Kenormalan Baru, Wisata Lombok Barat Diserbu Pengunjung

Setelah tiga bulan ditutup akibat pandemi Covid-19, kini wisata di Lombok Barat dibuka kembali.
Konvoi cidomo, alat transportasi tradisional yang ada di Lombok, yang menjadi salah satu daya tarik pariwisata. (Foto: Tagar/Dispar Lobar)

Lombok Barat - Setelah hampir tiga bulan, objek wisata di Kabupaten Lombok Barat ditutup sebagai dampak mewabahanya Covid-19. Kini sejak 23 Juni yang lalu, objek wisata yang ada Lombok Barat resmi dibuka.

Langkah berani Pemkab Lombok Barat itu tidak diambil begitu saja, melainkan melalui berbagai pertimbangan dan pemikiran bersama pihak kepolisian dan tim kesehatan.

Beberapa upaya juga sudah dilakukan melalui forum diskusi dengan para pelaku wisata terkait persiapan menuju tatanan hidup kenormalan baru.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar), Saiful Ahkam menjelaskan, jika pemerintah mempersilakan seluruh tempat dan destinasi wisata untuk beroperasi. Kecuali room karaoke, spa, dan gym, baik sebagai fasilitas usaha tersendiri maupun sebagai usaha yang melekat sebagai fasilitas di hotel.

MangroveWisata Mangrove salah satu daya tarik Wisatawan di Sekotong Lombok. (Foto: Tagar/Dispar Lobar)

"Dibukanya tempat wisata ini memiliki risiko berat, maka kita harus berlakukan pengawasan cukup kuat dan konsisten terhadap tempat-tempat yang kita tetapkan untuk dibuka itu," terang Ahkam, Senin 29 Juni 2020 kemarin.

Objek yang dibuka adalah tempat-tempat wisata yang jelas pengelolanya. Untuk menghindari resiko, Ahkam juga meminta para camat menutup tempat wisata yang tidak memiliki pengelola.

Beberapa tempat wisata yang tidak jelas pengelolanya di antaranya disebutkan adalah Pantai Elak-Elak di Sekotong, Pantai Induk di Gerung, Pantai Kerandangan dan Pantai Duduk di Batulayar, dan Bunut Ngengkang di Narmada.

"Kita tidak mau tanggung risiko ketika protokol kita sudah berjalan baik di tempat usaha tapi kemudian di tempat yang tidak ada pengelolanya itu berjalan tidak efektif. Contoh aja kasus Minggu kemarin, itu Pantai Kerandangan penuh. Tidak ada orang pakai masker, tidak ada yang namanya physical distancing," ungkap Ahkam.

"Bila pemerintah desa mau melakukan pengawasan kemudian Pokdarwisnya juga mau membantu pengawasan, bisa jadi itu tetap kita buka. Kalau tidak mau, maka kita minta camat untuk menutupnya," lanjutnya menegaskan.

Menanggapi tingginya permintaan kunjungan wisatawan, Ahkam berharap agar para pengunjung dari luar dearah dapat taat pada protokol yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan terkait transportasi, baik melalui darat, laut, maupun udara.

"Kita sudah sangat siap untuk didatangi para tamu, dengan catatan ptotokol Kementerian Perhubungan dipatuhi, protokol Kementerian Kesehatan secara umum dipatuhi, dan ketika sudah berada di lokasi, para pengunjung taat dan patuh terhadap protokol yang ada," jelas Ahkam.

Pihaknya mengimbau kepada event organizer, agent travel untuk ikut juga memberikan edukasi, sehingga mitra kerja sama yang ada terbiasa mengelola dan merencanakan kegiatan dengan protokol kesehatan.

Sebelumnya, ratusan pelaku wisata dari unsur tour and travel agent, pengelola hotel, dan pusat oleh-oleh di Lombok melakukan konvoi keliling menyambut masa transisi kenormalan baru di sektor pariwisata.

Hal itu tentu saja menandakan bahwa para pelaku wisata sudah siap beroperasi kembali dengan tetap menerapkan perilaku baru dengan standar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. []

Berita terkait
Usai Corona, Sambangi 5 Wisata Eksotis Pulau Lombok
Sejumlah destinasi wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, barangkali bisa menjadi balas dendam terbaik setelah masa pandemi virus corona usai
Pemkab Lombok Barat Serius Benahi Wisata Senggigi
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mulai serius membenahi kawasan Senggigi sebagai ikon pariwisata pertama di NTB.
Wisata Air Terjun Benang Kelambu di Lombok Tengah
Air terjun berselimut lumut dan dedaunan mirip kelambu terpasang di tebing. Wisata air terjun Benang Kelambu di Lombok Tengah.