Kemendikbud Gelar Beragam Kegiatan Sambut HAN 2020

Kemendikbud menggelar beragam kegiatan dalam rangka merayakan Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional (HAN) 2020.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan Program dan Kebijakan Pendidikan Tinggi bertajuk Merdeka Belajar: Kampus Belajar di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1/2020). (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar beragam kegiatan dalam rangka merayakan Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional (HAN) 2020. Kegiatan-kegiatan itu bisa diikuti oleh masyarakat.

Salah satu agenda yang telah dilaksanakan adalah webinar seri keempat dengan tema Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Virtual: “Menyambut Tahun Ajaran di Kenormalan Baru, Semua Terlibat Semua Hebat”, yang digelar pada Sabtu, 11 Juli 2020 lalu.

Kepala Pusat Penguatan Karakter (Kapuspeka) Kemendikbud Hendarman mengatakan, tujuan kegiatan itu untuk mengetahui bagaimana kebijakan Kemendikbud terkait penyelenggaraan tahun ajaran baru di masa pandemi.

Kami berharap setelah mengikuti webinar ini 4.600 peserta mendapatkan pencerahan dan siap melakukan pembelajaran di masa kenormalan baru.

Selain itu, acara tersebut bertujuan untuk saling bertukar pengalaman dan praktik dalam persiapan memasuki tahun ajaran di masa kenormalan baru, baik oleh siswa, orang tua, dan sekolah.

Hendarman berharap, setelah kegiatan tersebut, ribuan peserta yang ikut siap untuk melakukan pembelajaran di era adaptasi kebiasaan baru.

“Kami berharap setelah mengikuti webinar ini 4.600 peserta mendapatkan pencerahan dan siap melakukan pembelajaran di masa kenormalan baru,” tutur Hendarman, seperti dilansir laman resmi Kemendikbud, Kamis, 23 Juli 2020.

Baca juga: Sejarah Hari Anak Nasional di Google Doodle

Salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, Plt. Dirjen PAUD Dikdas dan Dikmen Kemendikbud, Hamid Muhammad, mengatakan kesehatan dan keselamatan adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan.

Sekolah yang sudah diizinkan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka, kata dia, hanya sekolah yang berada di zona hijau. Itu pun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Meskipun demikian, sekolah-sekolah ini tetap dilarang untuk melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara langsung.

Sementara, aktris sekaligus politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Desy Ratnasari, yang juga menjadi narasumber kegiatan itu, menceritakan pengalamannya saat mendampingi sang putri dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Desy menuturkan bahwa orang tua dapat berkontribusi mendampingi anak selama belajar di rumah, serta memfasilitasi kebutuhan belajar anak.

“Penting bagi orang tua untuk mengetahui karakteristik anak, terutama terkait gaya belajar anak, sehingga dapat mendampingi anak belajar dengan optimal dan tetap menyenangkan meskipun di rumah saja,” tutur Desy.

Sebelum kegiatan tersebut, para siswa untuk jenjang PAUD - SMA bersama orangtua sudah mengikuti kegiatan Kemah Karakter Virtual yang juga digelar oleh Kemendikbud.

Kemah karakter tersebut dilaksanakan mulai tanggak 6 Juli 2020 Juli 2010 di Jakarta, dan diikuti secara virtual oleh 2982 peserta dari 34 provinsi, yang terdiri dari jenjang PAUD/PAUDLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK/SMKLB.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na’im dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini memang diperlukan oleh anak-anak agar mereka tetap aktif mengembangkan diri dengan suasana yang menyenangkan.

“Suasananya menyenangkan tapi tetap termotivasi menyelesaikan menghadapi tantangan yang ada, mengembangkan diri agar nanti menjadi generasi yang lebih baik untuk membawa Indonesia ke masa emasnya,” kata Ainun melalui pertemuan telekonferensi di Jakarta, seperti dilansir laman resmi Kemendikbud.

Baca juga: Pesan Pramono Anung di Hari Anak Nasional 2020

Terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, melalui keterangan tertulis, Rabu, 22 Juli 2020, menjelaskan bahwa pelaksanaan puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 pada 23 Juli 2020 akan dilakukan secara virtual, dengan melibatkan sejumlah anak Indonesia, mengingat kondisi pandemi Covid-19.

Hari Anak Nasional tahun ini mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dan tagline #AnakIndonesiaGembiradiRumah.

Bintang berharap peringatan HAN 2020 yang berbeda kali ini tidak mengurangi makna komitmen pemerintah melindungi anak-anak Indonesia.

“Kami berharap peringatan HAN 2020 secara virtual tidak mengurangi makna dari sebuah bentuk perhatian negara atas penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa," ujarnya.

Bintang menambahkan, pihaknya ingin agar anak-anak dapat ikut merayakan HAN 2020 dengan aman di rumah. Terlebih memberikan ruang yang nyaman, aman, dan ramah bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi apapun merupakan tugas kita bersama.

Atas dasar itu pulalah HAN 2020 mengambil Tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, yang bermakna kepedulian seluruh Bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia, dengan mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak.

Bintang menambahkan, pengasuhan yang baik dan aman sangat menentukan pembentukan karakter anak, tapi peran keluarga dalam pengasuhan semakin hari semakin berat tantangannya, terlebih di era digital dan masa sulit pandemi saat ini, padahal .

“Menjadi keprihatinan bagi kita semua bahwa angka kekerasan terhadap anak sangat tinggi. Pekerjaan rumah kita masih banyak. Dalam masa pandemi, anak rentan menjadi korban kekerasan karena orangtua memiliki beban ganda mendidik, mendampingi, dan ikut menemani anak belajar sekaligus tetap bekerja," ucap dia.

Berdasarkan Data SIMFONI (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) Kemen PPPA terdapat 3.928 kasus kekerasan terhadap anak-anak yang dilaporkan sejak Januari 2020 sampai dengan 17 Juli 2020. 

Masih tingginya angka kekerasan juga tergambarkan dari hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2018 oleh Kemen PPPA menyebutkan bahwa 2 dari 3 anak dan remaja perempuan atau laki-laki pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya. [] (Adv)

Berita terkait
Sejarah Terbentuknya Hari Anak Nasional 23 Juli
Indonesia selalu memperingati Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli. Berikut ini sejarah terbentuknya Hari Anak Nasional pada 23 Juli.
Sejarah Hari Anak Nasional di Google Doodle
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 yang jatuh pada hari ini, Kamis, 23 Juli 2020, turut dirayakan oleh Google melalui Doodle.
Anak Demam 2 Hari Saat Pandemi, Nycta Gina Stress
Artis Nygta Gina mengaku khawatir dan stress kala anak perempuannya mengalami demam selama dua hari di tengah pandemi Covid-19.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.