Kepemimpinan Hassan Rouhani Sebagai Presiden Iran

Ketegangan dengan Amerika Serikat mencuatkan nama Presiden Iran Hassan Rouhani, terutama terkait dengan penembakan pesawat Boeing 737 Ukraine
Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: instagram @hrouhani)

Jakarta – Presiden Iran, Hassan Rouhani, telah berbicara dengan presiden Ukraina terkait penembakan pesawat Ukraine International Airlines (UIA) Boeing 737 yang menewaskan 176 penumpang pesawat. Tragedi penembakan tersebut dilakukan oleh tentara Iran sesaat setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran.

Rouhani mengaku tragedi penembakan pesawat tersebut sepenuhnya kesalahan tentara Iran. Untuk itu, ia meminta maaf dan berjanji akan menyeret seluruh pihak yang terlibat atas penembakan pesawat Ukraina ke pengadilan, menyelesaikan masalah kompensasi, dan menganalisis black box secara bersama-sama dengan pemerintah Ukraina.

Presiden Hassan Rouhani merupakan presiden ketujuh Iran sejak resmi menduduki jabatan pada 3 Agustus 2013 lalu. Pria yang lahir pada 12 November 1948 ini merupakan seorang politikus, akademisi, pengacara, ulama Islam, dan mujtahid syiah. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai politikus moderat.

Sejak 1989, pria 71 tahun ini telah menjabat sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional Agung. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1991, ia menjadi anggota Dewan Kebijaksanaan. Selanjutnya, Rouhani dipercaya sebagai kepala Pusat Penelitian Strategis (1992), dan anggota Majelis Ahli (1999). Selain itu, pria yang lahir dengan nama Hassan Fereydoun ini sempat menjadi Wakil Ketua Majelis Iran dan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Agung sejak 1989-2005.

iran3(Foto: instagram @hrouhani)

Pria kelahiran Sorkheh, Semnan, ini adalah negosiator utama negara Iran dengan trio Uni Eropa, Inggris, Prancis, dan Jerman terkait teknologi nuklir di Iran. Ia terpilih sebagai presiden Iran sejak 15 Juni 2013, dan berhasil mengalahkan para pesaingnya, termasuk wali kota Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf.

Sejak masa kampanye pada 2013, bersama wakilnya, Eshaq Jahangiri, Rouhani telah menyatakan dukungannya untuk menegakan hak-hak minoritas etnis dan agama. Selain itu, ia juga berjanji akan menyiapkan hak-hak sipil, memulihkan ekonomi Iran, dan meningkatkan hubungan Iran dengan negara-negara barat.

Rouhani digambarkan sebagai seorang sentris dan reformis yang sukses meningkatkan hubungan diplomatik Iran dengan negara-negara lain. Alhasil, ia dipercaya masyarakat Iran untuk menjabat kembali sebagai presiden pada 2017.

Pada 2013, nama Hassan Rouhani masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Rouhani lahir dari keluarga yang religius. Almarhum ayahnya, Haj Asadollah Fereydoun, adalah seorang pemilik toko rempah di Sorkheh. Sedangkan ibunya, tinggal di Semnan bersama putri dan menantunya hingga kematiannya pada 2015.

Suami dari Sahebeh Arabi ini memulai pendidikan agamanya di Semnan Seminary pada 1960, sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Qom Seminary pada 1961. Dia menghadiri kelas yang diajar oleh para ulama-ulama besar seperti, Mostafa Mohaghegh Damad, Morteza Haeri Yazdi, Mohammad-Reza Golpaygani, Soltani, Mohammad Fazel Lankarani, dan Mohammad Shahabadi. Lalu, pada 1969, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Teheran dan berhasil memperoleh gelar Bachelor of Arts (BA) dalam Hukum Peradilan (1972).

Pada 1973, Rouhani bergabung dengan dinas militer di kota Nishapur, dan beberapa tahun kemudian, ia kembali melanjutkan pendidikannya di Glasgow Caledonian University, Skotlandia, dan lulus pada 1995 dengan gelar Master of Phiposophy (M.Phil) pada bidang hukum, dan gelar Ph.D pada bidang hukum konstitusi (1999).

Masa Kepemimpinan

Dalam suatu konferensi pers, tepatnya satu hari setelah terpilih sebagai presiden, Rouhani kembali menegaskan janji-janjinya politiknya di hadapan masyarakat Iran di antaranya, mengkalibrasi ulang hubungan Iran dengan seluruh negara dunia, membuat Iran menjadi negara yang lebih terbuka, memperbaiki posisi Iran secara internasional, dan menawarkan transparansi nuklir guna memulihkan kepercayaan internasional.

Seorang pengawal revolusi, Mayjen Mohammad Jafari, pernah mengkritik pemerintahan Rouhani. Menurutnya, sistem dan prosedur administrasi Iran sudah mulai terinfeksi doktrin Barat. Hal tersebut akan berakibat fatal bagi revolusi, khususnya pada arena politik. Namun, nampaknya masyarakat Iran masih mempercayai Iran di bawah kepemimpinan Rouhani. Alhasil ia kembali terpilih pada 2017 dengan jumlah suara yang bahkan lebih besar dari pemilu sebelumnya.

