Sejarah Terbentuknya Hari Anak Nasional 23 Juli

Indonesia selalu memperingati Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli. Berikut ini sejarah terbentuknya Hari Anak Nasional pada 23 Juli.
Ilustrasi Anak-anak. (Foto: Pixabay/Bessi)

Jakarta - Indonesia selalu memperingati Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli. Mungkin banyak yang belum mengetahui bagaimana sejarah dan asal-usul HAN bisa dibentuk dan disahkan di Tanah Air tercinta ini. 

Peringatan hari anak di Indonesia ini diawali dari gagasan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani yaitu organisasi kaum perempuan Indonesia yang memang sudah dibentuk sejak Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928. Namun, Kowani ini baru diresmikan pada 1946. 

Pada 1951 dalam sidangnya yang dilakukan saat itu menghasilkan beberapa keputusan. Salah satunya mengupayakan penetapan Hari Kanak-kanak Nasional. Bentuk upaya dari mereka saat itu dengan menggelar Pekan Kanak-kanak pada 1952. Dalam kegiatan tersebut disambut dengan kecerian anak-anak yang tampak berpawai di Istana Merdeka dan mendapatkan perhatian khusus dari Presiden pertama Soekarno. 

Pada 1953 dilakukan sidang Kowani di Bandung untuk merumuskan Pekan Kanak-kanak Indonesia. Kegiatan tersebut akhirnya disepakati untuk dilakukan setiap pekan kedua bulan Juli atau saat liburan kenaikan kelas. Kesepakatan ini kemudian disetujui oleh pemerintah. 

Namun sayangnya, penetapan tersebut banyak yang menilai tidak memiliki makna dan nilai historisnya. Itu disebabkan karena tidak dijelaskan tanggal penetapan kegiatan tersebut. Melihat hal itu, akhirnya Kowani mengadakan sidang di Jakarta pada 24 hingga 28 Juli 1964 dan dalam pertemuan itu timbul beragam usulan mengenai tanggal peringatan hari anak-anak di Indonesia. 

Dikutip dari Artikel "Mencari Jejak Hari Anak" tulisan Budi Setiyono dalam Historia.id, pemerintah akhirnya menetapkan hari anak di Indonesia diperingati pada 1 hingga 3 Juni. Hal ini tentunya bersamaan dengan peringatan Hari Anak Internasional pada 1 Juni. Setiap kali peringatan hari anak tersebut, Presiden Soekarno selalu hadir dalam perayaan. 

Setelah Orde Lama runtuh dan berakhirnya kekuasaan Soekarno, munculah beragam permasalahan. Sejak Soeharto mengambil kekuasaan di era Orde Baru, semua kebijakan yang dibentuk Soekarno dihapus, termasuk peringatan Hari Kanak-kanak Indonesia yang bertepatan dengan hari lahir Presiden pertama itu.

Memang sejak dibawah pimpinan Soeharto, penetapan tanggal peringatan hari anak di Indonesia tersebut kerap mengalami perubahan. Sampai akhirnya, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 44/1984. Dalam putusan tersebut, ditetapkan Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. 

Penetapan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional tentu bukan tanpa alasan. Soeharto memilih tanggal tersebut karena bertepatan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979. Kegiatan Hari Anak Nasional ini dilakukan dari tingkat pusat hingga daerah. 

Bagi Soeharto, anak-anak Indonesia sebagai aset untuk memajukan bangsa di mata dunia. Peringatan Hari Anak Nasional ini juga sebagai bentuk kepedulian bangsa Indonesia terhadap anak-anak agar mereka bisa bertumbuh dan berkembang secara optimal. []

Berita terkait
Sejarah Hari Anak Nasional di Google Doodle
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 yang jatuh pada hari ini, Kamis, 23 Juli 2020, turut dirayakan oleh Google melalui Doodle.
Senyum Anak Indonesia Api Semangat Jokowi dan Iriana
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana menyampaikan pesan khusus kepada seluruh anak Indonesia, bagi keduanya senyum mereka api semangat.
Didik Anak, Kak Seto di Aceh: Bukan Dengan Kekerasan
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi sebut anak-anak adalah aset bangsa. Hal itu dikatakannya dalam kegiatan Jambore Anak 2019 di Aceh Besar pada Minggu, 4 Agustus 2019.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban