Jakarta – Kementerian Agama Republik Indonesia (RI) menggelar upacara bendera memperingati Hari Guru Nasional secara virtual pada Kamis, 25 November 2021 dengan tema yang diusung ‘Guru Peduli Cerdaskan Anak Negeri’.
Tema yang diusung ini, menunjukkan bahwa guru selalu memenuhi janji konstitusi, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam konteks kekinian telah memasuki era revolusi industri 4.0 era distrubsi dan era keberlimpahan informasi,
Di sisi lain masih berada pada masa pandemi Covid-19 yang mencekam dan ditambah dengan berbagai fenomena hoax perlawanan terhadap ilmu pengetahuan yang baru.
Pada aspek lain kami perlu menegaskan bahwa negara dan kita semua patut mengapresiasi diri dedikasi guru melalui program-program strategis nasional terutama terkait dengan aspek sejahteraan guru.
“Tantangan kita semakin kompleks dan rumit, kita harus bekerja ekstra ordinary guru dan tenaga kependidikan, kepala madrasah, pengawas, praktisi pendidikan harus tampil gigih untuk menyapa dan melayani peserta didik,” ujarnya Muhammad Ali Ramdhani sebagai Inspektur Upacara kanal YouTube Kemenag RI, Kamis, 25 November 2021.
Ia mengatakan bahwa tugas utama pada guru adalah mendidik dan membentuk karakter akhlak bagi siswa dan guru harus membuat siswa ketagihan belajar dan sadar literasi dalam artian luas yaitu literasi baca tulis, literasi memerasi, literasi sains, literasi sosial budaya, literasi digital, dan literasi moderasi beragama.
- Baca Juga: Mendikbud Membantah Tutup Formasi Guru Pada CPNS 2021
- Baca Juga: Kemendikbud: Rp 1,49 T untuk Laptop Guru dan Siswa
“Oleh karena nya guru dan kita semua harus meningkatkan kapasitas diri kita masing-masing, kita harus familier dengan budaya digital dan memahami berbagai platfrom teknologi kekinian baik platfrom pembelajaran maupun platfrom media sosial atau yang kemudian kita kenal sebagai literasi digital,” ucapnya.
Menurutnya, guru dan tenaga kependidikan harus memahami diri tentang sepengetahuan mengenai digital spill, digital etika, dan digital sefety. Terkait dengan indeks peradaban masih rendah dalam media sosial.
“Guru-guru kita pun sejatinya mengajarkan digital etika yakni sopan santun dan tetap berakhlakul karimah di dunia maya. Perilaku kita di dunia maya sama dengan penyataan di dunia fakta bahkan di dunia digital bisa lebih menyakitkan karna spektrumnya yang luas dan jejak digital susah di hilangkan,” ujar Ali Ramadhani.
Sementara, siswa sangat membutuhkan guru yang kreatif yang memiliki pola pikir dan tindakan yang inovatif. Menurutnya guru yang hebat memiliki passion dan empati guru inspirasi yang mengajar dengan cinta karna dimanapun hanya bisa belajar dari seseorang yang di cintai.
“Posisi penting guru sedemikian hebat, kata-kata guru adalah ilmu perilakunya adalah teladan. Guru adalah sosok paripurna dan idola di mata murid-muridnya sehingga guru harus memiliki kompeten profesional memiliki pemahaman keagamaan yang moderat,” katanya.
- Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Tetap Sediakan Slot Jalur PNS Bagi Guru
- Baca Juga: Hari Guru Nasional, Startup Pahamify Gelar Simposium
“Pada aspek lain kami perlu menegaskan bahwa negara dan kita semua patut mengapresiasi diri dedikasi guru melalui program-program strategis nasional terutama terkait dengan aspek sejahteraan guru. Berbagai kebijakan dan program di luncurkan seperti pencairan tunjangan profesi guru baik guru madrasah maupun guru PAI pada sekolah,” ujarnya.
Ia berharap guru peduli cerdaskan anak negeri tidak hanya berhenti menjadi jargon, tetapi menwujudkannya menjadi kenyataan dalam ekosistem pendidikan agama dan keagamaan di Indonesia.
(Emilya Rahmawati)