Kemenparekraf Kembangkan Standardisasi Wisata Pendaki

Sejumlah destinasi wisata diprediksi akan naik daun pasca pandemi Covid-19 salah satunya jalur pendakian gunung api yang akan ramai pasca pandemi.
Ilustrasi - Wisata gunung api. (Foto: Tagar/iStock)

Jakarta – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung membuat tren wisata juga berubah, pasalnya sejumlah destinasi wisata diprediksi akan naik daun pasca pandemi Covid-19 salah satunya jalur pendakian gunung api.

Diprediksi minat berwisata masyarakat Indonesia diprediksi akan mengarah pada wisata dengan kelompok lebih kecil. Direktur Wisata Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Alexander Reyaan, mengatakan pendakian gunung berapi sangat ideal untuk dikembangkan pada masa pandemi.

Bahkan, Kemenparekraf tengah menyesuaikan sejumlah standardisasi baru atau model-model baru dalam kegiatan pariwisata.


Wisatawan pendakian gunung memiliki rata-rata lama tinggal dan kerelaan lebih tinggi selama memperoleh pengalaman berwisata sesuai sesuai ekspektasi.


''Pendakian Gunung adalah jenis wisata minat khusus di mana kecenderungan untuk tidak bepergian dalam jumlah yang besar sehingga tidak mengganggu daya tarik wisata,'' kata Alexandra Reyaan dalam Webinar Pariwisata Gunung Berkelanjutan, Sabtu, 19 Juni 2021.

Ia mengatakan jenis wisata pendakian dapat memanfaatkan daya dukung lingkungan yang dapat menampung banyak jumlah pengunjung. Selain itu, wisata pendakian memiliki durasi tinggal lebih lama dibanding jenis wisata lainnya.

''Wisatawan pendakian gunung memiliki rata-rata lama tinggal dan kerelaan lebih tinggi selama memperoleh pengalaman berwisata sesuai sesuai ekspektasi,'' ucap Reyaan.

Kendati begitu jumlah pendaki gunung masih relatif lebih kecil dibanding motivasi perjalanan wisata lainnya. Namun, ia menyebut bahwa wisata pendakian gunung menunjukkan peningkatan jumlah dan kualitas wisatawan, baik pemula maupun kategori Vulkano Kail.

''Jadi, sampai 2019 kecenderungan wisatawan terhadap pendakian gunung ini lebih tinggi dan terus mengalami pertumbuhan. Oleh sebab itu kita harus menjaga, sehingga pasca Covid-19 menjadi pilihan dalam melakukan kegiatan wisata,'' ujarnya.

Dalam 7 tahun belakang, minat wisata pendakian gunung dari nusantara mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan ramainya gunung-gunung di akhir pekan tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga Sumatera Sulawesi Nusa Tenggara Barat.

Destinasi wisata gunung di Indonesia yang paling diminati, kata Reyaan adalah Pendakian Gunung Semeru, Merapi, dan Rinjani. Dalam tahap pengembangan wisata pendakian gunung, Kemenparekraf akan menyusun pola perjalanan wisata dengan 'Indonesia Vulkano Submit' yang dirancang sejak 2020.

Panduan perjalanan itu akan memaparkan hal-hal menarik terkait mendaki gunung. Dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, minat pendakian di Indonesia terbilang masih rendah dibanding negara lain. Indonesia tercatat memiliki 13 persen gunung berapi di dunia.

Sejak September 2020, Kemenparekraf telah menetapkan panduan pelaksanaan CHSE khusus untuk wisata pendakian gunung, pendaki gunung, dan penyedia jasa. []

Berita terkait
Sandiaga Berencana Bentuk Pola Perjalanan Wisata Khusus
Menparekraf Sandiaga Uno berencana membangun pola perjalanan pariwisata khusus di Bali, Bima Raya, dan Sumbawa untuk memulihkan pariwisata.
Destinasi Wisata Bali Masih Jadi Primadona Wisatawan Lokal
Keindahan alam dan destinasi wisata yang dimiliki Bali masih menjadikannya sebagai primadona wisatawan lokal begitu juga wisata alam terbuka.
Menparekraf Sandiaga: Tren Wisata Selama Pandemi Berubah
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa tren pariwisata semasa pandemi Covid-19 telah berubah kepada kearifan lokal sesuai kebutuhan.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.