Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menahan dan memeriksa delapan kontainer berisi 200 ton pasir zirkon siap ekspor di Pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang, Minggu, 4 April 2021.
Pemeriksaan dilakukan petugas dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM dengan cara membongkar paksa isi kontainer, guna memastikan keabsahan barang dengan dokumen yang diajukan.
Tidakan dilakukan menyusul dugaan bahwa barang yang akan diekspor ke negara Cina tersebut mengandung mineral ikutan lainnya, seperti monazite dan ilmenite.
Zirkon sendiri merupakan batu mineral dengan beberapa macam warna yang dikenal dengan rumus kimia ZrSiO4 (zirkonium silikat), berbobot jenis 4-4,8, dan memiliki kadar kekerasan 7-7,5.
Pasir zirkon memiliki mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika (ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2) dalam bentuk senyawa dengan hafnium.
Zirkon memiliki kemampuan mendispersikan cahaya, sehingga kelihatan berkilauan yang hanya kalah dari kilauan intan.
Pada umumnya, zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur lainnya. Komposisi ini menyebabkan warna pada zirkon bervariasi.
Di antaranya putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan sempurna, tidak beraturan.
Zirkon diketahui sebagai bahan baku untuk keramik, perhiasan dan komponen elektronik.
- Baca juga: Menko PMK: Ekspor Produk Pertanian Angkat Martabat Petani
- Baca juga: Kementerian ESDM Akan Berkolaborasi dengan Kemenparekraf
Namun belakangan, benda yang banyak ditemukan di indonesia, Sri Lanka, Australia, Norwegia, Pegunungan Ural (Rusia), Kanada, Brasil, dan India ini juga digunakan dalam pembuatan selongsong pembangkit listrik tenaga nuklir. []