Kejibakan

1. Ekonomi

Di ranah ekonomi, Rouhani fokus pada pengembangan ekonomi Iran untuk jangka panjang. Hal ini berkaitan dengan peningkatan daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi, pengimplementasian kebijakan umum Prinsip 44 Konstitusi Republik Islam Iran, serta meningkatkan lingkungan bisnis dalam jangka pendek.

Rouhani percaya, meningkatkan kondisi ekonomi rakyat dapat dicapai dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi kesenjangan kekayaan terlebih dahulu. Menurutnya, distribusi kekayaan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang adil, mengarah pada semua tujuan ekonomi yang ia sebutkan. Rencananya adalah untuk meningkatkan bantuan terhadap kelompok berpenghasilan rendah.

Rouhani akan segera memperbaharui Organisasi Manajemen dan Perencanaan Iran. Kebijakan ekonominya juga meliputi distribusi subsidi yang optimal, pengendalian likuiditas dan inflasi, percepatan pertumbuhan ekonomi, dan pengurangan impor. Prioritasnya adalah pengendalian inflasi yang tinggi, meningkatkan daya beli, dan mengurangi angka pengangguran.

2. Media

Rouhani pernah menegur Penyiaran Republik Islam Iran karena menayangkan berita-berita asing dengan nilai berita yang rendah, sementara mengabaikan masalah nasional yang lebih mendesak untuk diinformasikan kepada masyarakat Iran.

iran2(Foto: instagram @hrouhani)

Rouhani juga pernah berjanji untuk meningkatkan akses internet di Iran serta meningkatkan kebebasan politik dan sosial lainnya. Dalam sebuah wawancara ia pernah berkata, “Kami ingin orang-orang, dalam kehidupan pribadi, mereka sepenuhnya bebas, dan di dunia sekarang ini memiliki akses informasi dan hak dialog bebas, dan hak untuk berpikir bebas, (itu) adalah hak semua orang termasuk orang-orang Iran,” ujar Rouhani.

3. HAM

Dalam ranah Hak Asasi Manusia (HAM), Rouhani mendukung hak-hak perempuan. Dukungannya pada hak perempuan pernah ia suarakan melalui pidatonya setelah resmi terpilih sebagai presiden Iran.

“Harus ada kesempatan yang sama bagi perempuan, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam ciptaan mereka, dalam kemanusiaan mereka, dalam pengejaran pengetahuan mereka, dalam kecerdasan mereka, dalam kesalehan agama mereka, dalam melayani Tuhan dan dalam melayani orang-orang,” tegas Rouhani.

Selain itu, pemerintahan Rouhani juga menunjuk sejumlah perempuan untuk bergabung dalam pemerintahannya seperti, Elham Aminzadeh, Marzieh Afkham, Shahindokht Molaverdi, dan Masoumeh Ebtekar. Rouhani juga berjanji untuk mendirikan sebuah pelayanan khusus untuk wanita. Namun, banyak aktivis hak-hak perempuan tidak setuju akan hal tersebut, menurut mereka, pembentukan pelayanan untuk perempuan hanya akan mengisolasi masalah perempuan.

Beberapa kritikus mengatakan hanya sedikit perubahan yang terjadi pada kebijakan dalam negeri sejak Rouhani menjabat. Bahkan, otoritas Iran mengeksekusi 599 orang selama 14 bulan pertama Rouhani berkuasa. Iran memiliki jumlah eksekusi tertinggi di dunia, selain China.

Peraih Nobel Peace Prize (Nobel Perdamaian), Shirin Ebadi, mengkritik catatan HAM Rouhani. Dia mengutip peningkatan eksekusi, aksi mogok makan Abdolfattah Soltani (pengacara HAM asal Iran), dan penahanan rumah yang berlanjut pada Mir Hossein Mousavi (eks Menteri Luar Negeri) dan Mahdi Karroubi (politikus). Seorang juru bicara Iran mengatakan komentar Ebadi akan memicu permusuhan terhadap Iran. []

Berita terkait
Soal Jerusalem, Presiden Iran: Keputusan Trump Tak Hormati Bangsa Palestina
Keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel menunjukkan AS tak hormati hak bangsa Palestina.
Presiden Iran: IS Telah Berakhir
Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa malam mengumumkan IS berakhir, dalam pidato disiarkan langsung di televisi pemerintah.
Presiden Iran Bilang, “Trump Bukan Rekan yang Baik”
"Saya akan menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat dan Presiden Trump, bukan rekan yang baik," kata Presiden Iran Hassan Rouhani seperti dikutip AFP, Selasa (15/8), saat dia berpidato di depan parlemen Iran, terkait dengan program kerja kabinetnya.
0
Lantik Pejabat Tinggi Pratama, Mensos Ajak Perkuat Kerjasama Hadapi Permasalahan Sosial
Sebanyak 4 (empat) orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan Kemensos dilantik oleh Menteri Sosial RI Tri Rismaharini.