Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk tim cepat tanggap insiden siber (Computer Security Incident Response Team/ CSIRT).
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, kementeriannya sangat rentan terhadap serangan siber, mengingat seluruh proses, dari sisi kerahasiaan data, interkasi perizinan sangatlah tinggi, terbukti dari kontribusi sektor ESDM terhadap PNBP lebih dari 54 persen secara nasional.
"Kami dan Bapak Menteri ESDM sangat mengapreasiasi bimbingan dari BSSN kepada Kementerian ESDM, karena masifnya peningkatan teknologi informasi dan komunikasi pada penyelenggaraan pemerintahan di Kementerian ESDM akan meningkat pula risiko terhadap ancaman dan gangguan keamanan siber," kata Ego, dikutip Tagar dari laman Kementerian ESDM, Jumat, 18 Juni 2021.
Menurutnya, Teknologi informasi menjadi tulang punggung utama menggantikan dimensi jarak dan fisik ke dalam sistem siber. Pandemi covid-19, lanjut dia, telah membuat transformasi digital terakselerasi dengan cepat dan menjadi sebuah tatanan baru dalam bekerja dan beraktivitas sehari-hari.
"Dengan implementasi teknologi informasi dan komunikasi, ternyata kita dapat bekerja secara efektif dan bahkan lebih produktif dimana saja dan kapan saja untuk melaksanakan tugas lebih produktif, cepat dan cermat, sebagaimana prinsip kerja yang selalu diingatkan oleh Bapak Menteri Arifin Tasrif," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan Badan Siber dan Sandi Negara, Mayor Jenderal TNI Yoseph Puguh Eko Setiawan, juga mengapresiasi langkah Kementerian ESDM yang hari ini membentuk Tim Tanggap Insiden Siber yang diberi nama ESDM CSIRT.
"BSSN sangat mengapresiasi Tim Tanggap Insiden Siber yang sekarang di-lauching dengan nama ESDM CSIRT, mudah-mudahan dengan penguatan ini menjadi awal babak baru, di mana data leak atau kebocoran-kebocoran ataupun serangan siber dapat segera diatasi dan dapat dikomunikasikan dan dikolaborasikan dengan stakeholder yang berada di wilayah ruang siber yang ada di Indonesia," ujarnya.
Dengan implementasi teknologi informasi dan komunikasi, ternyata kita dapat bekerja secara efektif dan bahkan lebih produktif.
Implementasi teknologi informasi mampu mentransformasikan proses bisnis layanan kepada publik, khususnya sektor ESDM, termasuk perizinan yang menjadi lebih sederhana, akuntabel, dan transparan. Hal ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo yang disampaikan diberbagai kesempatan untuk memberikan layanan lebih cepat secara online. []
Baca Juga: BSSN dan Huawei Gelar Lokakarya Honeynet Project di Bali