Medan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui dr Sofyan Tan Ginting, anggota Komisi X DPR RI menyerahkan bantuan satu alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) kepada Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) Medan, Kamis, 11 Juni 2020.
Penyerahan bantuan alat PCR ini sebagai salah satu langkah percepatan dalam mendeteksi warga yang terindikasi kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Sofyan menuturkan, RS USU menjadi satu-satunya rumah sakit pendidikan di luar Pulau Jawa yang mendapat bantuan alat RT PCR dari Kemendikbud.
"Ini adalah kesempatan yang saya miliki sebagai anggota DPR untuk memberikan bantuan, sekaligus turut serta membangun RS USU menjadi lebih baik lagi ke depannya. Satu unit RT PCR ini menjadi bagian bantuan RT PCR yang dibeli dari Kemendikbud sebanyak lima unit itu, sehingga menjadikan RS USU sebagai satu-satunya rumah sakit pendidikan di luar Jawa yang mendapatkannya," kata Sofyan.
Ini menambah cakupan Rumah Sakit USU untuk bisa lebih cepat mengeluarkan hasil
Sofyan berharap agar bantuan alat RT PCR ini dapat mempermudah proses pemeriksaan yang dilakukan tim medis. "Jika sebelumnya dengan alat RT PCR yang dimiliki RS USU, sampel yang diperiksa sebanyak lebih kurang 300-an sampel per hari, dengan tambahan ini bisa menjadi 400-500 sampel per hari," katanya.
Bantuan alat RT PCR ini disambut baik Direktur Utama RS USU, Syah Mirsya Warli. Menurut dia, alat ini dapat membantu rumah sakit untuk segera mengeluarkan hasil pemeriksaan dengan cepat.
"Jadi kami dapat tambahan satu alat RT PCR dari Kemendikbud. Segera setelah alat ini terinstalasi dan dapat dioperasikan, maka ini menambah cakupan Rumah Sakit USU untuk bisa lebih cepat mengeluarkan hasil," ujarnya.
Sebelum adanya alat ini, Syah Mirsya menuturkan, RS USU telah melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat milik USU, pinjaman dengan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan dan bantuan Provinsi Sumatera Utara.
Namun, sampel yang begitu banyak dengan jumlah RT PCR yang ada maka diperlukan waktu untuk menyelesaikan sampel yang ada. Namun, dengan adanya alat bantuan dari Kemendikbud optimis dapat mengeluarkan paling tidak 400 hasil per hari.
"Tambahan alat RT PCR ini serta dukungan untuk ketersediaan reagensia yang sangat dibantu oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat, gugus tugas, BNPB dan Litbangkes, semoga ini bisa terus berjalan lancar sehingga tidak ada lagi penumpukan sampel," terangnya.[]