Jakarta - Prank membawa maut, 3 anak punk di Berau, Kalimantan Timur tewas usai pesta minuman keras (miras) yang dioplos cairan hand sanitize, mereka kena prank oleh remaja yang berinisial HK (17).
Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono, melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Putra Samodra mengukap, HK sengaja memberi miras hand sanitizer itu karena kesal sering dipalak oleh para korban. HK membawa botol cairan berisi handsanitizer dari tempat kerjanya.
- Baca Juga : Minuman Beralkohol Dilarang Picu Konsumsi Miras Oplosan
- Baca Juga : Respons RUU Minol, YLBHI: Main Moralitas, Korupsi Diperlemah
Pada Sabtu, 11 September 2021 malam, sekira pukul 23.00 WITA, HK memberikan botol berisi hand sanitizer ke anak-anak punk itu, HK mengatakan itu adalah minuman keras.
"Kepada ke tiga korban, tersangka (HK) mengaku bahwa yang dibawanya itu adalah miras," kata Kasat Reskrim AKP Ferry Putra Samodra saat dihubungi awak media, Selasa, 14 September 2021.
- Baca Juga : RUU Mirol, Seberapa Besar Pendapatan Cukai dari Miras
- Baca Juga : Jenis-jenis Minuman Beralkohol yang Dilarang Pemerintah
HK juga sempat ikut minum bersama dengan anak punk itu. Namun, HK tidak menelan cairan yang dia bawa, di hanya meminumnya beberapa teguk lalu dia muntahkan lagi cairan tersebut.
"Mereka minum bersama di kos salah satu korban. Tersangka hanya minum beberapa teguk tapi langsung memuntahkannya di dapur, sedangkan ketiga korban meminum sampai habis satu botol hand sanitzer ini yang dikira miras," jelas Ferry.
Kepada ke tiga korban, tersangka (HK) mengaku bahwa yang dibawanya itu adalah miras.
Satu botol berisi hand sanitizer itu habis diminum para korban. Tak lama kemudian, salah satu korban, seorang wanita berinisial ST (18) langsung tewas di tempat. Setelah itu, korban AG (17), mengalami kejang-kejang dan mulut mengeluarkan busa. Belum sempat dilarikan ke rumah sakit, AG telah dinyatakan meninggal dunia.
"Korban PU (20), sudah sempat kita larikan ke rumah sakit lantaran mengeluh mengalami panas di dada, tapi setelah sehari mendapatkan perawatan, nyawa PU tidak dapat tertolong," kata Ferry. []