Kemenko Marves Tinjau Pembangunan Bendungan Sukamahi

Kemenko Marves mengunjungi Bendungan Sukamahi guna memastikan pembangunanya selesai tepat waktu.
Kemenko Marves mengunjungi Bendungan Sukamahi guna memastikan pembangunanya selesai tepat waktu.(Foto:Tagar/Kemenko Marves)

Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Asisten Deputi Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air (Asdep IDPSDA)  Rahman Hidayat melakukan kunjungan ke Bendungan Sukamahi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Jumat, 5 Maret 2021. 

Program ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 dan terakhir diubah dengan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.

“Kami melakukan kunjungan ini dalam rangka monitoring progres pembangunan dan mendiskusikan solusi dari persoalan yang ada guna memastikan bendungan yang berfungsi sebagai pengendali banjir Jakarta ini selesai tepat waktu,” tutur Rahman pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2020, salah satunya untuk membantu perekonomian masyarakat selama pandemi.

Bendungan Sukamahi berlokasi di hulu Sungai Ciliwung seperti halnya Bendungan Ciawi. Bendungan Sukamahi, merupakan bendungan kering atau dikenal sebagai dry dam dan menjadi yang pertama dibangun di Indonesia. 

Berbeda dengan bendungan pada umumnya yang ditujukan untuk keperluan irigasi atau air baku, Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi (Cipayung) ini menjadi bagian rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta. Di periode curah hujan tinggi, bendungan ini akan mampu menahan kelebihan air dan mengalirkannya secara terkontrol.

Merujuk data rekapitulasi debit banjir periode ulang 50 tahunan, dengan dibangunnya kedua bendungan ini maka debit banjir di Pintu Air Manggarai adalah 577,05 m3/det. Bila dikurangi dengan debit yang dialirkan ke Sudetan Kanal Banjir Timur 60,00 m3/det, maka debit di Pintu Air Manggarai sebesar 517,05 m3/det. Nantinya, kedua bendungan akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9 persen.

Proyek yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan dibangun oleh PT Wijaya Karya - PT Basuki Rahmanta Putra KSO tersebut sebenarnya sudah direncanakan untuk dibangun sejak tahun 1990-an. Tetapi, baru digarap mulai tanggal 22 Desember 2016 dan ditargetkan selesai pada akhir bulan Oktober 2021. 

Sedangkan progress untuk lahan Bendungan Sukamahi per 22 Februari 2021 sudah 94 persen dan pembangunan fisik 70,02 persen. Bendungan ini direncanakan mampu menampung air sebanyak 1,68 juta m3 dengan luas area genangan 5,23 hektare.

Menghadapi kendala cuaca (hujan), berbagai langkah percepatan penyelesaian Bendungan Sukamahi dikebut untuk memastikan bendungan ini rampung Oktober tahun ini. Terdapat beragam inovasi yang sudah dilakukan, di antaranya menggunakan terpal untuk menjaga kadar air timbunan dan memodifikasi material yang digunakan.

“Pada area yang berada di sisi spillway, tanah timbunan dicampur dengan batu granular yang lebih kasar,” ungkap Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Bendungan BBWS Ciliwung-Cisadane Dony Hermawan yang mendampingi saat kunjungan.

Pekerjaan yang sedang berjalan, kini meliputi persiapan, pembangunan pengelak, bendungan utama, bangunan pelimpah, hidromekanikal, fasilitas umum, dan lain-lain. Pekerjaan bendungan ini, juga melibatkan masyarakat dalam bentuk padat karya yang menjadi bagian upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN), yang mencakup buka tutup terpal, kebersihan, dan pekerjaan pendukung lainnya dengan melibatkan lebih dari 50 orang per hari, dengan total anggaran sebanyak 2 miliar per tahun. 

“Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2020, salah satunya untuk membantu perekonomian masyarakat selama pandemi”, tutur Dony.

Dalam kesempatan yang sama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Sukamahi Geri Ramadhan menyatakan bahwa meskipun proyek ini telah dimulai sejak 2016. Namun persoalan lahan baru selesai per April 2020, efektifnya hampir setahun pekerjaan ini berjalan. Ia menyatakan optimis Bendungan Sukamahi ini dapat selesai tepat waktu. 

“Pekerjaan dikebut setiap hari dan ada tiga shift untuk bergantian,” pungkas Geri.

Sementara pekerjaan pendukung, seperti pembangunan sabo dam untuk menahan sedimen masuk ke dalam bangunan utama bendungan perlu tetap dilaksanakan guna memastikan manfaat dan usia dry dam dalam pengendalian banjir berfungsi dengan baik, Selain itu perlu didukung pagar keliling dan jalan untuk mengamankan aset dan mencegah resiko kecelakaan. 

“Diperlukan satu unit sabo dam senilai kurang lebih 30 miliar, ditambah biaya pagar beton keliling setinggi 2 meter sekitar 77 miliar rupiah,” sebut Kepala Satker Dony seraya menambahkan bahwa desainnya juga sudah tersedia.

Menutup kunjungan, Asdep Rahman mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan dalam percepatan pembangunan Bendungan Sukamahi, pembangunan diharapkan dapat selesai tepat waktu. 

“Kalau bisa dipercepat sebelum Oktober pun akan lebih baik,” pinta Asdep Rahman. [].

Berita terkait
Kemenko Marves: Indonesia akan Jadi Pusat Mangrove Dunia
Kemenko Marves mengatakan, Keuntungan skala internasional pengembangan mangrove adalah menunjukkan kepada dunia, Indonesia pusat mangrove dunia.
Kemenko Marves: Yacht, Prioritas Pengembangan Wisata Bahari
Kemenko Marves melakukan Focus Group Discussion, membahas peluang dan tantangan investasi jasa pariwisata melalui kedatangan Yacht.
Kemenko Marves: Brebes Akan Jadi Pusat Mangrove Dunia
Kemenko Marves mengungkapkan, Brebes terpilih sebagai lokasi Persemaian Mangrove Skala Besar yang akan menjadikannya pusat mangrove dunia.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.