Kemendikbud Serius Benahi SDM SMK di Indonesia

Kemendikbud bertekad membenahi SDM SMK di Indonesia. Pemerintah menggelontorkan dana besar menciptakan relasi maksimal sekolah dan dunia industri.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Sekolah Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat menjadi pemateri Workshop Penguatan Ekosistem SMK Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan yang digelar di Griya Persada Kaliurang, Sleman, Rabu, 30 September 2020. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Sleman - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serius membenahi sumber daya manusia (SDM) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Indonesia. Hal ini diungkapkan langsung Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Sekolah Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat menjadi pemateri Workshop Penguatan Ekosistem SMK Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan yang digelar di Griya Persada Kaliurang, Sleman, Rabu, 30 September 2020.

Pembenahan terhadap SDM SMK di Indonesia terutama tenaga pengajarnya bukan tanpa alasan. Sebab, dengan sudah disetujuinya RUU Vokasi oleh DPR maka membuat pemerintah menggelontorkan dana cukup besar untuk menciptakan relasi maksimal antara sekolah dengan dunia industri.

"Workshop ini kami buat untuk mempersiapkan tujuh balai besar vokasi di seluruh Indonesia agar siap jadi engine dan andalan melatih guru SMK dan kepala SMK se Indonesia. Kami ingin guru punya leadership, inovasi dan berani mengikuti perkembangan jaman untuk link and match dengan industri, serta menghasilkan lulusan yang kompeten juga wirausaha yang punya daya saing," ungkap Wikan di sela pembukaan workshop.

Wokshop Sekolah VokasiDirektur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Sekolah Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat diwawancari awak media usai menjadi pemateri dalam Workshop Penguatan Ekosistem SMK Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan yang digelar di Griya Persada Kaliurang, Sleman, Rabu, 30 September 2020. (Foto Tagar/Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi)

Workshop ini sendiri dihadiri perwakilan-perwakilan kepala sekolah SMK di Tanah Air termasuk pimpinan tujuh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) se-Indonesia. Wikan menjelaskan perubahan pola pikir SDM di SMK sangat penting dilakukan dan menjadi hal utama. Sebab, pemerintah tak ingin jika nantinya dana trilyunan rupiah yang dikucurkan hanya berakhir pada gedung mewah dan alat-alat pendukung saja.

"Kami tidak ingin ketika dana turun, SMK hanya membuat gedung dan beli alat saja, tapi SDM-nya begitu-begitu saja. Maka itu bagi kami terpenting mengubah mindset dulu," ungkapnya.

Baca Juga:

Maka, kata dia, ketika butuh lulusan kompeten maka kepala dan guru harus didorong menciptakan ekosistem pembelajaran yang menggairahkan siswa. Kepala sekolah harus bisa jadi marketer, membangun networking dan production manager juga bahkan carrier center. Selama ini proses link and match SMK dengan dunia industri diakui Wikan sudah berjalan namun baru sebatas pada 20 persen saja dari total 14 ribu SMK se-Indonesia. Mayoritas SMK menurutnya masih terbatas pada link saja dan belum sampai match kerja sama riil yang saling menguntungkan.

"Kami sudah merancang kurikulum yang fleksibel, adaptif dan ini semua harus dioperasikan oleh manusia yang berani melakukan perubahan dan terobosan. Pertama dan utama, kita ubah belasan ribu kepala sekolah dan puluhan ribu guru SMK. Hari ini kami mulai dengan mendeliver pada BBPPMPV," jelas Wikan.

Baca Juga:

Ditjen Pendidikan Sekolah Vokasi tak sendirian. Mereka menggandeng beberap pihak salah satunya Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) untuk membantu mengubah pola pikir para pengajar SMK. 

Muhammad Nur Rizal, Pendiri GSM langsung terlibat dan memberikan materi pada pimpinan BBPPMPV yang diharapkan nantinya sampai pada pendidik di SMK. "Kami ingin ikut membantu membangun antusiasme serta passion anak-anak kita di dunia pendidikan itu sendiri," sambung dia.

Baca Juga:

Rizal mengakui bahwa masalah passion menjadi persoalan mendasar yang membuat Indonesia selalu berada di level bawah saat ini karena ada guru stagnan hanya kerjakan rutinitas dan kedua anaknya belum tumbuh motivasi serta antusiasme menemukan diri dalam proses belajar.

"Saya melihat SMK bisa jadi hub pembelajaran keminatan dan gairah terjadi secara riil. SMA tak punya teaching industry atau wahana praktik yang relevan dan kontekstual. SMK bisa melakukan itu semua. Anak bisa menemukan talenta dan menemukan sisi terbaiknya," tambahnya.

"Inilah yang ingin kita bangun dan harus ada shift atau pergeseran pola pikir dari guru serta kepala sekolah, untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan. Guru di sini seperti Ki Hajar Dewantara rumuskan yakni menuntun, mendampingi, memberi inspirasi dan mendorong untuk membangun kompetensi seluasnya," pungkas Rizal. []

Berita terkait
Alat Penghemat BBM Karya Guru SMK di Kota Bekasi
Untuk menjawab keluhan warga karena harga BBM yang terus naik seorang guru SMK di Kota Bekai ciptakan alat penghemat BBM
SMKN 2 Yogyakarta Optimistis Terus Gelar KBM Tatap Muka
SMKN 2 Yogyakarta sudah resmi memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka mulai Rabu, 23 September 2020. Pihaknya optimistis terus menggelarnya.
SMK di Kota Yogyakarta Ini Mulai Pembelajaran Tatap Muka
Saat banyak sekolah masih meniadakan pembalajaran jarak jauh atau daring, SMK di Kota Yogyakarta ini mulai melakukan tatap muka.