrinya meneleponnya dengan histeris. Sambo sampai rumah, mendapati Brigadir J telah tewas.

Samuel mengatakan melihat luka-luka sayatan di beberapa anggota tubuh Brigadir J, luka sayatan benda tajam, bukan luka tembakan.

"Misalnya anak saya salah, ya jangan disiksa begitu," kata Samuel.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Senin, 11 Juli 2022, mengatakan Brigadir J melakukan pelecehan sambil menodongkan senjata ke arah istri Sambo.

"Yang jelas gini ya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan.

Tentang isu Brigadir J dianiaya, bukan hanya ditembak, karena ketahuan selingkuh dengan Putri Candrawati istri Sambo, dibantah Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto, Rabu, 13 Juli 2022.

"Tak ada alat bukti atau bukti yang mendukung adanya hal tersebut. Kami hanya berdasarkan fakta yang kami temukan di TKP," kata Budhi.

Fakta yang ada, kata Budhi, Brigadir J diketahui melakukan pelecehan terhadap istri Sambo. Setelah dipergoki, Brigadir J keluar kamar hingga akhirnya terlibat aksi saling tembak dengan Bharada E.

Baku tembak berakhir dengan tewasnya Brigadir J.

Dalam kasus ini, Bharada E statusnya saksi karena posisinya membela diri dan melindungi istri Sambo.

Tim Khusus untuk Menjawab Keraguan Publik

Kapolri Listyo Sigit Prabowo pada Selasa, 12 Juli 2022, membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus kematian Brigadir J.

Tim khusus dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Dibantu Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryo, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

Juga dibantu Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, dan Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Wahyu Widada.

Tim khusus juga mengerahkan unsur dari Divisi Propam Polri, yakni Biro Provos dan Paminal. Juga menggandeng institusi Kompolnas dan Komnas HAM.

Tim khusus dibentuk, kata Listyo, untuk menjawab keragu-raguan publik di antara banyak berita liar dalam kasus ini.

"Mudah-mudahan ini bisa menjawab keraguan publik terkait isu-isu liar," kata Listyo.

Listyo Sigit Prabowo, jenderal bintang empat, ini memastikan proses penanganan perkara akan dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

"Penanganan kami akan lakukan secara serius diawasi tim yang ada baik proses penyelidikan, penyidikan maupun hal-hal lain yang mungkin akan bisa didapat ini tentunya akan dipertanggungjawabkan kepada publik," ujarnya.

Reputasi Polri Dipertaruhkan

Tak perlu tim khusus untuk menangani kasus baku tembak antar-anggota Polri, kata mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Napoleon Bonaparte, Kamis, 14 Juli 2022.

Menurut Napoleon, itu perkara yang mudah disimpulkan oleh penyidik biasa.

"Itu perkara yang mudah untuk dibongkar. Penyidik biasa saja bisa mengungkapnya. Tidak perlu TGPF (tim gabungan pencari fakta) segala macam," kata Napoleon.

Jenderal bintang dua itu mengatakan publik sudah mencium hal yang tidak pas dalam insiden tersebut.

"Mari kita kembali jujur, katakan apa adanya. Kenapa? Karena tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dengan baik. Pasti akan terbuka," kata Napoleon.

Napoleon juga mengatakan pihak-pihak yang berbicara di depan publik terkait insiden mematikan tersebut mempertaruhkan integritas diri mereka.

"Kalau terbukti apa yang dikatakannya itu membabi buta membela sesuatu yang ditutup-tutupi atau sebagainya, suatu saat akan kembali kepada yang bersangkutan," kata Napoleon. []

Berita terkait
Alasan Keluarga Brigadir J Tidak Percaya Polri soal Kronologi Kasus di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Apa alasan keluarga Brigadir J tidak percaya penjelasan Polri tentang kronologi kasus polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Reformasi Internal Tanpa Pandang Bulu, Langkah Kapolri Tangani Kasus Penembakan & Brotoseno Dipuji
Pertama, anggota DPR RI Habiburokhman yang memuji keseriusan Polri dalam menangani kasus tersebut.
Kenapa Polri Tunggu Tiga Hari untuk Publikasi Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Ferdy Sambo
Kenapa Polri tunggu tiga hari untuk publikasi kasus polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo, Bharada E tembak Brigadir J sampai tewas.
0
Keraguan di Balik Tujuh Tembakan Brigadir J yang Meleset Saat Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Keraguan di balik tujuh tembakan Brigadir J yang meleset semua saat baku tembak dengan Bharade E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri.