Asma umumnya merupakan salah satu kondisi medis yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan menjadi cukup berbahaya bagi anak-anak hingga orang dewasa. Menurut Kementerian Kesehatan RI, yang dibantu oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), memperkirakan bahwa jumlah penderita asma di Indonesia akan mencapai lebih dari 12 juta orang pada akhir tahun 2024, atau sekitar 4,5% dari total penduduk.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Cilacap dengan alamat website idikabcilacap.org adalah organisasi profesi yang mewadahi para dokter yang berpraktek di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. IDI Kabupaten Cilacap bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayahnya. Anggota organisasi ini menerima dukungan untuk menjalankan praktik medis yang sesuai dengan standar profesional.
Dengan penelitian yang dilakukan oleh IDI Kabupaten Cilacap, ada berbagai cara untuk memahami penyebab gejala terjadinya penyakit asma serta obat untuk mengobati bagi penderitanya.
Apa saja gejala penyebab terjadinya penyakit asma?
Dilansir dari laman https://idikabcilacap.org, penyakit asma adalah kondisi pernapasan yang dapat mempengaruhi individu terutama orang dewasa. Gejala asma dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan faktor pemicu. Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan asma meliputi:
1. Batuk dan mudah lelah
Penderita asma akan berusaha keras untuk mendapatkan oksigen, sehingga mudah lelah karena kesulitan bernapas dan batuk secara terus-menerus. Untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk, penderita asma harus beristirahat dan menjaga pola makan mereka.
2. Sesak napas
Asma, terutama pada orang dewasa, sering mengalami sesak napas yang ditandai dengan napas yang cepat dan berat. Dalam kasus parah, sesak napas dapat menyebabkan kesulitan berbicara.
3. Napas berbunyi
Penderita asma juga mengalami mengi atau siulan saat bernapas merupakan tanda khas asma. Ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan yang membuat aliran udara sulit.
4. Frekuensi nafas meningkat
Untuk mengurangi gejala yang lebih parah, penderita asma disarankan untuk tetap tenang dan lebih banyak beristirahat. Akibat kekurangan oksigen, penderita asma dapat mengalami peningkatan frekuensi napas, bahkan saat tidak melakukan aktivitas berat.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita penyakit asma?
Penderita asma memerlukan pengobatan untuk menurunkan gejala asma dengan signifikan terutama bagi orang dewasa. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk penderita penyakit asma bagi orang dewasa:
1. Kortikosteroid Inhalasi
Pernapasan yang lebih baik dapat dicapai melalui penggunaan kortikosteroid inhalasi. Segera cegah dan perbaiki gejala asma Anda untuk mengurangi jumlah serangan yang terjadi pada saat pertolongan pertama diberikan.
2. Pengubah Leukotrien
Pengubah leukotrien (antagonis leukotrien) adalah obat yang digunakan untuk
mengelola rinitis alergi atau alergi, serta mencegah asma. Obat baru ini bekerja dengan menghalangi aksi leukotrien. Obat ini biasanya tidak digunakan sebagai pengobatan pertama sehingga membutuhkan konsultasi dokter.
3. Agonis Beta Kerja Panjang (LABA)
Asma persisten sedang hingga berat dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) biasanya menerima obat agonis beta kerja panjang (LABA). Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
Sebelum memulai pengobatan asma, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memilih jenis obat yang paling sesuai untuk kondisi kesehatan individu dan tingkat keparahan asma yang dialami.