Kemen PPPA Dorong Tercapainya Kabupaten Kota Layak Anak

Kementerian PPPA mendorong keterlibatan anak dalam proses pengambilan kebijakan pembangunan guna tercapainya Kabupaten Kota Layak Anak.
Penyusunan RAD Kota Layak Anak. (Foto:Tagar/KemenPPPA)

Jakarta - Kementerian PPPA mendorong keterlibatan anak dalam proses pengambilan kebijakan pembangunan guna tercapainya Kabupaten Kota Layak Anak (KLA). Lenny N Rosalin selaku Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kementerian PPPA menyebut, hal tersebut diperlukan agar hak-hak anak dapat terppenuhi.

"Partisipasi anak adalah keterlibatan anak dalam proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan dilaksanakan atas kesadaran, pemahaman, serta kemauan bersama, sehingga anak dapat menikmati hasil atau mendapatkan manfaat dari keputusan tersebut. Kementerian atau lembaga dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) perlu untuk melibatkan anak-anak dalam pelaksanaan 24 indikator KLA," ujar Lenny pada Forum Koordinasi Partisipasi Anak dalam Perencanaan Pembangunan (PAPP), Sabtu, 19 Februari 2021.

Misalnya, lanjut Lenny, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan dinas-dinas terkait insfrastruktur di daerah bisa melibatkan anak dalam membuat kebijakan, program dan kegiatan. Sehingga, output atau hasil yang didapati dalam proses perencanaan itu ramah anak.

Kementerian atau lembaga dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) perlu untuk melibatkan anak-anak dalam pelaksanaan 24 indikator KLA

Perwakilan Forum Anak Nasional, Sidik Ajie Pangestu pada forum yang digelar secara virtual itu, juga mengutarakan pandangannya terkait keterlibatan anak dalam proses pengambilan kebijakan.

Sidik menuturkan bahwa anak-anak bisa pula memberi masukan dari sudut pandang anak demi tercapainya kebijakan yang ramah dan peduli anak.

"Meskipun kami anak-anak, namun kami bisa memberi masukan dari sudut pandang anak untuk kebijakan yang lebih ramah anak dan memenuhi hak partisipasi kami sebagai anak. Kami berharap anak-anak lebih bisa dilibatkan lagi dalam perencanaan pembangunan," ujar Sidik Pangestu.

Seperti diketahui, Forum Anak (FA) merupakan wadah partisipasi anak untuk menampung aspirasi suara anak, yang dikelola oleh anak-anak berusia di bawah 18 tahun, bekerja sama dengan pemerintah, dan berperan memberikan masukan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan. Hingga saat ini FA telah tersebar di 34 provinsi, 458 kabupaten dan kota, 1.625 kecamatan, dan 2.694 desa dan kelurahan.

Perwakilan Forum Anak Kota Tanjung Pinang, Marsantya Haleza yang hadir dalam forum koordinasi tersebut, juga menceritakan pengalamannya saat berpartisipasi dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Gugus Tugas KLA, Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kota Tanjung Pinang 2020, hingga melakukan audiensi langsung dengan Wali Kota Tanjung penghargaan sebagai FA dengan PAPP terbaik se-Indonesia pada DAFA Award Tahun 2020.

"Kita tidak hadir semata-mata duduk dan pulang, namun kami memiliki kesempatan yang sama dengan jajaran pemerintah yang hadir untuk menyampaikan aspirasi. Kami menyuarakan apa saja yang diperlukan oleh anak-anak di Kota Tanjung Pinang, sehingga anak-anak di sini bisa lebih sejahtera," kata Marsantya.

"Kami juga selalu melakukan audiensi dengan Wali Kota Tanjung Pinang selama 2 tahun belakangan ini. Di hadapan Wali Kota, kami menyampaikan keluh kesah, ketidaksetujuan, kritikan, saran, dan keinginan anak-anak Kota Tanjung Pinang. Kami merasa sangat dihargai dengan adanya audiensi ini. Apa yang kami sampaikan direalisasikan di tahun 2021 ini, salah satunya adanya Musrenbang Anak Kota Tanjung Pinang,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Woro Srihastuti Sulistyaningrum menegaskan, wacana yang dibangun tersebut jangan sekadar menghasilkan suatu output, tetapi rencana untuk anak-anak tersebut, benar-benar dapat diterima dan dimanfaatkan oleh anak-anak.

Selain sebagai penerima manfaat, Woro menjelaskan bahwa dalam pembangunan, anak dapat menjadi agen perubahan, komunikator program, dan supervisor.

Hal ini telah dilakukan oleh wadah Forum Anak, diantaranya adalah ketika mereka melakukan trauma healing dengan pendekatan peer to peer kepada anak-anak terdampak bencana, dan mendorong Kawasan Tanpa Rokok (KTR). []

Baca juga:

Berita terkait
Kemen PPPA Fokus Amanat Konvensi Hak Anak
Kemen PPPA berfokus pada amanat Konvensi Hak Anak dan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Menteri PPPA: Mendongeng Kuatkan Ikatan Batin dengan Anak
Membacakan dongeng dan bercerita pada anak merupakan stimulasi yang sangat baik bagi perkembangan otak, imajinasi, kemampuan berbahasa.
Menteri PPPA: Perempuan Pelaku UMKM Menopang Ekonomi Bangsa
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengungkapkan perempuan pelaku UMKM menopang ekonomi bangsa saat masa pandemi.
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.