Jakarta - Kanker paru merupakan jenis kanker kedua terbanyak di dunia pada 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kanker paru merupakan kanker yang menyebabkan kematian terbesar pada 2020, dengan jumlah kematian mencapai 1,8 juta kasus.
Batuk berkepanjangan adalah salah satu gejala paling umum dari kanker paru-paru, tetapi, batuk juga bisa menjadi gejala dari banyak kondisi lain. Bagaimana cara membedakan batuk "biasa" dengan gejala kanker paru-paru?
Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), apabila batuk tidak hilang setelah dua sampai tiga pekan, segera periksakan diri ke dokter, apalagi jika batuk yang dialami semakin memburuk atau mengandung darah.
Jenis batuk dapat bervariasi, tetapi dalam beberapa kasus batuk kanker paru-paru dapat disertai dengan suara mengi atau berderak. Tapi, Anda tidak bisa menilai tingkat keparahan batuk hanya berdasarkan suaranya.
Kanker paru biasayua tak menunjukkan gejala berarti ketika masih berada pada stadium awal. Padahal, deteksi dini sebelum penyakit menjadi agresif akan membuat pengobatan lebih berhasil.
Karena itulah, kita harus mencermati kondisi tubuh. Selain batuk yang telah dibahas, gejala lain dari kanker paru adalah infeksi dada yang terus datang kembali, diantranya sesak napas terus-menerus, kelelahan terus-menerus, dan kekurangan energi.
Selain itu, kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas juga harus diwaspadai.
Ada gejala kanker paru-paru yang kurang umum, ini dapat dilihat dari tampilan jari-jari. Misalnya, jari menjadi lebih melengkung atau ujungnya menjadi lebih besar. Kondisi itu dikenal sebagai finger clubbing.
Beberapa pasien kanker paru-paru mengalami kesulitan menelan (disfagia) atau nyeri saat menelan, mengi, suara serak, serta pembengkakan pada wajah atau leher. Ada juga nyeri dada atau nyeri bahu yang persisten.
Faktor gaya hidup dapat memicu risiko kanker ini. Sekitar 70 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok.
NHS menyebutkan, merokok 25 batang sehari meningkatkan risiko kanker paru-paru sebesar 25 kali. Walau begitu, seseorang juga dapat mengembangkan kanker paru-paru bahkan jika dia tidak pernah menjadi perokok.
Dikutip dari laman Express, Sabtu, 22 Januari 2022, kanker paru-paru cukup jarang terjadi pada orang di bawah usia 40 tahun. Empat dari 10 kasus didiagnosis pada orang berusia di atas 75 tahun. []
Baca Juga
- Kenali 4 Penyebab Dehidrasi yang Mungkin Anda Alami
- Berikut Resep Olahan Buah Naga yang Patut Dicoba
- 5 Buah Asli Indonesia yang Jarang Diketahui
- 4 Manfaat Buah Kurma Bagi Kesehatan Tubuh